Kamis, 17 Maret 2016

Maaf, Mungkin Saya yang Kurang Gaul

Maaf, mungkin saya yang kurang gaul..
Makanya saya jarang ikut momen gosip cantik karena isi gosipnya kebanyakan mengenai cinta, khususnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Beberapa kali saya pernah berkata bahwa 'Mungkin bukan dia yang PHP, tapi dirimu yang berharap terlalu banyak', tapi sepertinya kata-kata saya tak pernah ditanggapi dengan serius kan?

Maaf, mungkin saya yang kurang gaul..
Makanya saya jarang ikut acara makan bersama di resto luar. Saya dididik di rumah untuk tidak pernah mengeluhkan makanan yang tersaji di depan mata, makanya saya selalu risih tiap kalian komplain macam-macam mengenai rasa makanan sini yang kurang bumbu jika dibandingkan dengan makanan kampung halaman, terutama untuk urusan kurang pedas. Bukankah bahkan seorang Rasul hanya akan diam saja ketika ada makanan yang tidak beliau suka? Saya pernah berusul untuk membawa sambal botol sendiri dari rumah agar mendapatkan rasa pedas yang sesuai, tapi sepertinya kata-kata saya tak pernah ditanggapi dengan serius kan?

Maaf, mungkin saya yang kurang gaul..
Tapi saya jadi ingin bertanya, ketika kalian membaca buku atau artikel dari para pengarang yang memiliki pemahaman baik mengenai hidup (sebut saja Tere Liye, Kurniawan Gunadi, Azhar Nurun Ala, Mutia Prawitasari, Yunus Kuntawi Aji, dll) apa saja kah yang kalian nikmati? Hanya quote galaunya kah? Hanya alur romantisnya kah?

Maaf, mungkin memang saya yang kelewat kurang gaul..
Saya menyerap semua hal baik yang dapat saya serap, termasuk ilmu dasar bahwa kebahagiaan hanya dapat diciptakan oleh diri dan pikiran saya sendiri. Termasuk turunannya jika ingin dijabarkan adalah hal sesederhana untuk tidak perlu berharap terlalu banyak kepada seseorang dan membawa sambal ke manapun.

Sekali lagi,
Maaf, mungkin memang saya yang kurang gaul.
Tapi kewajiban saya untuk mengingatkan, insya Allah, sudah gugur.

Tidak ada komentar: