Kemarin tuh pada hari Jumat-Sabtu, tanggal 6 dan 7 Agustus 2010 ada Bimbingan Instruktur (Bintur) untuk angkatan XXII, dengan XXI tercinta sebagai panitianya.
Pada saat kita berkumpul untuk membahas makanan yang harus dibawa dan lain-lainnya, mau ga mau kita harus
flash back ke zaman setahun yang lalu, saat kita Bintur.
And here the story goes..
Kita akan Bintur pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 8 dan 9 Agustus 2009, dan tugas-tugas Bintur diumumnkan pada hari Jumat, tanggal 7 Agustus 2009, saat kumpul siang setelah shalat Jumat. Lalu kita sepakat untuk menjadikan rumah Anna sebagai basecamp pada hari Jumat itu.
Akhirnya kita semua bersama-sama pada ke rumah Anna untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa. Nicko dan Radit sebagai orang bermotor bertugas nganterin Siescha dan Manda untuk ke pasar dan cari barang-barang. Ayu dan Oki sebagai orang paling banyak duit menyumbangkan uang mereka untuk nombokin barang-barang yang akan dibeli, yang nanti ujung-ujungnya digantiin sama XXI yang lainnya. XXI lainnya menetap di rumah Anna dan mengerjakan ID.
Untung aja anak-anak yang pada ke pasar punya sistem 'Nemu Barang-Terus Pulang' jadinya mereka beberapa kali bolak-balik ke pasar dan membawa barang-barangnya ke rumah Anna, sehingga kita yang pada di rumah Anna bisa merapikan dan memasukkan ke kantong plastik dengan warna yang telah ditentukan.
Kerjaan gw ga jauh-jauh, ngitungin barang-barang. Gw yang ngitungin kacang ijo 210 butir, yang selanjutnya jumlahnya dikira-kira dan dijadikan acuan untuk kacang ijo lainnya. Gw juga yang ngitungin 21 pacar cina merah dan 21 pacar cina putih, serta 21 leunca.
Di rumah Anna tuh kita ngerjain sambil ga berenti-berenti ketawa. Ada Ipol yang bergelimang pete. Ada yang komplain gara-gara namanya salah tulis di ID. Ada yang motong-motongin wortel, timun, dan sejenisnya. Ada yang malah nonton TV sambil bantu doa. Bahkan ada juga yang malah mainin
kwetiau.
Setelah lumayan sore dan udah ada banyak banget kantong plastik yang berisi bahan-bahan makanan, lalu kita bingung, gimana cara ngebawanya? Untung aja Manda sore itu bakal dijemput, dan seluruh barang-barang itu kita taro di mobil Manda sambil ngomongin buat besok.
Akhirnya kita sepakat menjadikan rumah Siescha sebagai
basecamp esok hari. Kita bakal kumpul dulu di rumah Siesha jam 9 untuk persiapan terakhir.
Pada keesokan harinya, ternyata gw
lagi-lagi dateng paling pagi, dan kerjaan gw sepanjang hari adalah bolak-balik antara rumah Siescha dan jalan raya, via gang tempat dia tingal, gara-gara banyak XXI yang ga tau rumah Siescha.
Setelah kita semua me-review materi yang didapat selama Pra-Bintur, akhirnya sebagian dari XXI pada numpang tidur dulu di rumah Siescha karena kita yakin nanti malam pasti susah tidur. Gokilnya, hari itu tuh ada penyergapan Amrozi cs oleh Densus 88, dan kita-kita yang ga pada tidur tuh kerjaannya ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul dan ketawa-ketawa sambil nonton TV yang menayangkan penyergapan tersebut.
Salah satu orang yang tidurnya paling kebo siang itu adalah Monox, dan setiap dia ngedenger ada suara ribut-ribut, dia akan bangun dengan muka beler dan berkata :
"Ada apa? Ada apa? Amrozi udah ketangkep?"
Padahal tuh kita lagi asik ngobrol..
Rada siang, Manda dateng naik mobil dan ngebawa bungkusan-bungkusan plastik yang kita titipin kemarin. Oya, satu lagi, Manda juga membawa Pristin, nama merek air minum isi ulang milik dia. Dan sukseslah Bintur XXI disponsori oleh Pristin..
XXI diberi instruksi untuk berkumpul pada pukul 16.21 di sekolah dan datang secara bersama-sama. Akhirnya, setelah shalat Ashar, kita bergegas ke kosan Tita buat menaruh barang-barang berharga yang tidak boleh dibawa. Di kosan Tita, palu XXI punya ide gokil, yaitu menyusun barisan biar nanti ga ribet lagi kalo udah Bintur.
Akhirnya, terbentuklah tiga jenis barisan, yaitu, barisan saat laporan, barisan saat orang yang laporan udah masuk barisan, dan yang tergokil adalah barisan kalo nanti malemnya Bayu datang. Itu seru banget.. Walaupun ujung-ujungnya ga diaplikasikan dengan sempurna.
Saat di sekolah, kita tiba dengan telat 2 menit. Lalu baris di Lapangan Dalam dan mendapat sebuah pertanyaan yang lumayan membuat gelagapan :
"Apa filosofi dari ID kalian?"
Dan ditunjuklah seseorang yang beruntung, yaitu Lulu Amanda, untuk menjawab pertanyaan itu. Gw shock banget ngedenger pertanyaan kayak kitu, secara, kita emang ga bikin filosofinya apa..
Applause ga berenti-berenti dari dalam hati gw untuk Lulu karena berhasil mengarang filosifi ID kita dengan gemilang.
Lalu kita pun masuk barak, dan ada sebuah kejadian yang menurut gw cukup menggemparkan di barak cewek. Binturnya kan belum mulai, tapi ada seseorang yang luar biasa loyal kepada Pandawa 16 dari angkatan XXI, yang beberapa bulan ke depannya dia menjadi seorang Anggota Sejati Binlat, tiba-tiba pingsan dan pingsannya itu masuk ke kolong meja.. Gokil..
Trus ada juga kejadian gokil lainnya, jadi tuh seri XXI saat itu ada sekian ribu sekian ratus tiga puluh. Dan ditanya oleh Teh Libna :
Teh Libna : Hey, kalian mau ngebayar seri kalian berapa? Seri kalian tuh udah terlalu banyak, Dek!!
Tita : *dengan tegas dan tidak berdiskusi dengan XXI sebelumnya* Siap, Teh. Kami mau bayar 30 seri!!
Teh Libna : Hey, kalian harus berapa kali push up kalo mau bayar 30 seri!..
Gw : *dengan kemampuan menghitung lumayan cepat yang dianugerahkan oleh Allah SWT* Siap. 480 push up!!
Tiba-tiba gw merasa ruangan barak itu langsung sunyi, dan gw yakin, orang-orang yang ada di barak sedang mengitung.
Teh Libna : *menunjuk ke arah gw dengan muka galak, tapi sempet freeze sekitar 4 detik, dan gw yakin dia sedang ngitung saat itu* Iya!! Benar kata teman kalian!! 480 push up!! Kalian sanggup, Dek?
Haha.. Sekarang, insiden itu menjadi obrolan yang everlasting bersama XXI..
Lalu saat makan malam, ada beberapa insiden yang terjadi. Ada behel Oki yang karetnya lepas. Ada juga Aya yang sakit gigi. Yang ter-enggak banget adalah gw, gigi gw patah..
Lu emang aneh Dil..
Sebenernya ada kejadian luar biasa gokil antara Monox dan Radit saat makan, tapi ga bakal gw tulis di sini karena membahayakan nama baik Monox.
Saat makan, ada juga Ipol yang tiba-tiba lari ke arah Radit. Haha.. itu keren banget, Pol.. Gw suka gaya lu.. *XX dan XXI yang ikut Bintur pasti tau apa yang dilakukan Ipol*.
Oya, kalo yang insiden antara Monox dan Radit gw tulis percakapannya di sini tanpa mencantumkan body language yang dilakukan saat itu, maka akan menjadi seperti ini :
Monox : Emmmmh.. emmmmh..
Radit : Emmh.. emmh.. emmh..
Monox : Hoek..
[Silakan diterka apa yang sebenarnya sedang terjadi]
Ajaib lu, Nox..
Wah..
Ga habis-habis kalo cerita tentang Bintur XXI.
Saat dibangunin dari tidur juga lucu. Jadi tuh kita tidur di atas meja dengan Tita berada di atas kepala gw, Nabil berada di atas bahu kanan gw, serta Ipol yang tidur secara diagonal dan kakinya yang hanya berada beberapa cm dari pinggang gw dipadukan dengan gw yang tidur di pinggir meja. Saat dibangunin, mungkin pada kaget gara-gara masih asik tidur, mereka bertiga serentak kaget, dengan badan mereka yang tersentak, secara tidak langsung mereka bertiga menendang gw, dan gw jatuh dari meja.
Saat masih berusaha berdiri sambil rada kesakitan, ditambah lagi seseoraang yang berkata..
Seseorang-Yang-Gw-lupa-Entah-Siapa : Hey, kamu, lama banget sih baris gitu doang..
Pengen rasanya gw berargumen bahwa gw baru saja jatuh..
Ada juga insiden gokil yang terjadi di sebuah ruangan yang berlangsung setelah kita dibangunkan dari tidur. Tokohnya adalah temen gw yang pingsan saat di barak tadi, sorang purna, dan temen gw satu lagi yang IDnya jatoh. Itu tuh gokil..
Ada juga tes mengenai kepekaan jadi instruktur..
Ini yang paling gokil sepanjang masa!!!!
Gw menuruti komando yang diberikan oleh seseorang yang mengendarai motor saat memberi komando kepada gw..
Aneh lu, Dil..
Banyak banget deh
behind the scene Bintur XXI..
Ada yang jadi dirigen dan malah jalan ke tengah lapangan.
Ada yang pas pagi-pagi dan ada lagu
Heal The World.
Ada juga makanan saat sarapan yang nempel di kaca mata gw yang mengakibatkan gw tidak memakai kaca mata setelahnya.
Pokoknya..
XXI is the best lah..
Sayang XXI selalu :)