Minggu, 25 Mei 2014

Amunisi

Amunisi hari ini,
Semoga cukup untuk menghadapi 4 minggu ke depan
:)

Terima kasih karena selalu bisa menjadi tempat pulang yang menyenangkan
:'

Bismillaahirrahmaanirrahiim
:)
Uceng, gue

Uceng, Monox, gue, Boboho Yogo, Zego
Takkan redup berpijar kan ya?
:')

Catatan:
Bintang tamu Closing Smansa Day hari ini adalah Sheila on 7, dan you know lah lagunya cheesy-galau gitu. Selama Sheila on 7 nampil, di samping gue ada Uceng dan hujan turun rintik-rintik.

Triple combo galau
Haha
*bukaaan, gue bukan ngegalauin Uceng kok, Uceng mah ada lagi yang digalauin*

Btw, gue mau menulis ulang aja sedikit dari lagu sore ini.
Seberapa pantaskah kau tuk kutunggu?
..
Celakanya hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Dan di sini gue mau menyampaikan sedikit mengenai postulat gue mengenai mengutip. Bahwa seseorang ga akan mengutip, atau meng-quote, atau sejenisnya lah apabila ga setuju dengan pernyataan yang dikutip tersebut.

Sabtu, 10 Mei 2014

Pembatas Buku

Berkali-kali Ibu dinas sana-sini dari sejak gue masih kecil dan gue hampir selalu bingung tiap ditanya,
"Mau oleh-oleh apa, Kak?"
Gue baru punya jawaban atas pertanyaan itu sekitar 2 tahun lalu,
"Pembatas buku, Bu."
Kalo ga ada pembatas buku?
Ya berarti belom rezeki. Hehe.

Apabila sebuah buku dianalogikan sebagai sebuah kehidupan, maka membaca banyak buku akan membuatmu berkali-kali merasakan kehidupan.
Amunisi untuk hidup berkali-kali :3
Somehow, sejak sekitar setahun lalu gue kepikiran sesuatu. Kayaknya lucu kalau souvenir nikah gue nanti pembatas buku yang unyu-unyu,

Untuk menemani orang-orang yang ingin hidup berkali-kali..
:')

Kamis, 08 Mei 2014

Patah Hati

Pagi hari ini, mood gue dibolak-balik dengan whatsapp dari salah satu temen SMA gue. Orang yang dipersaudarakan oleh lingkaran cahaya dengan gue, ta'akhi gue.

As usual, gue ga pernah nangis di depan orang yang bikin gue nangis. Termasuk pengumuman LKBB, gue ga pernah nangis di lapangan apapun hasil lombanya. Tapi keluar lapangan gue langsung nangis.

Pagi ini juga sama. Gue ga nangis pas baca message whatsapp-nya. Tapi begitu gue tutup aplikasinya, gue langsung nangis.

Alay sih..
Alay banget malah..
Seharian nangis, ga nangis kayak film India gitu kok, enggak. Cuma menetes secara tak terduga aja dengan intensitas cukup sering..

Gue cerita ke salah seorang temen kampus, tapi ga membantu. --"
Sepertinya temen kampus gue itu ga ngerti aspek sebelah mananya yang bikin gue sampai nangis.

Sejujurnya, gue merasa kehilangan. Meskipun secara harfiah temen gue itu ga ke mana-mana, tapi ada hal lain yang bisa dimaknai bahwa sesungguhnya dia ga benar-benar ada di sini.
Bukankah rasa kehilangan adalah indikasi dari rasa memiliki?

Pokoknya gue mah sayang lu selalu lah, karena Allah
:"

Takkan redup berpijar ya
:"

Jadi tinggal bertiga T___T *nangis lagi*

Rabu, 07 Mei 2014

Quote of The Day

Sebenenernya dia selalu gue jadikan pilihan terakhir untuk dimintain bantuan sih, tapi dia selalu ada.
.Seseorang yang sudah hampir 5 tahun sekelas dengan gue.
Selalu ada..
:)
Yang cuma nyemangatin memang bakal kalah sama yang selalu ada..

Didoain aja atuh lah yang gitu mah..
:3

Sabtu, 03 Mei 2014

Smansa Day

Rasanya ga berlebihan jika gue berkata bahwa Smansa Day kini udah jadi perayaan pelajar Bogor. Selama sebulan lebih, sejumlah 27 organisasi, semi organisasi, dan ekskul *udah berubah belom sih jumlahnya?* Smansa mengadakan event-event kece untuk tingkat SMP-SMA (ga banyak yang acaranya untuk SD) dengan skala Kota-Kabupaten Bogor dan tak lupa acara untuk internal Smansa.

Setelah sebulan memuaskan pelajar Bogor (dan khususnya Smansa) dengan serangkaian acara kece, penutupan Smansa Day-lah sebenarnya jadi perayaan untuk warga Smansa-nya *big thanks to OSIS dari masa ke masa, semoga lelahnya dibalas Allah dengan sebaik-baik balasan*.

Penutupan Smansa Day ini bener-bener magnet bagi elemen Smansa. Rela-relanya pada pulang untuk sekedar desak-desakan di Lapangan Dalam, menikmati bintang tamu yang hampir selalu kece, ketemu temen-temen lama, dan sekedar salam sama guru. Atau mungkin untuk sekedar makan di kantin Smansa yang sumpek, semahal kantin Sapta, tapi jauh lebih enak :3.

Cukup tau aja, gue kenal seseorang yang kuliahnya di ITS, pulang abis Jumatan naik pesawat biar Sabtu bisa datang ke closing, lalu Minggu paginya terbang lagi ke Surabaya.

Kalo mengacu pada fungsi pelayanan dari BEM, semua ekskul Smansa rasanya berlomba-lomba melayani warga Smansa di Smansa Day ini. Sebagian besar (kalo ga mau dibilang semua) acaranya bermanfaat serta mengakomodasi kebutuhan dan keinginan warga Smansa. Bener-bener dari Smansa, oleh Smansa, untuk Smansa.

Sarana aktualisasi diri? Banyaaaaaaaak.
Ada Smansa Idol, lomba band, lomba tari saman per kelas, lomba fotografi, workshop dan seminar tentang jurnaslitik, workshop dan seminar kewirausahaan, sampai lomba broadcasting juga ada.

Olah raga? Ga usah nanya.
Ekskul Smansa ada segambeng-gambreng yang tentang olah raga. Ada ekskul voli, futsal, badminton, basket, pingpong, serta sebarek ekskul bela diri. Dan semuanya bikin event.

Pengen hiburan?
Ya jadi penonton dari orang-orang yang mau aktualisasi diri aja :p
Atau enggak, nonton anak SMP lomba baris-berbaris. Lucu loh, hehe, ekspresinya pada ga selow dan formasinya juga kece-kece. Dan gue baru tau Jatayu Challenge itu ada singkatannya, 'Join The Adventure of Solidarity and Trust Your Unity'. Udah lah ya, Smansa paling jago emang kalo bikin singkatan yang maksa --"
Tuh kan, ada lagi 'Metamorph', singkatannya rada maksa tapi tetep keren
Gue nyari tentang Jatayu Challenge di google, malah nemu ini.
Adek angkatan gue di Pandawa samanya kagak beres kayak gue ternyata --"

Butuh siraman rohani?
DKM-nya Smansa juga bikin acara kok. Ada tabligh akbar dengan tema dan pembicara yang biasanya keren. DKM Smansa juga setia menjadi timer shalat. Gue tanya deh, konser musik di mana lagi coba yang berenti main musik pas ada adzan dan personil band-nya langsung turun panggung trus ke mushala? Cuma di Smansa deh kayaknya.
Ada Azhar Nurun Ala *teruuus?*

Atau butuh yang rada muter otak dikit?
Ada KIR dan ekskul bahasa Inggris yang juga bikin acara di Smansa Day.
Noted, 10-11 Mei udah gue kosongin kok untuk star party

Atau mau tau 2 organisasi jadul dengan tampilan modern?
Coba dateng aja ke acaranya LSWK [Liman Seta-Wijaya Kusuma] (nama ambalan pramuka Smansa) dan PMR Unit SMAN 1 Bogor.

Ada perbaikan untuk Smansa-nya ga sih di Smansa Day? Ada doooong.
MPK Smansa biasanya bikin spot aspirasi gitu untuk perbaikan sistem dan lalalala dari Smansa sehingga semakin terasa homey.

Kalo gue perhatiin lagi, proker umum dari BEM dan LDF (bahkan UKM) di IPB udah ada di Smansa Day. Tabligh akbar ada, seminar muslimah ada, seminar jurnalistik ada, seminar kewirausahaan juga ada, donor darah ada, lomba seni ada, lomba olah raga ada, lomba bahasa Inggris ada, tes kesehatan ada, advokasi dengan stakeholder juga ada, bazar lalalili udah mutlak ada *secara itu jadi sponsor*, sampe konser musik juga ada. Yang ga ada ya palingan seminar pascakampus, seminar pranikah *lu pikir Diiiil --"*, dan pencerdasan isu doang.

Mengacu pada event kampus yang sudah hampir 3 tahun ini gue amati, hal yang gue salut banget sama Smansa Day adalah ga ada acara yang overlap. Memang sih sepertinya akan sangat susah bagi kampus untuk bikin acara yang ga overlap (secara massa IPB ada 20.000 orang dan Smansa cuma 1000 orang), tapi sepertinya bisa dilakukan kalo misalnya memang ada koordinasi yang intens.

Somehow pas TPB gue dan Ari pernah berandai-andai mau mencoba menerapkan sistem Smansa Day di kampus tapi sepertinya susah coy --"

Jadi inget 2 tahun lalu pernah mendengar kata-kata dari seseorang yang meng-klaim berasal dari jurusan tergabut dari fakultas tergabut di IPB,
"Pokoknya, jangan bandingin Smansa sama kampus kalo ga mau kecewa."
Sempat lupa untuk ga membandingkan, jadinya udah sempat kecewa, haha. Tapi tetep ga kapok --"

Dari segi sponsorship. Gue ngerasa nyari sponsor untuk Smansa Day lebih mudah ketimbang nyari sponsor untuk acara BEM fakultas gue. Gue juga bingung kenapa bisa gitu.

Dari analisa abal-abal gue adalah Smansa itu mentok sama tradisi. Tapi itu yang jadi sisi positifnya. Nama acara ekskul dari taun ke taun ituuuuuu mulu. Nyaris ga berubah.

Mentok sama tradisi itu yang malah memberi keuntungan. Nama acara udah ada, konten juga ga beda-beda jauh, jadinya bisa gerak cepat. Trus ketika nyari sponsor pun bisa gampang menjelaskan acara taun lalu kayak apa, yang dateng sebanyak apa (ini jatohnya untuk massa pendengar adlips dan feedback ke pihak sponsor semisalnya buka stand), dan lain-lainnya.

Bahkan, saking konten closing Smansa Day yang gitu-gitu mulu, gue pernah baca contoh eksum OSIS untuk closing, dan di situ dicantumkan,
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 2000 orang siswa dan alumni SMA Negeri 1 Bogor.
Lengkap dengan foto keriuhan Closing Smansa Day ba'da ashar, pas sedang rame-ramenya.
Gimana juga ga tertarik sponsornya?

Closing Smansa Day 2011, sampe tumpeh-tumpeh
Dari segi SDM, Smansa Day ga ada OR-OR-an dan nyaris ga ada yang gabut di kepanitiaan. Masing-masing berusaha melakukan yang terbaik untuk acara ekskulnya. Punya ekskul 3 biji kayak gue? Ya sampe tepar-tepar deh itu ngurus 3 ekskul sepanjang Smansa Day.

Kadang gue suka ga paham, intensitas orang gabut ketika tergabung kepanitiaan di Smansa itu jauh di bawah kampus. Kalo ada yang gabut sekalipun, yang nge-back up dia bisa banyak banget. Trus kalo ada yang gabut juga, tapi timeline bisa tetap selesai pada waktunya. Mungkin tempat ini yang memang terlalu ideal, saingan keidealannya yang gue temukan sejauh ini baru negeri dongeng.

Di Smansa rasanya agak tabu kalo ga punya ekskul. Masa iya dari sekian puluh ekskul itu ga ada satupun yang nyantol di hati? Ada sih temen deket gue yang punya ekskul tapi memutuskan untuk vakum karena dia mau fokus ke akademik. Alhasil dia sekarang peringkat 5 besar FKUI di angkatannya.

Mungkin hal paling fundamental dari acara Smansa Day dan serangkaian kehidupan gue selama di Smansa adalah sense of belonging. Acara tiap ekskul di rangkaian Smansa Day itu selalu rame karena seluruh elemen Smansa punya rasa memiliki satu sama lain (pencilan banget lah yang ga punya sense of belonging di Smansa). Rasa memiliki atas Smansa. Ini Smansa-nya gue, Smansa-nya lu, dan Smansa-nya kita. Anak gaul aja tetep dateng ke acara tabligh akbar DKM walaupun mukanya manyun. Anak DKM juga ada yang dateng ke acara modern dance walopun istighfar dari awal sampai akhir (fyi, dua aliran ekstrem kanan-kiri di Smansa adalah anak DKM dan anak gaul).

Begitu..

Sebenernya post ini ga ada niat membandingkan sih, meskipun ujung-ujungnya jadi terasa membandingkan, da apa atuh gue mah dari sejak TPB juga gagal mulu untuk move on dari Smansa.

*Nih, biasanya di dunia nyata gue suka diceng-cengin secara keroyokan kalo udah mulai ngomongin tentang Smansa di blog*

Oiya, ini ada oleh-oleh logo Smansa Day taun ini, gue suka banget kata-katanya.
Take a chance, make a change

Kamis, 01 Mei 2014

Senyum Hari Ini

Terima kasih,
Ternyata gue memang selalu punya tempat untuk pulang.
:')

Terima kasih atas senyum hari ini.
:)
(Kemaren gue abis ngerekap cashflow selama kepengurusan sambil ASPK lhoo, cukup membuat untuk ga senyum)

Tentang curhatan seorang teteh mapres Ilkom mengenai dosen pembimbing tesisnya. Dosen tersebut ternyata adalah dosen yang sama yang menyebabkan gue hadir hari ini dengan membawa buku hardcover seukuran folio.
*yang pernah semester 6 di TIN pasti ngerti*

Tentang macet di kasur.
Tentang Soto.
Tentang Amilosa dan amilopektin.

Tentang japri yang ternyata jarkom.
*you know me so well*

Tentang ngakunya anak sekolah, trus akhirnya ngepoin kampus, tapi ujung-ujungnya malah ga tau di sekolah ada apa.

Dan yang paling sensasional adalah tentang bidang dengan bahasan paling horor tapi hashtag-nya #YoWisBen.

Oiya, satu hal, gue ngefans sama PPTX-nya Pak Mas'ul. Itu PPTX keren bangeeeeet :)
Niat paten bikin PPTX seunyu itu :3

Ya Allah, tak henti-hentinya terima kasih karena dipertemukan dengan mereka
:)

Bikinan Pak Mas'ul
Sayang kalian semua karena Allah :')