Selasa, 15 Agustus 2017

Dekiru

Dekiru ini kata dari bahasa Jepang yang artinya adalah "able to..".Intermezzo sedikit, nama temannya Nobita dan Doraemon, Dekisugi, juga "Deki"-nya berasal dari "dekiru" dan akhiran "sugi" itu untuk kurang lebih artinya "too", atau kalau kata Bang Rhoma mah, ter-la-lu~. Jadi sebenarnya Dekisugi itu kurang-lebih artinya adalah "terlalu bisa apa-apa". Iya kan? Doi jago pelajaran, seni, olah raga, dan lain-lain. Hahah..

Oke
Sekian intermezzo-nya
Let's start with serious part

Ketika masih kecil, ada saatnya gue merasa bahwa ada kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat kita kuasai secara otomatis ketika kita sudah dewasa. Ketika seluruh tetangga gue yang lebih besar bisa main sepeda keliling kompleks, gue kira kita semua akan bisa bersepeda ketika mencapai umur tertentu. Ketika gue lihat anak-anak yang lebih besar bisa membaca, gue kira kita semua akan bisa membaca suatu hari nanti ketika mencapai umur tertentu. Ketika melihat seluruh om gue dapat mengendarai mobil dan motor, gue kira semua laki-laki akan bisa mengendarai mobil dan motor pada usia tertentu. Contoh lainnya adalah termasuk ketika teman-teman laki-laki gue dikhitan. Satu-satunya contoh yang agak relevan dengan teori awal gue adalah perihal tanggalnya gigi susu, just it.

Semakin besar, gue jadi sadar bahwa sesungguhnya tidak sesederhana itu. Ada yang namanya proses. Kita ga akan tiba-tiba bisa tengkurap, berguling, jalan, merangkak tanpa ada kemauan dan dorongan untuk belajar. Kita ga akan tiba-tiba bisa baca, menulis, berhitung di umur 4, 5, atau 6 tahun kalau sebelumnya ga pernah belajar untuk itu. Kita ga akan bisa tiba-tiba naik sepeda kalau kita ga pernah belajar untuk itu. Ga akan bisa naik motor. And so on..

Di situ gue jadi sadar, kita belajar banyak banget ya waktu masih kecil :)
Trus jadi mikir, kok kita ga belajar sebanyak itu ya sekarang?
Seharusnya umur bukan alasan untuk tidak belajar, 'kan?

Makanya ada momen-momen tertentu ketika kita merasa bahwa kok hari-hari kita berjalan dengan cepat ya?
Kok kayaknya baru kemarin keterima kuliah, masuk asrama, jadi peserta MPKMB, jadi panitia MPKMB, Techno-F, Hagatri, PDRP dapat C, PL seru 2 bulan, jadi asprak, PP sampai tipes, presma kampr*t mundur dari jabatan, seru-seruan bareng Pimpinan BEM KM, penelitian di sungai, exchange setahun ke Jepang, nulis skrispi, sekarang udah lulus?

Sesungguhnya dari salah satu buku yang pernah gue baca tentang suplemen otak, otak itu punya persepsi waktu sendiri sesuai dengan banyaknya hal baru yang dia pelajari. Semakin banyak hal baru yang kita pelajari maka waktu terasa lebih lama, semakin sedikit hal baru yang kita pelajari maka waktu terasa semakin cepat. Itu juga salah satu alasan relativitas waktu kenapa hang out sama teman kok rasanya cepat tapi belajar bab sulit matematika kok rasanya ga kelar-kelar. Itu juga alasan mengapa perjalanan pergi ke suatu tempat baru terasa lebih lama daripada perjalanan pulang dari tempat tersebut.

Lalu, gue jadi ingin punya hidup yang lebih lama. Bukan harus secara harfiah hidup sampai seratus tahun or something related.
Tapi dengan belajar hal-hal baru, biar "dekiru"-nya lebih banyak, biar ga hidup cuma dengan rutinitas saja, biar otaknya tidak mati sebelum waktunya.

Yuk?