Senin, 22 Desember 2014

Kamu..

Iya.
Memang itu jawabannya.

*ga ngerti kaaan?*
*hehehe*

Jumat, 12 Desember 2014

Menatap Masa Lalu

Hal terjauh bagi manusia adalah masa lalu. Secara spesifik mungkin harus digarisbawahi bahwa yang jauh itu adalah masa lalu dari orang yang bersangkutan.

Pada kenyataannya, kita senang terjebak dalam masa lalu. Kita senang mengingat masa lalu, lalu menceritakannya. Kita menulis, mencatat, dan mendokumentasikan hal-hal yang pada intinya bertujuan untuk mengabadikan masa lalu.

Sebenarnya masa lalu itu tidak sejauh yang kita kira. Itu semua bergantung dari masa lalu (si)apa.
8 menit 19 detik juga tetap masa lalu.
Matahari Desember pagi dari jendela kamar

Dan aktivitas paling menyenangkan dengan masa lalu adalah,
Stargazing.
sumber gambar http://community.usvsth3m.com
:)

Kamis, 11 Desember 2014

Terapi

Sejak kecil gue sangat sering batuk di musim hujan. Sekalinya sudah batuk, beeeeuh, jangan ditanya, bisa lamaaaaaaaaaaaa sekali. Lama dalam durasi tiap batuknya, juga lama sembuhnya.

Penyakit batuk gue juga gejalanya tak kunjung berubah. Sampai gue hapal. Awalnya biasanya radang hingga badan demam, lalu berubah menjadi batuk kering. Jika ketika dalam fase batuk kering ini sudah dapat sembuh, syukurlah. Akan tetapi, ketika tak kunjung sembuh, silakan tunggu dalam hitungan hari sebelum berubah jadi batuk berdahak yang luar biasa tak enak.

Orang serumah sudah hapal, ketika gue sedang batuk parah maka jangan diajak ngobrol. Jika gue sedikit 'nakal' dan berbicara sekalimat, maka batuknya dapat mencapai setengah menit. Jika gue makan gorengan, jangan ditanya, efek sampingnya akan terasa dalam waktu kurang dari dua menit. Saking parahnya batuk gue, seringkali gue semalaman sulit tidur dan berulang kali terbangun karena batuk.

Akhirnya Ayah berteori agar gue melakukan sesuatu yang membutuhkan pengaturan pernafasan secara sadar sehingga batuk gue dapat mereda. Kelas 2 SD gue diikutkan les bela diri yang ada latihan pernafasan-pernafasan gitu. And it works.

Berhubung gue sejak kecil sudah terlalu petakilan, Ibu akhirnya menghentikan les bela diri gue. Dan gue kembali dilanda batuk di musim hujan berikutnya. Berkali-kali disuruh mencoba menerapkan ilmu pernafasan yang sudah pernah didapatkan ketika les bela diri lalu, tapi sudah keburu lupa, haha.

Kelas 4 SD, Ibu menemukan les lain yang mengatur agar gue bernafas secara sadar. Tentu saja lebih anggun ketimbang bela diri, les renang, and it works.

Satu hal yang menyebalkan adalah ketika sedang berenang dan tetiba ada hasrat ingin batuk *karena hasrat ingin batuk ini tidak dapat hilang secara total* *orang yang pernah batuk pasti paham, terkadang kita ingin batuk tanpa alasan yang jelas*. Hal yang paling sering terjadi dengan gue adalah tersedak air kolam. Les renang ini hanya bertahan kurang dari setengah tahun sebelum akhirnya berhenti.

Musim hujan berikutnya, ketika kelas 5 SD, gue kembali batuk-batuk dengan heboh dan orang tua gue sudah habis akal mengenai bagaimana caranya agar batuk gue berhenti *yakali masa tiap batuk gue disuruh berenang --"*. Lalu gue disuruh ikut les vokal. And it works. It really works.

Ketika bernyanyi maka gue akan bernafas secara sadar. Sadar mengenai kapan gue menghirup nafas dan sadar untuk membuangnya perlahan. Lagu favorit gue juga hampir selalu lagu dengan tempo lambat agar pernafasan gue teratur. Selama sekitar 10 tahun terakhir, itulah terapi yang paling efektif untuk batuk gue.

Pada dasarnya seluruh kesembuhan adalah anugerah Allah, tapi Allah tak akan mengubah suatu kaum apabila kaum tersebut tidak mengubahnya.
Am I right?

Kasus batuk terakhir?
Pekan terakhir November lalu, hari Minggu gue demam, Senin dan Selasa gue batuk kering. Hari Rabu sudah bermetamorfosis menjadi batuk berdahak yang luar biasa melelahkan hingga bahkan gue hanya senyum-senyum najong saja selama menjadi asisten praktikum. Hari Rabu itu pula ada tawaran untuk latihan vokal grup tampil di closing Together hari Jumat. Kamis dan Jumat gue batuk-batuk hebat sepanjang hari. Kamis dan Jumat juga gue latihan nyanyi nyaris tanpa ada batuk selama sesi latihan. Sabtu sembuh.
:)
Alhamdulillah

Lain kali ketika menemukan gue sedang batuk-batuk hebat, silakan putar lagu yang easy listening dengan tempo lambat dan biarkan gue bernyanyi.
:D

Terkadang gue merasa bahwa batuk ini adalah salah satu cara agar gue sedikit lebih 'sadar' dalam melakukan sesuatu, simpelnya saja seperti bernafas dengan sadar. Setelah gue pernah membaca buku milik Ibu, ternyata melakukan sesuatu tanpa sadar (seperti refleks dan di alam bawah sadar) itu melemahkan fungsi otak karena impuls bergerak tidak melewati otak melainkan ke sumsum tulang belakang.

Pernah suatu hari gue sempat hampir menyerempet angkot dan diteriaki oleh supir angkotnya,
"Woy, Mbak, ga pake otak ya lu!!"
Dan gue menjawab dengan teriak yang tak kalah kencangnya,
"Iya!! Gue pake sumsum tulang belakang!!"

Juga mungkin bernafas secara sadar ini merupakan cara untuk lebih 'sadar', agar berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu. Jangan asal.

Terkadang semua hal itu memang tergantung bagaimana cara memaknainya.
:)

Minggu, 30 November 2014

Every 'First' is Always Special

Dulu gue pernah (kalau tidak mau dikatakan sering) mengikuti training motivasi ketika di SMA *mungkin imbasnya sekarang adalah gue menjadi sangat malas untuk mengikuti seminar-seminar dan sejenisnya karena saking seringnya ketika SMA dulu*. Gue ingat bahwa pernah ada salah satu materi tentang "How to be memorable" dan akronim kata kunci dari hal itu adalah FLOIA.

FLOIA ini merupakan singkatan dari First, Last, Outstanding, Interesting, *dan gue lupa yang A ini apa*. Maksudnya apa? Maksudnya adalah untuk menjadi sesuatu yang diingat silakan lakukan salah satu dari hal-hal berikut, silakan jadi yang pertama melakukan, atau jadi yang terakhir melakukan, atau jadilah sesuatu yang outstanding, atau kerjakan sesuatu tersebut dengan cara menarik sehingga orang lainpun tertarik *dan sakali, satu lagi gue lupa*.

Berdasarkan penggalan memori yang telah terkubur lebih dari 5 tahun itu gue memang meyakini bahwa every first is always special.

Ceritanya, pertengahan November lalu gue mengikuti lomba vokal dalam acara olahraga-seni yang diadakan oleh himpunan mahasiswa di departemen gue. Ini adalah pertama kalinya gue selama di IPB mengikuti lomba vokal. Katagori lomba vokal apa yang gue ikuti? Solo pop.

Gila?
Not so.
Masih lebih gila pencalonan gue menjadi ketua Himalogin tahun lalu.

Meski begajulan ini, dahulu gue pernah mengikuti les vokal sejak kelas 5 SD hingga kelas 9 SMP *Orang lain: Ga ada tampang, Dil* *Gue: Iya, gue tau kok*. Bahkan seusai tampil, gue dapat langsung memperkirakan komentar dari juri yang mendengar.
"..kamu nervous.."
"..lagunya cukup susah dan kamu tidak ada satupun nada yang kepeleset.."
"..warna suara kamu unik.."

Komentar yang tidak gue perkirakan mah yang ini,
"..suara kamu bagus.."
Hehe

Hal ini spesial sekali menurut gue.
Masa bodoh orang lain mau berkata alay sekalipun.
Pe-er terdekat gue kini adalah memberikan hadiah untuk diri gue sendiri atas keberhasilannya dalam menaklukan ketakutan-ketakuatan dan asumsi tak penting yang sebenarnya tidak ada.

Menurut teman gue, ketika suatu hari lalu gue pernah berbusa-busa berkata mengenai jangan batasi diri tapi tahu batasan diri,
"Ketika lu melampaui batasan diri lu, maka sesungguhnya batasan diri lu itu memuai menjadi batas-batas yang lebih luas, menjadi batas baru lagi yang menunggu untuk dilampaui"
.Adik Satu Hari.

Di masa-masa terakhir gue di IPB, masih banyak hal yang menunggu agar dilakukan untuk pertama kalinya. Masih banyak momen spesial yang menunggu diwujudkan.
:)

Btw, selain ikutan solo pop, gue juga ikutan vocal group di hari yang sama.

Kalau kata dosen gue, ini namanya bukan sombong, ini namanya arogansi terukur

Selasa, 25 November 2014

Matahari

Dil, kenapa 'Matahari'?
Karena seringkali kita menatap purnama tanpa ingat bahwa sumber cahayanya berasal dari matahari.

Karena seringkali kita mengagumi kerlip bintang di malam hari tanpa sadar bahwa ada bintang terdekat dengan kita yang selama ini memberikan kehidupan.

Karena tak harus menjadi luar biasa untuk dapat bermakna, terkadang sederhanapun bisa.

Karena itu adalah hal yang kugunakan untuk merepresentasikanmu.

Senin, 17 November 2014

Para Jagoan

Mengutip quote kampanye dari tim sebelah, yang intinya,
Sejauh apapun melangkah, sebanyak apapun jejak yang diciptakan, pada akhirnya yang dibutuhkan adalah pulang ke rumah yang nyaman.

Inilah para jagoan gue tahun ini yang sudah membuat jejak di antero kampus :)

Gue yang setinggi ini tetap menjadi yang paling pendek jika bersama mereka #SalahFokusBanget


Yang berhasil membuat Fateta juara 3 di OMI;
Yang berhasil membuat Fateta juara 1 IAC;
Yang surplus departemennya mencapai hampir 10 juta dan menjadi sumber dana utama BEM Fateta;
Yang berhasil untuk pertama kalinya membuat acara persiapan pascakampus di Fateta;
Yang berhasil menerbitkan majalah dengan produksi massal, 600 eksemplar;
Yang berhasil merapikan administrasi publikasi BEM Fateta setelah tahun lalu dapat dikatagorikan sebagai berantakan;
Yang selama ini membuat publikasi-publikasi keren untuk BEM Fateta;
Yang *bisa-bisanya* terfikir untuk mendanus piring lukis *dan piringnya kece paten*;
Yang berhasil menjadi fasilitator penggelontoran dana luar biasa banyak  untuk membantu SPP mahasiswa Fateta yang membutuhkan;
Dan yang-berhasil-yang-berhasil lainnya
:)

Sehingga jangan disalahkan jika kami menjadi BEM Fakultas Terbaik se-IPB.
#MasihAjaSombong

Da gue mah apa atuh, hanya mengurus sekret BEM terluas se-IPB #MasihJugaSombong, tak lupa diiringi harapan kecil agar dapat selalu dijadikan sebagai tempat pulang yang menyenangkan setelah jauh melangkah.
:)

Kabir Kontrol Internal, Kadep Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Kadep Apresiasi Seni, Kadep Olah Raga, gue, Kadep Bisnis dan Kewirausahaan, Kabir Multimedia, Kabir Public Relation , *ini bocah bukan Kadep*

Hidup Mahasiswa!!

Rabu, 12 November 2014

I'm a Five Days Worker [Quote of the PL]

"Kangen itu bukan karena ingin bersama, tapi rasa yang timbul karena terbiasa bersama, dan tidak harus selalu bersama kan?"
.Seseorang yang mengaku filosofis ketika sedang bersama gue.
Iya, gue tau ini memang telat banget. Gue tetiba inget quote ini ketika sedang mengerjakan revisi laporan PL. Iya, gue tau cara kerja otak gue memang serandom itu kok.

Rabu, 29 Oktober 2014

Apapun Namanya

Gue kenal seseorang yang kontrakannya di Balio, tapi akhir-akhir ini rute pulangnya jadi memutar yakni Kampus-Laladon-Balio.

Gue juga kenal seseorang yang rumahnya di Ciomas, tapi rute pulangnya jadi memutar yakni Kampus-underpass Jalan Baru-Ciomas.
Tapi itulah cinta, ia memang kata kerja dan bukan kata benda. Maka ia terus bergerak tanpa pernah berhenti, ia ditakdirkan menjadi kata yang begitu berkarakter, penuh daya dobrak, tapi tetap saja sulit untuk didefinisikan.
.Azhar Nurun Ala. [dalam Tuhan Maha Romantis]

Kalau kata Tere Liye mah, 'Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta'
.Fitri Rabbani.

Untuk kasus lu? Ya nikmati aja, Dil
Doain. Seperti biasanya kan? Seperti sebelum-sebelumnya, kan? Doain.

:)
.Radha Santunnia.

Minggu, 19 Oktober 2014

Salah Seorang Adik

"Lu tau ga, Kak? Gue masuk BEM karena lu. Gue suka dengan penyampaian visi-misi dan cara lu ngejawab pertanyaan pas kampanye dan debat publik calon ketua Himalogin waktu itu. Apa lagi dengan jawaban lu untuk pertanyaan gue waktu itu di Korfat. Inget ga lu? Pokoknya dari ketiga calon, jawaban lu yang paling ngena buat gue. Makanya gue bertekad mau nyoba masuk organisasi yang ada lu-nya. Misalnya lu ada di Himal waktu itu, mungkin sekarang gue di Himal."
.Seorang Adik.

Atas sangat banyak cerita selama beberapa hari ini,
Terima kasih :)
Terima kasih banyak :'

Untuk yang saat ini sedang diperjuangkan,
Nikmati prosesnya,
Ambil pelajaran sebanyak-banyaknya :)

Senin, 13 Oktober 2014

Gerhana

Akhir-akhir ini di langit hatiku sering terjadi gerhana
Gerhana matahari lebih tepatnya
Dengan kamu sebagai mataharinya

Tapi persis beberapa hari lalu di langit bumiku juga terjadi gerhana
Gerhana bulan lebih tepatnya
Dengan kamu tetap sebagai mataharinya

Sebegitu tak relanya kah kamu, wahai Matahari?

..
Sayangku, ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
..
Dewi Lestari, dalam 'Firasat'

Selasa, 07 Oktober 2014

Beberapa Hari ke Belakang

Ada cukup banyak yang bertanya mengapa gue jarang nulis beberapa hari ini. Jawabannya sederhana. Gue punya wadah baru untuk menyalurkan apa-apa yang gue rasakan dan pikirkan. Berwujud. Nyata. Sehingga tak perlu repot-repot ke dunia maya.

Aktivitas menulis draft post di laptop yang gue lakukan selama beberapa hari ini adalah mencicil kisah tentang kalian.

Iya, kalian :)
Terima kasih..
Terima kasih atas sebegitu banyaknya sudut pandang yang sangat mengakomodasi cara kerja pikiran gue yang luar biasa random :)

Terima kasih atas penerimaan yang luar biasa hangat dan menyenangkan.
Terima kasih karena di sini gue merasa diberdayakan :) karena pada dasarnya tiap orang itu ingin diakui keberadaannya, ingin bermanfaat untuk orang di sekitarnya.

Kalau kata Ibu mah,
Untuk apa memperjuangkan sesuatu yang ada atau enggak adanya Kakak ga berpengaruh di situ?

Yang terpenting, terima kasih telah membuat gue selama 2 minggu ini menjadi anak rantau. Meski hanya 12 km dari rumah. Setidaknya perantauan 12 km ini memberi banyak pemahaman baru mengenai rumah, mengenai betapa objektif dan demokratisnya orang tua gue, mengenai hampanya keterpisahan, dan mengenai manisnya pertemuan.

Sebulan ke depan, sabar-sabar aja kalau mbak yang satu ini sedang kambuh rempongnya.

Satu hal yang gue semakin yakini adalah setiap orang memang punya potensi untuk menjadi baik, tinggal bagaimana mencari dan menggalinya
:'

Ayo bersiap,
Kencangkan tali #sepatu karena kita akan berlari bersama lebih kencang
:)

Do-Win
Lakukan-Menangkan
^^9

Rabu, 17 September 2014

Pandawa

Mentoring Smansa, XI MIA 3
Jumat, 5 September 2014

Teteh dulu ekskulnya apa, Teh?
Teteh dulu Pandawa, Vocsa, dan DKM super gabut pas regen. Tapi pas regennya udahan sih ga gabut-gabut amat.
Vocsa, Teh? Nyanyi dong, Teeeeh :3
Astor (asisten mentor) gue udah cuma geleng-geleng aja dengan ekspresi gagal paham.
Kok Pandawa dikit mulu ya, Teh, tiap kumpul regen?
Hehe, itu mah Teteh juga ga tau jawabannya dari dulu. Mungkin karena bukan di prioritas teratas kali ya? Kan Pandawa cuma semi-organisasi, bukan 4 organisasi besar Smansa.
Emang Pandawa keras ya, Teh?
Hehe.. Coba ditanya aja ke temennya yang Pandawa. Definisi 'keras' itu beda-beda soalnya..
Mental banget ya, Teh?
Fisik-mental sih sebenernya. Tapi ga sejahat SS deh kayaknya. Dulu Teteh pernah lari keliling lapangan dari jam 6 pagi sampe masuk sekolah selama seminggu. Seangkatan. Karena ada insiden pas upacara. Hehe..
Iya, Teh? Seriusan?
Iya, serius. Trus salah satu yang Teteh inget banget di Pandawa itu ada quote *padahal mah bukan quote sih, tapi diteriakin di depan muka* begini, 'Mental di atas fisik'. Pasti ngerti lah maksudnya gimana.
Iya sih, Teh, bener. Mentalnya anak Pandawa itu aku salut banget.
Iya, Teh. Satu hal yang aku kagum banget dari anak Pandawa itu mereka ga pernah ngeluh.
..


Materi Purna, Bintal Susulan calon anggota Pandawa 16 angkatan XV
Smansa, akhir 2012

"Pandawa memberikan saya arti baru mengenai kepemimpinan."
.Avicienna Ulhaq Muqodas.

"Saya ga pernah nyesel masuk Pandawa. Demi Allah.."
.Annisa Sophia.

Mental di atas fisik..
Ga pernah ngeluh..
Kepemimpinan..
*nelen ludah*
*menghela napas*


Kali ini saja,
Sedang sangat ingin berkeluh kesah, boleh?
Sedang sangat lelah diandalkan, boleh?

*singing*
 Don't you know I'm human too ~

Kamis, 11 September 2014

Obat yang Baik

Iya, gue tau ini memang alay kok :p

Semoga doa Ayah-Ibu dalam nama lu bisa terwujud secara sempurna :)

Selamat ulang tahun hei tetangga kamar,
Syifa Khairin
:)

Rabu, 03 September 2014

Sensasi

Ada sebuah sensasi, yang kerap memaksa saya untuk melihat ke suatu arah tertentu pada waktu-waktu tertentu.
Sensasi itu seringkali terlalu kuat sehingga saya mau-tidak mau mengikutinya.

Saya sudah hapal dengan kekuatan sensasi itu.
Juga sudah hapal dengan hal apa yang akan saya temukan ketika saya mengikuti sensasi itu.
..
Kamu

Jangan salahkan jika saya hampir selalu dapat menemukan kamu ketika berada di sekitar saya.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Pleiades

Reblog from Pleiades :
BERPAPASAN
Nyatanya, berpapasan itu selalu rumit untuk dirancang. Kau perlu mengukur waktu dan laju supaya bertemu dalam satu titik dari jarak tempuh sekian dan sekian. Kau perlu menyesuaikan waktu mulaimu dan lajumu dengan waktu mulainya dan lajunya. Sedemikian rinci, sedemikian detail. Hingga yakin olehmu, bahwa jarak yang akan mempertemukan kau dan nya adalah sekian dan sekian. Pada jarak ini juga batas waktu itu.

Namun cantik, sejatinya kau tak akan pernah mampu untuk memastikan itu. Memastikan bahwa ia akan mampu berpapasan denganmu dengan waktu mulai dan laju sekian. Memastikan bahwa saat kau menyesuaikan waktu mulaimu dan lajumu itu kemudian berhenti sejenak untuk menunggunya atau mempercepat laju untuk mengejarnya, kau akan mampu berpapasan. Tidak cantik, tidak. Kau tidak akan pernah mampu untuk melakukan itu. Tidak akan pernah mampu.

Yang kau lakukan hanyalah membuat lajumu terbatasi, terlalu memperlambat, mempercepat, berkejaran, bersusah payah menyesuaikan, hingga fokusmu tak lagi atas laju hidupmu, tapi lajunya! Lajunyalah yang begitu mengubah hidupmu. Menjadi berbelok-belok, berliku-liku, menanjak, menurun, dan serangkaian jalan yang rela kau lakoni demi berpapasan dengannya. Hingga kau berasumsi bahwa ia juga merasakan kelokan yang sama, likuan yang sama, tanjakan yang sama dan turunan yang sama dengan yang kau lakoni, supaya dinamis bersama-sama. Benarkah?

Duhai cantik, tidakkah kau lelah dengan menggantungkan hidupmu pada laju orang lain? Kau menjadi seorang yang berjalan dalam arah ketidakpastian. Orientasi lajumu sudah berubah. Tidakkah kau ingat bahwa ada kendali yang lebih mengerti jarakmu? Kendali yang lebih sanggup memapaskanmu dengan yang tepat? Kendali yang lebih perlu dipapaskan jarak, waktu dan laju olehmu. Kendali yang lebih mengerti kapan waktu mulaimu, berapa laju yang kau perlukan dan jarak mana saat kau berpapasan.

Kendali itu akan tahu, kapan kau siap memulai dan dengan siapa kau berpapasan.

Ia, boleh saja datang dan berpapasan denganmu pada batas waktu, tapi itu bukan jaminan bahwa keputusan yang terambil (nanti) membuatmu dan nya berjalan beriring. Cantik, bukankah akan selalu ada pertemuan-pertemuan pendahuluan, sebelum akhirnya kita menyusun kesimpulan dan membuat jarak baru dengan waktu yang lebih tepat? Pertemuan-pertemuan yang membuat kita belajar, bahwa hal yang tidak tersampaikan akan lebih sempurna saat waktu dan jaraknya dirancang dengan apa yang teringinkan oleh kendali, atas laju sekian dan sekian.

Jadi, saat ada orang yang menjanjikanmu berpapasan, tegakah kau menyalip kendali? (Kendali) Yang menjanjikan berpapasan lebih indah dan berkah, sebagai hadiah atas kesabaranmu mengayuh, menjaga yang tidak tersampaikan..

Another reblog, from Pleiades :
1) Ada dua arus sungai yang bertemu, bergabung mengalir jadi satu. Itu namanya KESAMAAN
2) Ada jua panas menggelegak bertemu dingin membekukan; menjadi hangat yang syahdu. Itu KESEIMBANGAN
3) Ada lautan yang teduh nan berjumpa angin berderu; menjadi badai yang dahsyat. Itu PERPADUAN.
.Salim A Fillah, dari Anis Matta.

Semena-mena memanggilmu Pleiades,
Boleh kan?
:D

Sabtu, 23 Agustus 2014

I'm a Five Days Worker [Ke Depannya]

Sejujurnya gue masih galau ke depannya mau jadi apa. Apakah akan jadi dosen? Jadi pengusaha? Atau pegawai swasta? Yang jelas, gue akan tetap membesarkan anak gue sebaik mungkin.

Ada banyak hal yang membuat gue benar-benar serius memikirkan hal ini. Salah satu ceritanya, beberapa waktu sebelum gue berangkat PL itu ada seorang kerabat yang berpulang ke rahmatullah. Beliau adalah bapak dengan seorang istri dan tiga orang anak. Sang istri itu dahulu berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya menengah ke atas dan setelah menikahpun keadaan ekonomi keluarganya baik-baik saja (meski tidak semapan ketika bersama orang tuanya dahulu) sehingga sang istri belum pernah bekerja apapun sebelumnya.

Hal yang menjadi bahan pemikiran gue adalah kelak sang istri itu akan menafkahi keluarganya seperti apa? Beliau belum pernah bekerja apapun sebelumnya karena kehidupan yang ramah kepadanya dahulu memungkinkannya untuk tidak perlu bekerja.

Itu membuat gue merasa perlu bekerja selepas S1. Prepare for the worst. Setidaknya gue punya modal pernah bekerja. Gue yang dibentuk sebagai anak pertama, yang hampir ga bi[a]sa bergantung pada siapapun, membuat gue selalu terlalu perfeksionis untuk banyak hal, termasuk kehidupan di masa depan. Terlepas dari kelak gue akan diizinkan bekerja oleh suami gue atau enggak.

Di samping itu, selama PL ini gue sering mengobrol dengan orang HR dan terdapat sebuah dilema untuk meng-hire seorang lulusan S2 yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. Di satu sisi ada standard gaji minimal yang berbeda antara seorang freshgrad S1 dan seorang lulusan S2, di sisi lain sang lulusan S2 tersebut belum memiliki pengalaman bekerja apapun sehingga kinerjanya belum diketahui.

Jadi rencana gue ke depannya adalah gue akan lulus S1 TIN tahun depan *aamiin* *terlepas mau ke KM atau enggak #eh*, lalu dilanjutkan dengan bekerja selama 1 hingga 2 tahun. Selanjutnya gue akan kuliah S2 selama 2 tahun. Tidak masalah ketika gue harus resign dari pekerjaan gue untuk kuliah S2. Ini semata-mata gue lakukan untuk 'menenangkan diri' akan kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan. Setidaknya gue punya bekal, juga masih punya waktu ekstra 4 tahun untuk benar-benar memantapkan gue sebenarnya mau jadi apa.

Semisal gue akhirnya jadi dosen, waktu gue terbuang 2 tahun karena sempat kerja dulu. It's okay. Mungkin justru someday gue bisa share ke mahasiswa gue tentang pengalaman ketika gue kerja. Semisal gue ga jadi dosen, ga pernah ada yang salah dengan mencari ilmu kan? Kalau kata Rasulullah mah,
Siapa saja yang melangkahkan kakinya guna menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan langkahnya menuju surga.
Surga kok imbalannya..
:)

Trus nikahnya kapan, Dil? *ini pertanyaan favorit temen-temen Smansa gue ketika ngumpul*
Hari sabtu,
Atau enggak Minggu.
Soalnya kalau weekdays ribet.
*itu jawaban yang gue lontarkan sambil nyengir*

Nikahnya Insya Allah di salah satu hari Sabtu/Minggu dalam rentang 5 tahun ke depan.
:)

Gue sadar,
Seringkali gue memang harus diciprati air dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk berenang.
Seringkali gue memang harus dicemplungin dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk menyelam.
Seringkali gue memang harus dipaksa dulu sebelum akhirnya melakukan sesuatu.
Seringkali gue memang harus ditawarkan dulu sebelum akhirnya memilih.
Seringkali gue memang lebih memilih untuk dipilihkan sebelum akhirnya benar-benar mengerjakan hal yang dipilihkan itu.

Kalau ada yang berkata gue ga bisa nolak, gue rasa itu ada (banyak) benarnya.

Kalau ada yang berkata gue ga bisa milih, itu salah..
Actually pilihan besar gue ada tiga,
Menjadi sebaik-baik manusia,
Menjadi sebaik-baik perhiasan dunia, dan
Menjadi sebaik-baik madrasah

Sehingga pada akhirnya, pilihan apapun yang diberikan dan tawaran apapun yang diajukan, kemungkinan besar akan gue iya-kan selama tidak melenceng dari 3 pilihan besar gue itu.

Termasuk untuk pilihan kali ini. Gue rasa seluruh alternatif keputusan gue di atas tidak melenceng dari ketiga tujuan besar hidup gue.

Semoga segera ditunjukkan jalan.
:)
#SalamGalau

Sabtu, 16 Agustus 2014

Bego Time

I have something named 'Bego Time'. Ini adalah istilah yang digunakan ketika gue sedang nge-bego, bersama..
Tetangga kamar gue di rumah

Gue dan adik gue *iya, gue tau kok, gue memang lebih item*

Dulu pas masih kecil, gue dan dia kerjanya berantem melulu karena dia menyebalkan. Setelah dia SMA, setelah dia mulai mengerti pahit-manis kehidupan, dia menjadi lebih menyenangkan dan intensitas kami berantem sudah tidak sesering dahulu.

Gue dan adik gue ini sefrekuensi. Kami bisa ketawa bego untuk suatu hal dengan kadar kelucuan yang sama rendahnya, semisal mainin kucing. *Apa lucunya dari mainin kucing? Nah itu dia, kami bisa menertawakan hal yang ga lucu itu bareng-bareng*

Ada pintu penghubung antara kamar gue dan kamar dia. Aktivitas nge-bego paling #gagalpaham yang dilakukan oleh kami berdua akhir-akhir ini adalah sok-sok berasa di film 'Frozen', berdiri madesu di depan pintu itu sambil bernyanyi,
"Do you want to build a snowmaaan~?"

Ini ada sedikit kisah gue dan dia di Line..
Gue dikatain gobolok masa --" dasar kamu adik macam apa --"

Ada satu hal yang menyenangkan banget punya adik perempuan dengan beda 2 tahun 2,5 bulan. Ukuran badan yang ga beda jauh dan ukuran kaki yang cuma beda senomor, gue jadi berasa punya satu lemari baju tambahan dan selusin tambahan alas kaki.

Kejebak macet ke arah Bogor Kota *iya, rumah gue memang mepet kabupaten* di H1 Idul Fitri?
Ini kelakuan kami berdua..

Ibu : "Kenapa bibirnya harus banget miring (-___-")?"

Efek Kamera 360, hasil gambarnya jadi pencerminan

Sepupu : "Kak, harus banget pose ngupil (-___-")?"

Kacamata antibadai

Entah ini skenarionya sedang ngapain, sok-sok pundung sepertinya

Mangap; pose paling bullyable karena bentuk gue dan dia jadi beler banget

Kamis, 14 Agustus 2014

Berdamai

Pimnas dil?
Enggak
Salman yang lolos..
Puk puk dil
Udah kece kok ikut PKM mah

Gue udah sering kecewa, tapi itu gue rasa malah bikin gue strong, haha
..
..
Belajar memaafkan itu menarik, dan belajar meminta maaf itu suatu tantangan, haha
Tapi memaafkan ga serta merta membuat lupa
Ya, gue rasa gue ga pernah melupakan dil
Haha
Dan setahu gue, sejak setahun kemarin, sejak belajar dari kekecewaan yang ditimbulkan elu, gue belajar untuk memperbaiki diri, bukan melarikan diri
Udah setahun ini gue berusaha memperbaiki kisah-kisah yang gue akhiri dengan bad ending
Ternyata ya itu, manusia masih punya hati, haha
Thanks udah bikin gue belajar
Honestly, I am just trying to be your friend, again. Yeah. So blunt maybe
Sebagai ketua, mungkin lu akan membandingkan gue dengan ketua-ketua super di luar sana
Tapi mungkin sebagai teman, gue nggak akan bisa lu bandingkan
Sesering apapun gue berusaha menjauhi manusia, gue masih manusia dil. Gue masih butuh yang namanya temen manusia. Haha
Aduh. Kebiasaan kalo ngomong ama lu tu ya bawaannya jadi filosofis gue
Pret banget
Makasih atas damainya :)
Makasih karena sudah kembali menjadi bawel di depan gue, meski cuma di chat.
Di-bully di sepanjang sisa chat Jumat kemarin dan ngobrol panjang lebar mengenai filosofi kehidupan hingga hari ini masih jauh lebih melegakan daripada dikacangin selama satu setengah semester.

Ngobrol tentang filosofis, tentang individualis, tentang menjadi introvert, tentang anak pertama, tentang egois, tentang ambisius, tentang perfeksionis, tentang buku, tentang legenda kebudayaan kuno, tentang astronomi, dan tentang Siroh Nabawi sekaligus baru bisa gue temukan di satu orang kok.

Selamat kembali menjadi teman
:)

Kamis, 07 Agustus 2014

I'm a Five Days Worker [Jadi Kepikiran]

Semenjak gue PL di bagian RnD-Packaging, gue jadi sering memikirkan tentang sesuatu berbau kemasan hingga ke kondisi penyimpanan produk. Sedikit-banyak (banyak sih sebenarnya) gue setuju dengan bio salah seorang teman gue di account twitter-nya,
Packaging is partly art and partly science

Sekarang gue kalau ke supermarket jadi semakin alay. Gue bisa berdiri lamaaaa sambil memperhatikan beberapa produk khususnya susu bayi karena gue PL di pabrik susu bayi. Setiap kali memperhatikan susu, selalu ada mbak-mbak yang nanya,
"Bayi-nya berapa bulan, Bu?"
Haduuuuuuh..
Harusnya para SPG itu tau, pengamatan gue di supermarket dari sejak SMA memiliki kesimpulan bahwa hampir semua perempuan masih muda yang dipanggil 'Ibu' itu ga akan jadi beli produknya. Apapun itu. Di manapun itu.

Para SPG juga harusnya tau bahwa kalau ada orang mau belanja itu jangan diikutin. Susu untuk bayi di bawah 1 tahun itu harganya memang mahal, tapi tas gue ukurannya seutet, cuma muat dompet, tab, hape, payung, dan kunci motor doang kok. Ga bakal muat kalo mau ditambah dengan menyelundupkan susu bayi. Pengamatan gue dari SMA juga menyimpulan bahwa setengah calon pembeli yang diikuti melulu sama SPG itu ga akan jadi beli. Apapun itu. Di manapun itu. Karena risih diikutin kayak gitu.

Akhirnya tiap ditanya umur bayi, gue cuma akan bilang,
"Enggak kok, saya cuma sedang praktikum di sini.."
Bener kan gue? Praktikum lapang, hehe..

Paling alay sih ketika gue ke Lotte Mart (maaf ini bukan promosi) beberapa waktu lalu. Karena penjualan produknya secara curah maka produk itu masih pada berada di atas pallet untuk memudahkan pengangkutan (tinggal dibawa pake forklift ke kasir bersama pallet-pallet-nya, gitu). Ketika itu gue sempet-sempetnya berdiri di samping salah satu pallet yang isinya 10 layer kardus minyak goreng, memperhatikan pola interlock pada stacking dan instruksi penyimpanan minyak goreng yang ternyata cuma boleh 8 tumpukan saja.
Haha..
Ibu gue sampai geleng-geleng melihat anaknya jadi begini.

Meskipun gue sedang senang-senangnya dengan kemasan, tapi skripsi gue sangat besar kemungkinannya bukan membahas kemasan karena dosen pembimbing skripsi gue adalah avatar pengendali air #eh profesor spesialis penanganan limbah cair industri maksudnya. Iya, jadi nanti pas temen-temen gue bikin skripsi, gue akan main air. Yuhuuu~

Sebenarnya gue di sini mau ngomongin tentang iklan yang baru gue saksikan beberapa hari lalu. Aqua akan menghilangkan segel plastik di tutup botol kemasan PET. Bunyi iklannya sih begitu. Kenapa tadi jadi membahas susu bayi, SPG, dan pengendali air? Gue juga ga tau. Cara kerja pikiran gue memang semelompat-lompat itu, se-random itu.

Segel plastik, yang mana dah?
Yang ini lhoooo
Itu bahannya dari plastik PVC (polyvinyl chloride) kalo ga salah, trus ketika dipanaskan akan mengerut dan menempel ke arah botol.

Iklan yang gue liat menyatakan bahwa Aqua akan menghilangkan segel plastik itu. Mungkin dari sisi produsen sih bener juga, untuk apa memproduksi sesuatu yang jelas-jelas memang didesain untuk dibuang. Pasti bisa menghemat sangat banyak biaya produksi.

Tapi dari sisi konsumen, apa yang dapat meyakinkan kami bahwa produk itu baik-baik saja? Di iklan kemarin sih katanya "Produk akan berbunyi ketika tutup diputar". Didemonstrasikan pula. Bunyi tutup yang terbuka maksudnya, eummm, rada susah gue membahasamanusiakannya..
Kan soalnya ada segel juga di tutupnya, makanya bunyi pas dibuka

Tapi gimana kalau ada orang iseng yang memutar-mutar tutup dan ternyata terbuka? *soalnya gampang banget membuka tutup air mineral mah, beda dengan teh siap minum dalam botol PET, masih rada susah kalau itu*

Somehow, imho (in my humble opinion), orang Indonesia masih rada susah dikasih yang beginian, yang berurusan dengan jujur-jujuran. Mahasiswa yang katanya udah mengenyam pendidikan formal lebih dari 10 tahun aja nyatanya masih banyak yang suka ngutang di kantin jujur sekret LK. Misal nanti untuk kasus Aqua itu ada yang mengaku memutar tutup dan ternyata terbuka padahal tidak berniat beli, pasti dicap salah. Ga mengaku ketika ternyata membuka secara tak sengaja, lebih salah. Sekalinya menemukan yang ternyata sudah terbuka, pasti ga ada yang mau percaya bahwa dia ga salah.

Overall, gue yakin Aqua dan Danone sudah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi atas penghilangan segel plastik PVC ini. Mungkin awalnya akan terasa aneh Aqua tanpa segel plastik. Atau mungkin juga gue-nya aja yang kadang suka terlalu susah positive thinking sama yang seperti ini.

Tapi gue tetap suka dengan ide penghilangan segel plastik ini. Ini akan sangat-sangat mengurangi limbah plastik sepertinya.
#soktau

Kita cuma punya satu bumi.
Dan kalau kata slogan Smansa Day 2008 mah,
"We can't Spell Nature Without U"

Btw, tentang segel plastik, ada teman gue yang bisa membuka botol tanpa merusak segel plastik, namanya Imam. Ini blognya http://imamalitu.wordpress.com

Mahakarya Imam

Gue mencoba membuka tapi tak sesukses Imam, da apa atuh gue mah T__T

Mam, kemampuan langka lu akan segera sulit disalurkan sepertinya, haha.

Jumat, 01 Agustus 2014

Syuro' Today

"Karena kebaikan bukan untuk sendiri-sendiri"
.Mas'ul; Komti departemen di fakultas sebelah.

"Udah lama ga liqo, gue jadi semprul"
.Mas'ulah; 3 Besar mapres di fakultas sebelah.

Ketika mengetik ini, gue baru sadar bahwa fakultas kita bertiga sebelahan.
Hehehe..

Minggu, 27 Juli 2014

Hisab, Rukyat, dan Perhitungan Penanggalan Hijriyah

Pertama-tama, gue akan mencoba menjelaskan dulu apa itu hisab dan rukyat. Simpelnya, hisab itu metode penentuan menggunakan perhitungan sedangkan rukyat itu melalui pengamatan.

Berikutnya akan gue ceritakan sedikit mengenai fenomena bulan. Bulan itu periode rotasinya sama dengan periode revolusinya mengelilingi bumi. Karena itu bulan tiap harinya akan terlambat muncul sekitar 50 menit karena kejar-kejaran antara rotasi dan revolusi itu tadi (mungkin untuk lebih jelasnya someday akan gue ceritakan di Astrofact, insya Allah).

Bulan dan benda langit lainnya akan terbit dari timur dan tenggelam di barat. Mengacu pada cerita awal gue mengenai bulan tadi, itu mengapa pengamatan di daerah yang lebih barat akan menghasilkan jarak bulan-matahari yang lebih besar dibanding pengamatan di timur.

Penanggalan hijriyah itu berdasarkan pergerakan bulan. Karena bulan baru muncul tiap 29,5 hari maka di penanggalan Hijriyah itu varaisi jumlah hari dalam setahun ada yang 29 dan ada pula yang 30.

Kalau kata Rasul mah,
Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari.
Makanya kalau galau mending 30 hari puasanya, hehe.

Indonesia berada 4 sampai 6 jam lebih awal daripada Saudi Arabia (tergantung dari WIB atau WIT)?
Heummmm, gue jadi kadang ragu.
Atau sebenarnya kita justru telat 18-20 jam?

Actually, fakta bahwa misal di Arab lebaran besok tidak bisa semata-mata dijadikan acuan bahwa kita juga lebaran besok. Kalau secara rukyat dan hilal belum memenuhi, trus kita bisa apa?

Instruksi Rasul adalah 'melihat hilal', itu berarti rukyat. Kenapa rukyat? Karena seeing is believing *ini gue sotoy*. Orang Arab jahiliyah kalau dikasih perhitungan mengenai pergerakan bulan-matahari-bumi setiap awal Ramadhan adanya sih akan malah ogah sepertinya *ini gue lebih sotoy*.

Rukyat kini sering dilakukan astronom (dan stakeholder seperti ulama serta kemeterian agama) menggunakan telesokop dan perangkat astronomi. Upaya rukyat terkadang menjadi seliwer karena bisa jadi kondisi langit tidak memungkinkan untuk pengamatan semisal mendung dan berawan.

Bisa juga karena 2 derajat itu tipis banget bro..
Kalau kata Stellarium (software astronomi) sih keadaan pas matahari terbenam tadi sore itu seperti ini.

Dengan setting tanpa atmosfer
Kalau jarak antargaris horizontal itu 10 derajat (itu ada keterangannya di sebelah kiri), maka jarak bulan-matahari di gambar itu bisa dikira-kira sendiri, udah lebih dari 2 derajat kok.

Pada kenyataannya kita hidup dengan atmosfer bro. Kalau ada atmosfer maka akan ada cahaya yang dibiaskan dan lalala lainnya sehingga akan jadi makin seliwer.

Begini penampakannya kalau ada atmosfer
Ga keliatan kan?
Makanya jangan suka sewot kalau di awal Ramadhan pemerintah belum mengumumkan kapan tarawih meskipun udah lewat dari jam 7 malem atau kalau di akhir Ramadhan pemerintah juga masih belum bisa mengumumkan kapan Idul Fitri.
Hehehe..

Mulai dari 2010, gue juga suka penasaran sendiri tentang hilal dan tiap tahun akhirnya gue cek di Stellarium. Jatohnya mungkin jadi hisab karena software itu (gue yakin) dibikin dengan perhitungan cermat dan lalalala lainnya.
Hehe..

Info lainnya..
Mengapa Muhammadiyah start Ramadhan-nya suka beda dengan pemerintah?
Jadi gini, Muhammadiyah memakai prinsip bahwa yang penting matahari sudah terbenam lebih dahulu daripada bulan.

Sedangkan pemerintah bersama menter-menteri agama lain di Brunei, Malaysia, dan Singapura (Sesama warga ASEAN masa iya lebarannya beda-beda? Makanya ngitungnya barengan, so swit kan :3 *apa lu teh --"*) menambahkan prinsip lain, yaitu..
Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat
(Wikipedia, 'Hisab dan Rukyat', diakses pada 27 Juli 2014 ba'da maghrib)
Kenapa ada penambahan 2 derajat segala? Eummm, biar lebih pasti aja sepertinya mah.

Ketika matahari sudah terbenam lebih dahulu daripada bulan padahal jaraknya belum 2 derajat, hal itu sudah bisa dikatakan bulan baru oleh Muhammadiyah. Sedangkan oleh pemerintah belum. Makanya start Ramadhan dan Syawal-nya suka beda-beda.

Semoga ga pada bingung lagi tentang hisab dan rukyat ini. Kalau ada yang salah mohon dikoreksi karena gue belum pernah memperoleh pendidikan formal terkait astronomi :)

Akhir kata,

Semoga meraih kemenangan :)

Jumat, 25 Juli 2014

Bulan Sabit di Timur Menjelang Subuh

Tak perlu kalender dan jam.
Bulan sabit di timur menjelang subuh,
Sudah merupakan pertanda yang cukup bagi saya bahwa penanggalan Hijriah akan segera berganti bulan.

Tak perlu kalender dan jam.
Bulan sabit di timur menjelang subuh,
Berada pada posisi yang biasa ditempati matahari sekitar jam 7 atau 8 pagi.
Alam bawah sadar saya segera menghitung cepat mengenai keterkaitan hubungan antara posisi bulan, matahari, dan penanggalan Hijriah.
Sudah cukup bagi saya menyadari bahwa bulan ini akan berakhir 2 hari lagi setelah hari ini.

Tak perlu kalender dan jam.
Bulan sabit di timur menjelang subuh,
Semakin tipis.
Lebih tipis dari sabit kemarin subuh
Sedikit lagi bulan baru.

Bulan sabit di timur menjelang subuh,
Sedikit lebih ke timur laut ada Venus yang menatap sendu seolah berkata,
"Tahun ini kau sepertinya lalai, Dil?"
Merkurius di timur terdiam mengamati, seolah berkata serupa.
Bulan sabit di timur menjelang subuh hanya tersenyum.

Wahai Dzat Pemilik Bulan Sabit di Timur Menjelang Subuh,
Semoga diri ini masih diperkenankan bertemu dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya.

Kamis, 24 Juli 2014

Bebas Jilid 5

Sejujurnya gue kangen nulis cerita-cerita beler di blog ini. Hidup gue makin hari makin serius ternyata.. *kibas jilbab*

Awalnya, gue terancam tidak bisa ikutan Bebas part 5, lalu akhirnya gue buka-buka folder foto Bebas dari part 1 sampe part 4 sambil galau. *Finally gue pulang hari Rabu lalu ba'da maghrib untuk dateng Bebas serta ngurus printilan PKM dan Kamis subuhnya kembali ke peradaban PL*

And I found this,
Taken from http://muhammadamirfauzi.wordpress.com 4 years ago *entah sekarang blognya masih ada apa enggak soalnya udah hampir ga pernah diupdate lagi semenjak kuliah*

Coba tebak, ini dibikinnya pake apa hayooooooo?
Yuuups betuuuuuuuuul..
Ini dibikin pake PPT. Ini yang pertama mengilhami gue bahwa PPT ternyata bisa dipake untuk ngedesain. *Kece banget lu, Mir*

Trus, apa hubungannya dengan paragraf teratas?
Ga ada.
Haha..

Teman-teman gue pas SMA udah pada kece semua, tinggal gue yang masih abal-abal sepertinya.
Ada yang udah ikut SUIJI ke Jepang
Ada yang pernah backpacking ke Jepang
Ada yang pernah backpacking ke Eropa
Ada yang 3 tahun kuliah, 3 tahun itu ikut PKM dan didanai melulu
Ada yang ikutan lomba paper ke Jepang
Ada yang akan exchange ke NTU semester depan setelah pas SMA lalu tidak berhasil meng-apply kuliah di NTU
Ada juga yang akan exchange ke Korea semester depan
Ada yang status FB-nya akan ke Jepang lagi April nanti
Ada yang status FB-nya menyatakan pembimbing lapangnya naik Harley ke lokasi PL *Teruuuus?* (-_____-")
Ada yang jadi Mapres 2 dan Mapres 3 fakultasnya
Ada yang jadi ketua MUN regional Indonesia
Ada yang jadi pengajar GUIM
Ada yang dapet medali OSN Pertamina Kimia
Ada yang kuliah di Jepang dan jadi semacam ketua ikatan mahasiswa Indonesia di Jepang gitu
Ada yang kuliah di Perancis
Ada yang udah pernah bikin games tentang cuci tangan dan dapet penghargaan dari WHO
Ada yang udah sampe ke lokasi peradaban Islam masa lalu
Ada yang jadi ketua kelas kece banget, dosen-dosennya sampai hapal dengan dia sepertinya, dan gue yakin angkatannya bahagia punya ketua kelas kayak beliau
Ada yang memenangkan kompetisi kedokteran internasional *iya kan ya?* minggu lalu
Ada yang jadi kepala penanganan apaaaa gitu terkait kedokteran gigi di FKG UI
Ada juga yang jadi 5 besar FKUI di angkatannya *ini yang gue salut banget sampe sekarang meskipun dia ga termasuk dalam orang-orang personil Bebas*
Dan hal-hal lain yang mungkin gue ga tau.

Da apa atuh aku mah..
T____T

Padahal temen gue yang lomba paper ke Jepang itu dulu pernah jadi pemimpin pasukan di Pandawa dan pasukannya masuk gawang karena dia ga tau dan bingung harus ngasih komando apa.

Padahal temen gue yang backpacking ke Eropa itu dulu di-bully-nya minta ampun kalau sedang telat nyambung. *sampe sekarang masih di-bully sih sebenernya*

Padahal temen gue yang dapet medali OSN Pertamina itu pernah didempet sama banci di Stasiun Cikini saat sedang nyari pembicara untuk acara KIR. Gue dan temen gue yang sekarang kuliah di Jepang cuma bisa melihat dari jauh dengan muka prihatin.

Padahal temen gue yang mapres 3 fakultasnya dan  bikin games cuci tangan lalu dapet penghargaan WHO itu pernah ditimpuk dengan es oleh anak kecil ketika sedang ice skating bareng-bareng.

Padahal temen gue yang pernah ikut SUIJI dan ikut seleksi mapres di fakultas sebelah itu dulu pernah jalan kaki sepulang NF sambil ngelamun dan masuk got di depan stasiun.

Time flies :)
So does us
:)

Bersepakat menjalin silaturahmi hingga nama kita tertulis dengan 2 tanggal.
Ini akan terus berlaku kan ya?
:')

Selalu bahagia bertemu kalian
:'

Masih ada Yogo, gue belum dateng

Pake tongsis (read : tangan Uceng)

Gue datang tepat ketika Yogo pulang
Mohon maaf lahir dan batin :D

Versi jaim *kecuali Tejo*

Maaf lahir batin lagi

Sabtu, 19 Juli 2014

Mimpi

Beberapa hari lalu, di awal pekan, pernahkah kau terbangun tengah malam dan kesulitan untuk kembali tidur?

Jika iya, mungkin kata-kata itu benar adanya, bahwa apabila kau tidak dapat tidur di malam hari itu karena kau terbangun di mimpi orang lain.

Rasanya tak berlebihan jika kukatakan bahwa,
Rindu adalah bentuk halus untuk pengakuan kalah terhadap jarak dan waktu.

Rabu, 16 Juli 2014

I'm A Five Days Worker [Hiburan Selama PL]

Ceritanya, gue meng-install chat application Line di hape gue. Terdapat sebuah alasan besar di balik gue meng-install aplikasi ini, yakni dosen pembimbing gue punya Line dan anak-anak bimbing dosen gue ini bikin grup Line. Okesip.

Seangkatan gue di TIN ada 117 orang dan dibagi menjadi 4 kelas praktikum sesuai dengan urutan NRP. Karena NRP gue 25, gue masuk P1 bersama NRP awal lainnya. Menurut isu yang beredar di IPB, penentuan NRP itu berdasarkan nilai dan peringkat sekolah, dan gue ga tau harus setuju apa enggak.

Dan inilah hiburan gue selama masa PL,
Grup Line P1

Ga di dunia nyata, ga di dunia maya, masya Allah rusuh banget. Yudhis berujar bahwa dia hanya 2 hari tidak menjenguk line, dan ada 1000 notif dari P1. Tetiba gue merasa wajar ketika ada salah seorang teman gue dari kelas P3 yang pernah sekali waktu melakukan pengganti praktikum di P1, ujarnya waktu itu..
Dil, P1 lu, biadab (-______-")
Sedih beneeeeer..
Pesatuuu, kita dibilang biadaaaaab T____T

Grup Line P1 ini rusuh luar biasa. Ga paham gue. Ditinggal shalat aja, bisa ada 50an chat. Ditinggal semalam karena tidur, begitu bangun ada 500an notif. P1 di kehidupan nyata juga ga beda jauh. Bahkan ada asprak yang frontally said,
"Saya mau jadi asprak kalian lagi tuh karena angkatan saya ga ada yang mau jadi asprak P1 soalnya udah denger cerita-ceritanya dari yang lain"
Gils.
Traumatis abis ya jadi asprak P1 sepertinya.

Ini ada beberapa kekagetan gue tiap baru mulai online dan menemukan segunung notif dari grup Line P1..
50 notif, padahal cuma ditinggal pipis dan motokopi doang sebentar

Cuma ditinggal 15 menitan paling

Cuma ditinggal setengah jam bro..

Ya udah lah ya, lama-lama udah ga kaget lagi --"

Ini ada beberapa topik obrolan P1..

Bikin berita gosip aneh yang tidak masuk akal

Galau nikah *ga di mana isinya ginian mulu, memang sudah cukup umur ya sepertinya*

Nge-bully orang yang jomblo, mentang-mentang punya pacar --"
Ini super duper ga jelas, Hanif yang entah kenapa dan Osyi yang kelewat pede
Ini samanya ga jelas, ada lagi malah Oci ngebahas ingus --"

Penyakit abadi, Nechan tidur *ga usah ditanya*

Saking rusuhnya, Ari aja gagal paham
Again, nikah; Ada lagi Icha nikahnya mau pt-pt sama Yudhis biar murah, ya keleus

Dara bersedih ketika bahasan obrolan beralih ke kecengannya yang ternyata demen sama anak departemen tetangga
*masih lanjutan kisah Dara* melanjut bergosip tapi ga mau sebut merek, opsi nama samarannya ada Voldemort dan Mawar, jauh beneeeeeer

Kalian apa kabar?
Ini ada sedikit theme song untuk hari-hari PL tanpa kalian di sisi gue,
If I had to live my life without you near me,
The days would all be empty,
The nights would seem so long..
Selamat PL ya kalian,
Sampai bertemu September, Insya Allah
:D


At the end,
Bahagianya punya kalian :3

Rabu, 09 Juli 2014

Masih Tentang Kincir

Ada sebuah grup di WhatsApp yang gue sangat bersyukur tergabung di dalamnya. Kalau ada yang pernah mendengar kutipan bahwa anak-anak adalah manusia yang paling jujur, bersama mereka gue mempertahankan nilai-nilai baik yang dimiliki oleh anak kecil. Menjadi manusia-manusia jujur. Tulus. Ideal. Tidak terkontaminasi oleh hingar-bingar dunia.

Bersama mereka, gue selalu merasa baik-baik saja.
Bersama mereka, bahkan gue selalu merasa bisa menaklukan dunia.
Bersama mereka, terlalu banyak hal tentang Smansa dan kehidupan yang dapat gue syukuri.

Dengan gaya bercanda yang sangat Smansa (yang seringkali orang lain ga paham maksudnya apa) itu selalu dapat membuat gue bersyukur dapat tergabung di kincir ini.
Bercanda yang kelewat bocah

(Masih) bercanda yang kelewat bocah

Tak hentinya mengucap syukur jika grup sudah heboh seperti ini.
Pulang itu rasanya memang semenyenangkan ini ya?
:'
Heu..
Memang kesempatan untuk berputar di kincir jus jeruk tahun kemaren itu, baru gue sadari, adalah nikmat tak terbayar. Baru gue sadari setelah dicabutnya nikmat itu :"
.Karizma Rindu Innayatullah.
Maaf kalau gue belum bisa jadi partner yang baik setahun lalu, insya Allah akan diperbaiki tahun ini.

Mengutip salah seorang teman di luar kincir,
"Jika kalian tidak menemukan diriku di Syurga, sudilah kiranya sahabat sekalian memanggil namaku dan bertanya pada Allah tentang diriku, dan semoga Allah ridha menyelamatkan diriku dan keluargaku dari siksa neraka"
Semoga persahabatan ini kelak akan menjadi syafaat di hari akhir, dan semoga Allah pertemukan kembali di JannahNya. Aamiin :")
.Afiefah Muthahharah.
Sangat sayang kalian,
Karena Allah
:)
DH Forkom Kabinet Nyemnyem