Selasa, 30 April 2013

Jika Dibalik

Mungkin bukan dia yang PHP, tapi saya yang terlalu berharap lebih..

Senin, 29 April 2013

Sepakat

Kalau sepakat semua, 240 juta penduduk Indonesia, komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri, suatu hari nanti pasti akan ada improvement dalam kualitas dan kuantitas produk dalam negeri. Percayalah, 240 juta itu pasar besar.
.Ka.Prodi TIN.

Sepersekian detik setelah dosen gue ngomong kayak gitu, jujur dari hati terdalam gue sempet bertanya-tanya, bisakah?

Suatu hari ketika TPB, gue pernah mendengar kata-kata temen gue yag kurang-lebih seperti ini,
Tau ga kenapa anak Smansa itu jarang nanya kalo ada seminar? Karena kita di-setting untuk nemuin sendiri jawaban-jawaban dari pertanyaan kita, ga melulu disuapin..
.Karizma Rindu Inayatullah.

Sepersekian detik berikutnya, setelah teringat kata-kata Ndu, gue pada akhirnya malah teringat serangkaian kata-kata mulai dari pertengahan 2008 hingga pertengahan 2011 *ya, cara kerja otak gue memang se-random itu*..

Positive thinking, Dek..
Jangan batasi diri, tapi tau batasan diri..
Lakukan apa yang kalian anggap benar..
No limit!!

Mendadak, sepertinya gue bisa menjawab pertanyaan gue sendiri,
BISA :)

Minggu, 14 April 2013

Seni Menahan

Setelah gue belajar mata kuliah Pengembangan Sumberdaya Manusia di semester 4 ini, ada materi kuliah mengenai serangkaian tahap aktivitas sumber daya manusia yang di antaranya adalah menahan pegawai. Memiliki seorang ibu yang berprofesi sebagai dosen yang juga bekerja pada bidang Badan Pengembangan SDM Kelautan-Perikanan dan ayah yang pernah menjadi penyuluh membuat gue baru menyadari bahwa sejatinya materi mengenai menahan ini sudah diterapkan di rumah gue sejak jauh-jauh hari.

Gue yang --pernah dijebak sehingga-- hobi membaca difasilitasi sedemikian rupa dengan adanya langganan majalah mingguan sehingga betah di rumah. Setelah majalah mingguan dirasa terlalu tipis (sehingga tamat dalam sehari) maka keluarga gue mulai berlangganan koran demi memuaskan gue yang sangat cepat kehabisan bahan bacaan *padahal katanya dulu orang tua gue baca koran di tempat kerja masing-masing*. Sedangkan adik gue yang hobinya nonton sangat difasilitasi dengan orang tua gue yang ga mikir terlalu banyak untuk membelikan film-film dengan alur dan moral value yang bermutu. Kedua hal itu membuat gue dan adik gue menjadi anak rumahan, rumahan banget malah.

Ketika masa SMP, di mana sedang mewabahnya warnet, maka orang tua gue memasang internet di rumah dengan tujuan agar anak-anaknya ga perlu ke warnat untuk ngenet, cukup di rumah. Selain gue dan adik gue yang seneng karena ga perlu keluar uang untuk ke warnet, orang tua gue juga tenang karena bisa memantau apa-apa saja yang dilakukan oleh gue dan adik gue di internet.

Masa SMA, seiring dengan bertumpuknya tugas, korespondensi acara Smansa Day *iya, gue juga bingung kenapa sering jadi sekretaris*, regen, oprec, dan lain sebagainya, printer di rumah yang sudah tua akhirnya diperbaharui sehingga gue ga perlu jauh-jauh jika ingin mengeprint, cukup di rumah.

Seni menahan yang dilakukan di keluarga gue terus dikembangkan menjadi semakin mutakhir. Pada tahun lalu, ketika awal semster 2 didapatilah bahwa gue jadi jarang pulang karena terlalu asik dengan BEM TPB. Intensitas pulang gue ketika semester 1 bisa sampai 4-5 malam di rumah dalam seminggu (karena gabut banget ga ada kuliah Fisika dan Bahasa Inggris), sedangkan semester 2 paling sekitar 2-3 malam dalam seminggu, ditambah malam Minggu sering tidak di rumah karena acara BEM biasanya hari Minggu (jadinya harus stand by sejak pagi sehingga malesin dan ngeribetin Ayah kalo harus berangkat dari rumah). Seni menahan yang dilakukan orang tua gue untuk kasus kali ini terbilang cukup ekstrem, yaitu membelikan gue motor. Alhasil, jadilah gue hobi banget pulang-pergi karena punya motor.

Seiring waktu, kini adik gue udah memilih jurusan yang diminatinya untuk SNMPTN Undangan. Secara garis besar, jurusan yang diminati adik gue adalah jurusan IPS yang berkisar mulai dari Psikologi, Ekonomi, Manajemen, hingga Hubungan Internasional. Dengan kesadaran diri pula, adik gue tidak memilih UI untuk dijadikan tujuan, "Susah, Kak. Aku ga yakin bisa masuk kalo UI lewat Undangan mah. Lewat ujian tulis juga ga yakin-yakin amat..". Alhasil dua kampus pilihan adik gue adalah Unpad dan UGM.

Ayah dan Ibu gue bukan orang yang akan menyarankan ini-itu terkait pemilihan universitas karena takut anaknya memilih hanya karena tidak enak menolak saran orang tua. Tapi dari lubuk hati terdalam, sebenarnya gue tau bahwa Ibu sangat ingin adik gue masuk IPB karena satu dan lain hal.

Yap, seni menahan itu kini dilakukan lagi. Kemarin sore gue dan adik gue menerima sms yang berbunyi..
"Dil, Fa, di mana? Dila nginep di perumdos lagi ga malam ini? Sekarang di rumah sudah dipasang wifi lho. Seisi rumah dapat sinyalnya, tapi di kamar Dila rada lemah."

Tahukah apa pertanyaan adik gue ke gue kemarin malam?
"Kak, di IPB selain fakultasnya Kakak dan Ibu, ada fakultas apa lagi? Waktu itu Kakak pernah saranin ke aku apa aja sih? Ada FEM, SKPM, Arsitektur Lanskap? Trus apa lagi ya, Kak, yang kira-kira pas sama aku?"

Yah, Bu, seni menahan yang kali ini luar biasa sukses :)
Hehe :D

Kamis, 11 April 2013

Last Ceremony

Last Ceremony Perisai Ksatria
Smansa, 11 April  2011

XXI, ga kerasa, ini bakal jadi upacara terakhir kita. 3 taun di Smansa dan hari ini bakal jadi upacara terakhir kita. Nanti tolong kasih yang terbaik ya. Yang terbaik untuk Smansa. Yang terbaik untuk angkatan kita, Perisai Ksatria. Yang terbaik untuk kita, XXI.

Waktu LKBB dulu kita bikin kesalahan, ga apa-apa. Toh itu yang nonton orang lain. Tapi Last Ceremony ini yang nonton bukan 'orang lain'. Yang nonton kita sekarang itu guru-guru kita, orang tua kita selama di sekolah, dan temen-temen kita yang selama 3 taun ini udah bareng.

Tolong kasih yang terbaik ya kali ini. Gue tau kalian bisa. Gue tau kita bisa :)
Pandawa!!
Pandawa.. Pandawa.. Sixteeen :D

.Nicko Pratama (FH UGM 2011).

Mungkin redaksinya sudah tidak tepat, tapi intinya memang semengharukan itu.


Pandawa 16 SMA Negeri 1 Bogor, angkatan XXI :)
--ba'da upacara--

Selasa, 09 April 2013

Kalkulator

Suatu siang di pekan UTS semester 4, tersebutlah sebuah kontrakan di daerah Balebak di mana personil kontrakan tersebut seluruhnya cowok, mayoritas merupakan anak TIN 48, dan kontrakan tersebut lambat laun menjadi basecamp anak-anak cowok TIN 48 yang ditandai dengan semakin banyaknya PGT (penghuni gelap tetap) di kontrakan tersebut.
Entah Siapa 1 : Eh nanti kita ujian pake kalkulator kan ya?
Tetiba seluruh personil kontrakan itu panik mencari-cari dan mengingat-ingat keberadaan kalkulator masing-masing. Di tengah kepanikan itu, tersebutlah seorang cowok yang dengan wajah polos menjangkau sebuah kalkulator yang diikuti dengan jangkauan lain menuju kalkulator lain..
Tio : *menjangkau lantas meraih sebuah kalkulator* Ini kalkulator gue.. *menjangkau lantas meraih kalkulator lain* Ini juga kalkulator gue..
Entah Siapa 2 : *muka ga percaya* Yo, kalkulator lu banyak amat?
Tio : Iya dong. Liat ini kalkulatornya aja ada namanya, CASIO (baca : KASIO), kalkulator si Tio..
Peleh emang --"

Rabu, 03 April 2013

Penyangga Senja

..
Selamanya kita
Tak akan berhenti mengejar,
Matahari..
Begitu indah..
Matahari..
Begitu indah..
Matahari..
..

Hey Penyangga Senja, apa kabar?
Baik-baik sajakah di sana?
Lama sekali tak bersua :')