Menurut cerita yang beredar, Matahari akan terasa terik seusai hari raya Imlek. Nyatanya kini memang Matahari terik. Sangat terik.
Bumi kira itu bukan karena Imlek.
Tapi memang karena Matahari ingin menerik. Akan menerik. Menyilaukan. Membakar apapun yang berani mengganggunya. Mewujudkan apa yang ingin diwujudkannya.
Di tengah teriknya Matahari kemarin, Bumi semakin sadar bahwa,
Bola api raksasa dengan diameter 1,4 juta km memang terlalu hebat untuk disandingkan dengan planet yang isinya sebagian besar adalah air dengan diameter kurang dari 13.000 km.
Sehingga,
Akhir-akhir ini Bumi lebih memilih untuk jarang melihat matahari secara langsung.
Karena terik
Karena silau
Meski sebenarnya, silakan tanyakan pada tatanan semesta, Bumi masih menjadi pemuja nomor satu atas teriknya Matahari.
Tetapi, Bumi masih dapat melihat cahaya bulan.
Setidaknya, Bumi tahu bahwa hadirnya cahaya bulan merupakan tanda bahwa Matahari baik-baik saja.
Akhir kata,
Bumi akan di sini,
Jangan pusing jika suatu hari berniat mencari,
Itupun jika ingin mencari,
Karena Bumi tetap di sini.
Bumi kira itu bukan karena Imlek.
Tapi memang karena Matahari ingin menerik. Akan menerik. Menyilaukan. Membakar apapun yang berani mengganggunya. Mewujudkan apa yang ingin diwujudkannya.
Di tengah teriknya Matahari kemarin, Bumi semakin sadar bahwa,
Bola api raksasa dengan diameter 1,4 juta km memang terlalu hebat untuk disandingkan dengan planet yang isinya sebagian besar adalah air dengan diameter kurang dari 13.000 km.
Sehingga,
Akhir-akhir ini Bumi lebih memilih untuk jarang melihat matahari secara langsung.
Karena terik
Karena silau
Meski sebenarnya, silakan tanyakan pada tatanan semesta, Bumi masih menjadi pemuja nomor satu atas teriknya Matahari.
Tetapi, Bumi masih dapat melihat cahaya bulan.
Setidaknya, Bumi tahu bahwa hadirnya cahaya bulan merupakan tanda bahwa Matahari baik-baik saja.
Akhir kata,
Bumi akan di sini,
Jangan pusing jika suatu hari berniat mencari,
Itupun jika ingin mencari,
Karena Bumi tetap di sini.