Senin, 31 Desember 2012

Konspirasikah?

Adakah yang pernah mengisi setengah gelas dengan es batu, lalu memenuhinya dengan air? Airnya diisi sampai full ya, sampai hampir tumpeh-tumpeh. Sampai tumpeh-tumpeh dikit juga ga apa-apa, cuma untuk memastikan gelasnya udah full.

Trus es batunya ngapung (eummmm, mungkin bahasa Indonesia yang lebih baik dan benar adalah mengambang) gitu? Iya, udah biarin aja. Kodrat Illahi. Kan massa jenis es memang lebih kecil dari air.

Lalu, gelas berisi es dan air tadi didiamkan. Yang lama. Sampai esnya meleleh semua.

Udah?
Selanjutnya silakan diamati, adakah air yang luber selama proses pelelehan es tersebut? Jawabannya seharusnya tidak ada (karena gue udah pernah melakukannya waktu SMP dulu) karena meskipun di gelas tadi itu ada es batu yang ngapung-ngapung, tapi bobot esnya ya sebenernya segitu-gitu aja. Volume dia doang yang mengembang dan massa jenisnya jadi lebih ringan dari air. Memang sih volume dia jadi lebih besar, tapi kan yang tercelup (apa deh ini bahasanya?) di air cuma 90% dari es itu, sisanya ngapung-ngapung dengan bebasnya.

Naaaaaaaaaah..
Pertanyaannya..
Jika seluruh es di kutub mencair, akankah permukaan air laut menjadi lebih tinggi?

Rabu, 26 Desember 2012

Pengorbanan dan Alasan

Cinta tak perlu pengorbanan. Pada saat kau merasa berkorban, pada saat itu cintamu mulai pudar.
.Sujiwo Tejo.
Kenapa kamu cinta sama pacarmu? Kalau dia bisa jawab, berarti itu bukan cinta, itu kalkulasi. Cinta ga ada karena karena..
.Sujiwo Tejo.

Selasa, 25 Desember 2012

Postulat Intensitas

"Hati-hati sama yang namanya intensitas. Intensitas bisa memenangkan dan mengalahkan banyak hal. Termasuk bisa meruntuhkan tembok pertahanan."
.Annisa Dwi Astuti.



Nabil, kapan ke Bogor? Rasanya banyak yang mau gue ceritakan ke lu terkait sesuatu yang bisa disebut sebagai pembuktian dari postulat intensitas ini..

Cenna *getek sendiri memanggil Monox dengan sapaan Cenna*, kalo Nabil ke Bogor, kita harus ketemuan ya bertiga. Oiya, ga ada yang perlu gue ceritain ke lu, kan kita hampir tiap hari juga ketemu :p

Jumat, 21 Desember 2012

Misi7

Pada sebuah Jumat, 7 Desember 2012, ketika gue sedang menyelesaikan TTS Penkom, Imam, Delmar, dan beberapa teman lainnya yang akan Jumatan menghampiri meja tempat gue duduk dengan tujuan utama menitip tas. Ternyata eh ternyata ada tujuan lainnya yaitu ngajakin main Misi7.

Apaan tuh?
Karena kedengerannya seru, gue dengan ngasal iya iya aja.

Lalu gue diputarkanlah sebuah video mengenai dasar-dasar pelaksanaan mereka melakukan permainan ini. Peraturan dasar dari permainan ini adalah melakukan 7 hal baru selama 7 hari berturut-turut. Kalau ga ngerti dengan penjelasan gue, silakan klik penjelasan yang semoga lebih mudah dimengerti di sini aja.

Ternyata, klasifikasi dari 'hal baru' itu berbeda-beda dari tiap orang dan itu seru banget ketika kita tau si ini mau yang kayak gini dan si itu mau yang kayak gitu. Ada temen gue yang ga suka pisang dan salah satu misinya dia mau makan pisang meskipun akhirnya misi itu gagal karena dia ga sempet beli pisang. Ada juga temen gue yang memang terlihat tomboy dan macho, dia itu kalau pake kerudung nyaris selalu kerudung bergo yang langsung masuk gitu aja, bahkan saat sidak masa perkenalan himpunan dia sempet beberapa kali kena oleh komdis dengan alasan yang sama yaitu menggunakan kerudung bergo (karena di peraturannya harusnya ga boleh). Jadi, salah satu misi dia dalam Misi7 ini adalah menggunakan kerudung non-bergo.

Misinya lucu-lucu kan jadinya?
:3

Oke, kita beralih pada laporan pelaksanaan Misi7 punya gue.

Hari 1
Minggu, 19 Desember 2012
Misi : Memandikan seluruh kendaraan di garasi rumah

Total ada 2 mobil, 2 motor, dan 2 sepeda yang harus gue tuntaskan. Gue selama ini memang belom pernah mencuci itu semua, paling banter yang gue cuci ya motor gue itu aja karena kan geuleuh sendiri kalo naik motor dekil ke kempus. Gue mengerjakan misi ini dari dhuha hingga hampir siang. Ternyata itu cukup untuk membuat gue pegal-pegal.

Hari itu gue merasa berguna aja, karena ada hal lain yang bisa gue lakukan selain ngabisin stok makanan di rumah. Di samping itu gue jadi semakin menyadari bahwa tidur itu merupakan sebuah nikmat tak terkira karena sore harinya gue tidur enak banget sampai katanya susah dibangunin.


Hari 2
Senin, 9 Desember 2012
Misi : Menggunakan kerudung dengan gaya yang beda ke kampus

Dengan segenap kesadaran diri gue mengakui bahwa gue kalau ke kampus itu pakai kerudungnya ya gitu-gitu aja. Dari semenjak gue pake kerudung, total gue keluar rumah dengan gaya kerudung tidak biasa mungkin masih dapat dihitung dengan menggunakan jari tangan dan kaki, yaaa mentok-mentok minjem tangan orang lain. Maka dari itu gue menjadikan hal tersebut sebagai salah satu misi gue.

Gue yang memang riweuh dan rasanya jadi agak sedikit aneh karena memakai kerudung dengan gaya yang tidak biasa menjadikan gue kerjaannya bolak-balik mencari tempat untuk bercermin sehingga ditotal gue 5 kali ke toilet cuma untuk memastikan kerudung gue baik-baik saja dan berkali-kali membuka laptop tanpa menyalakannya karena layar laptop gue bisa juga dijadikan cermin meskipun rada-rada item gitu.

Meskipun ada beberapa yang mengaku pangling, ada juga seorang yang bilang "Kok jadi aneh?" dengan ekspresi bingung tapi nyolot, tapi satu hal yang gue garis bawahi bahwa terdapat lebih dari 5 orang yang bilang gue cantik :3
Oke skip, mungkin fakta itu ga penting bagi sebagian orang

Di samping itu Ibu juga berkomentar ketika gue pamit mau berangkat, "Naaaaah, gitu doooong. Sekali-kali pake kerudungnya dibedain, kan bagus tuh. Eh Kak, tapi itu kerudungnya nanti nyangkut di helm ga?"
Oke, kekhawatiran Ibu pada kalimat terakhir tidak terbukti. Kerudung gue ga nyangkut di helm tapi jarum pentulnya iya --"


Hari 3
Selasa, 10 desember 2012
Misi : Jalan kaki dari ujung Bara sampai ujung Bateng

Hal ini terdengar sangat cetek bagi sebagian besar orang tapi kenyataannya gue memang belom pernah melakukan hal itu. Gue yang naik motor dan kosannya di Perumdos memang ga ada hubungan sama sekali dengan jalan kaki dari ujung Bara sampai ujung Bateng. Jalan dari Berlin sampai ujung Bara sih sering, jalan dari Berlin sampai ujung Bateng juga pernah, tapi mereka tidak dilakukan pada hari yang sama.

Meskipun akhirnya rute gue hari itu berkali lipat lebih panjang yaitu Berlin-ujung Bara-ujung Bateng-ujung Bara lagi-ke kosan Afiefah di Balio-Berlin.

Hari itu gue seneng banget karena dalam trip Bara-Bateng itu gue ketemu sama banyak temen lorong, ketemu sama banyak temen TPB, dan ketemu juga sama banyak temen MPKMB, termasuk ketemu Bu RT dan berpelukan heboh di tengah jalan. Hari itu juga gue baru sadar bahwa ternyata ada salon muslimah di Bateng. Setelah gue tanya-tanya warga Bateng, ternyata katanya nyalon di situ enak. Oke mungkin someday bisa dicoba. Gue juga jadi tau bahwa di Bateng ada toko yang jual batik lucu-lucu dan gue baru sadar bahwa ada beberapa tukang laundry yang ga menerima mencuci baju anak-anak *oke, itu penting parah --".


Hari 4
Rabu, 11 desember 2012
Misi : Nabung di bank

Dengan kesadaran penuh gue menyadari bahwa semester 3 ini gue cukup sering mengambil uang di ATM dan belom pernah nabung lagi karena selalu merasa ga ada waktu. Karena nabung ini pula gue tau bahwa jika diakumulasi antara uang yang pernah gue ambil di ATM dan uang yang gue tabungkan beberapa hari lalu itu ternyata defisit --"

Mungkin ibroh dari menabung kali ini adalah gue harus sesegera mungkin mengatur dengan lebih cermat dan spesifik keuangan bulanan gue dengan masa percobaan hingga akhir semester 4. Atau last option-nya adalah membuat proposal kenaikan uang bulanan kepada menteri keuangan di rumah.


Hari 5
Kamis, 12 desember 2012
Misi : Ga makan di Sapta

Sapta adalah kantin di Fateta (berasa yakin ada non-IPB yang baca blog ini). Cetek sih. Tapi gue mengakui bahwa Kamis biasanya gue boros banget karena kuliah dari jam 7 sampai jam 3 tapi ada jeda-jeda kosong yang membat gue bakal stay di Sapta dan makan melulu. Dari segi harga, harga makanan di Sapta itu hanya sedikit di bawah harga kantin Smansa tapi kalau dari segi rasa cukup jauh.

Kamis itu akhirnya gue memang ga makan di Sapta dan akhirnya beli roti di Agrimart. Perpaduan perut lapar dan batuk terus-terusan sepanjang hari memang sepertinya hanya dapat didamaikan dengan makanan empuk seperti roti. Sebenernya tadinya mau nyari bubur, tapi kayaknya bakal aneh kalo makan bubur siang-siang.


Hari 6
Jumat, 13 Desember 2012
Misi : Jadi kalem

Oke fix, ini misi paling susah --"
Sebagian besar anak TIN tau ada permainan ajaib Misi7 ini. Mereka juga tau bahwa misi gue di hari Jumat ini adalah jadi kalem. Dan dunia berkonspirasi sehingga gue makin susah mau kalem. Pertemuan pertama gue dengan Ari, dia malah bilang, "Dil, kok sepi sih lu?". Komplit dengan muka jail ngajak ribut. Bahkan gue disangka sakit sama seorang anak SIL karena gue cuma senyam-senyum najong doang saat ketemu dia di tempat wudhu Al-Fath.

Sepanjang hari ini berkali-kali gue dipanggil oleh Delmar dan Imam, setelah gue menghadap mereka, mereka cuma menaruh telunjuk di depan mulut, nyuruh gue diem. Delmar malah lebih ekstrem, dia ngitungin berapa kata yang gue ucapkan tiap gue ngomong.

Iis malah bilang bahwa kalemnya gue itu jatohnya malah jadi jutek. Di samping itu, kalau gue kalem tapi ga jutek malah jadi kyak orang sakit. Oke, serba salah..

Gue baru tau bahwa mencoba menjadi orang diem itu lebih capek daripada gue hiperaktif ke sana-ke mari. Sore itu gue juga sempet-sempetnya ketiduran di Sapta karena capek jadi kalem.

Meskipun sudah di-judge gagal oleh beberapa orang, tapi gue tetep bertekad berusaha kalem sampai akhir praktikum Penkom di hari itu.


Hari 7
Sabtu, 14 Desember 2012
Misi : Push up-sit up 1 seri Pandawa kali saat bangun dan mau tidur

Cetek sih, tapi gue uah lama banget ga melakukan hal itu. Misi ini menyadarkan bahwa stamina gue sudah tidak sekeren dulu. Berhubung Smansa itu terletak di jalan Ir.H.Juanda no.16, maka 1 seri Pandawa itu 16 kali, haha. Push up dan sit up masing-masing 16 kali itu udah lebih dari cukup untuk membuat gue terdampar lagi di kasur saat pagi harinya dan membuat gue mendapat akselerator ke alam mimpi saat malam harinya.


Closing statement :
Secara garis besar, mainan ajaib ini seru banget. Gue jadi mencoba beberapa hal yang selama ini belom pernah gue coba. Gue jadi tau bahwa nyuci mobil+motor+sepeda dalam hari yang sama itu bikin capek. Gue juga salut sama adik gue karena dia bisa-bisanya memakai kerudung dengan gaya macem-macem kalau ga sekolah.

Sepanjang minggu ini ga sedikit juga temen-temen yang menyatakan secara terus terang ke gue pengen cepet-cepet hari Jumat dan melihat gue kalem --"

Terakhir, ayo bersiap untuk sukseskan wacana Misi21 yang rencanya akan dilaksanakan saat liburan ini
:D

Semangat melakukan hal baru :D

Jumat, 07 Desember 2012

Analogi Paling Aneh

Pagi hari di hari sidang angkatan Smansa 2012, gue diminta ngumpul di Gym demi membangun pertanian bangsa membahas teknis penjaringan korban untuk menjadi pemain di penampilan angkatan Fateta 48. Di Gym kala itu sedang ada PJR Cup (mesipun ternyata ada Reza, Zahwan, Rhefa, dan beberapa lainnya) karena para panitia MPKMB nyaris ga pulang liburan demi menyiapkan MPKMB.

Kondisi saat itu, gue adalah Sekretaris MPKMB. Kondisi lainnya, dari sekitar 4 orang yang akan bertemu untuk membahas penampilan angkatan, gue adalah satu-satunya perempuan yang ada.

Hingga pada..
Delmar : Catet, Diiiiil..
Gue : Bentar bentar, nyari pulpen dulu..
Lalu gue mengobrak-ngabrik tas dengan rempong
Gue : *muka memelas* Eh, demi apa ini gue ga bawa pulpen. Gue bahkan ga bawa kotak pinsil sama sekali..

"Hah? Lu ga bawa pulpen? *geleng-geleng kepala*. Sekretaris ga bawa pulpen tuh kayak orang mau berenang tapi ga bawa celana dalem ganti"
.Seseorang yang namanya gue samarkan.

Itu adalah analogi paling aneh yang pernah gue denger -______-"

Senin, 19 November 2012

Meanwhile at FOY

FOY adalah Fateta of the Year, dilaksanakan pada Sabtu 10 November 2012 di Audit CCR. Ini semacam malam penganugrahan untuk seluruh civitas Fateta yang dibikin oleh BEM F. Ada award-nya gitu, mulai dari Dosen Terbaik, Staff UPT (TU) Terbaik, Mahasiswa Terbaik, dan sejenisnya. Ada juga stand up comedy dari ketua BEM F dan pak dekan.

Dengan semangat ingin berkontribusi, mengutip pembelaan dari salah seorang teman gue,
"Dila mah bukan mau eksis. Kalo mau eksis dia udah eksis kali, jadi *blubup blubup* *itu tadi suara sensor yang terbaru*. Tapi pengen berkontribusi, iya ga, Dil?"
.Mustaqim, 2012. #dampak kebanyakan nulis dapus
>>>Meskipun kalimat awalnya membuat gue tepok jidat, tapi kalimat selanjutnya gue iyakan.
Akhirnya gue mendaftar untuk nyanyi Mars Fateta saat pembukaan karena kata Mas Komti yang nyanyi tuh bakal banyakan, bakal ada perwakilan dari tiap departemen per angkatan.

Setelah cabut latihan perdana sekaligus latihan satu-satunya karena praktikum Penkom sampai malem, tau-tau udah hari H aja. Koplaknya, ternyata yang nyanyi cuma 9 orang doang.
-________-"
Oke sip.
Pesan moral dari kisah ini : info dari Komti bisa jadi kurang akurat

Dari 9 itu, 6 orang anak TIN. Total 9 orang itu adalah gue, Muhay, Zefika, Oci, K'AHA, K'Nadhif, Devi (SIL48), Aul (SIL 48), dan seorang lagi SIL 47 yang gue lupa namanya.
Perenungan dari kenyataan pahit ini : apakah departemen di Fateta telah mengalami reduksi? #oke, itu ga penting

Mars Fateta ini ditampilkan saat pada pembukaan, di awaaaaaaaal banget, jam 7 malam teng *waktu aktualnya ngaret setengah jam*. Saking awal bangetnya, ditambah sebelumnya ada ujan gede banget, saat Mars Fateta ini dikumandangkan hanya sepertiga Audit CCR yang terisi.

Karena tampil awal banget, 9 orang harkos yang dibilang awalnya bakal nyanyi ramean ini harus stand by sejak jam setengah 5 sore untuk latihan. Faktanya adalah yang dateng on time hanya gue, Muhay, Devi, Oci, dan Fika. Hal yang selanjutnya dikerjakan adalah malah bikin laporan ABPA buah dan minyak atsiri secara berjamaah karena gue-Oci itu P1 serta Fika-Muhay itu P3 dan kita melakukan praktikum yang sama. Horeeeeee. Haha. Saat itu Devi cuma bisa manyun sambil sewot, "Dasar anak TIN. Ga di mana, ga di mana, bikin laporan".

Saat hujan mereda, karena satu dan lain hal Devi mau ke pusat kehidupan anak IPB (baca : Bara). Gue memutuskan untuk nitip makan. #sial, sampai sekarang gue belom ketemu Devi lagi untuk bayar makanan, semoga ga sakit perut. Sadar dengan kapasitas perut, gue request porsi cowok.

Saat Devi balik dari Bara ternyata udah hampir jam 7. Akhirnya gue kagak jadi makan dan kami bersembilan memulai latihan Mars Fateta. Seusai tampil, kami bersembilan masuk lagi ke dalam Audit CCR untuk duduk di antara teman departemen masing-masing dan menikmati FOY.

Berita buruk dimulai. Meskipun udah dapet snack box (yang isinya cuma seutet), tapi jam 9-an naga di perut gue udah mulai bikin konser sendiri. #Ibuuu, aku lapeeeer. Untungnya gue ga sendiri. Gue melihat Fika dan Devi nasibnya juga ga jauh beda dengan gue, kelaperan.

Fika yang duduk di samping gue inget bahwa gue tadi mesen makanan ke Devi, lalu usul biar makanannya dimakan. Tadinya mau dimakan di ruang panitia aja karena tas kami ada di sana. Tapi dengan semangat solidaritas, gue membawa makanan itu ke dalam Audit CCR, lengkap beserta tissue basah dan hand sanitizer karena Devi juga sama-sama belum makan seperti gue dan Fika.

Setelah memanggil Devi, membersihkan tangan dengan tissue basah/hand sanitizer dan berdoa, akhirnya nasi bungkus itu kami buka.

Porsinya heboh paraaaaah. Ada nasi porsi cowok, ayam, daun singkong, sayur nangka, dan sambal. Ditambah aromanya yang juga heboh. Persis begitu bungkusannya dibuka, anak-anak TIN 48 yang duduk di sekitar kami langsung menoleh dengan mupeng, kelaperan juga.

Sekedar info, gue, Devi, dan Fika adalah tiga wanita kalem yang kalau beli makan di Sapta itu biasanya porsi cowok. Jadiiiiiiii, nasi bungkus itu kami selesaikan secara barbar. Dalam waktu singkat hanya tinggal menyisakan seonggok tulang dan secuil sambal.

Aksi penghabisan nasi bungkus dalam waktu singkat itu menarik perhatian cukup banyak orang yang mengenal kami sehingga mengundang mereka untuk minimal geleng-geleng kepala, bahkan beberapa lengkap dengan mem-bully. Terhitung yang bereaksi meliputi Indri (ITP), Denny, Imam, Naufal Muhammad (ITP), Raka, Irham, Rhefa, Mujahid (ITP), Alfiyan, dan beberapa lainnya.

Dikarenakan kapasitas perut kami bertiga yang memang ga selow, tampang kami bertiga miris banget saat nasinya habis, masih laper. Apa daya..

Kamis, 15 November 2012

1 New Message

1 New Message
From :
IPB 48 Pristi Ilkom 1812
<+628564351xxxx>

Date :
02/11/2012

Time :
17:37

Barusan buka bukunya 'Ibuk' dan ada tanda tangan Iwan Setyawan langsung dan salah satu quotes yang agaknya pas buat dila.

'Mencintai tidak bisa menunggu' :)


Epilog dari gue :
Juga mengutip, tetapi dari sebuah buku berjudul 'Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin' karya Tere Liye yang agaknya pas sebagai jawaban dari quotes Pristi

'Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini'

Jumat, 09 November 2012

Nunggu Gerak

Ini adalah percakapan panjang lebar antara gue dengan Nizam (salah seorang temen gue di TIN 48). Bertempat di LSI saat tidak sengaja bertemu untuk mengerjakan tugas TPDT (walopun ternyata banyak banget anak TIN 48 yang ke LSI hari itu untuk mengerjakan segala jenis tugas mulai dari TPDT, K3, nyicil ABPA, dan lainnya, padahal hari itu masih berada dalam rangkaian UTS yang tak kunjung usai).

Sebenernya percakapan hari itu cuma berawal dari Nizam yang fudul dengan temen sekelompok K3 gue siapa aja. Setelah Nizam melihat cover tugas K3 gue di laptop, lalu malah beralih ke hal yang ga nyambung.
"Emang kelompok K3 Dila siapa aja? *ngeliat cover tugas* Oooooooh *mengangguk dengan ekspresi pitakoleun*. Oiya, gue bisa nebak tangan itu tangan Dila karena itu *ngelirik halus ke jari tengah kiri gue*. Cincin."
Selama dua detik gue sempet ga nyambung kalimat terakhir Nizam ngomongin apa.

Lalu percakapan berlanjutlah hingga..
"Kalau gue, ya itu jadi visualisasi mimpi, bukan banyak flash back-nya karena flash back gue.. Yaa.."
"Iya, cukup tau kok, Zam.."
"Kok bisa tau, Dil?"
"Hehe, Dila kan kenal yang PPSDMS lumayan banyak"
Dan Nizam cuma senyum meringis.

"Tapi, Zam, yaaaa gue seru aja dengerinnya. Jadi ada kenangannya. Ada yang bisa diceritainnya. Lah kalo cerita kecilnya gue mah lurus-lurus aja, biasa banget."
Lalu Nizam akhirnya bercerita tentang masa kecilnya, hingga bercerita tentang alasannya ikut PPSDMS.

Ada beberapa bagian yang diceritakan, lalu gue skip sebari berkata "Iya, udah tau kok, trus *disesuaikan dengan cerita yang gue tau* kan?".Dan Nizam hanya dapat mengulang kalimat yang sama beberapa kali "Kok bisa tau sih, Dil?". Lalu gue membalas dengan kalimat yang sama di tiap jawaban "Hehe, Dila kan kenal yang PPSDMS lumayan banyak."

Hingga pada..
"Kan Dila udah pernah bantuin bikin visualisasi mimpi nih. Trus, ayo bikin, Dil, untuk diri sendiri."
"Haha, ga tau nih, ga bisaeun soalnya."
"Bikin aja, Dil. Gue aja yang tadinya ga bisa, itu juga baru pertama kalinya bikin video, yaaaaa sekarang nambah skill-nya, jadi bisa."
Gue cuma nyengir.
"Iya sih, nunggu niat."
"Jangan nunggu niat, Dil. nunggu gerak."

Lumayan jleb. Jleb banget malah. Tapi udah lama ga ada yang nge-jleb-in untuk urusan-urusan kayak gini. Dan gue sangat berterima kasih ke Nizam untuk hal itu.

Mungkin Nizam bener. Bener banget malah. Harus gerak dulu, jangan cuma niat doang. Tapi mungkin hal yang akan gue lakukan pertama kali bukan bikin visualisasi mimpi karena sebenernya udah banyak wacana yang terhenti di niat. Penyebabnya ya itu tadi, ga ada geraknya, jadi ga maju-maju.

Kamis, 01 November 2012

Beras (Part 2)

Menindaklanjuti posting gw tentang beras sekitar lebih dari setahun yang lalu. Bulan Juli lalu, jaman-jamannya gue rempong bolak-balik rumah-kampus tiap hari, di rumah gue ada percakapan seperti ini..

Ibu : Yah, kok beras udah hampir abis sih? Padahal kan biasanya pertengahan bulan baru abis..
Ayah : Kan semenjak Kakak asrama, Ayah selalu beli beras yang 5 kilo lebih sedikit dari biasanya. Sekarang kan Kakak udah di rumah lagi, Ayah lupa beli dengan takaran yang lama.
-__________-"

Minggu, 28 Oktober 2012

Kisah yang Ter-pending

Kisah kali ini adalah sambungan dari kisah yang ini.

Sejujurnya dari awal matrikulasi gue sebel sama Ari. Gue sebel karena dia mau jadi sipil pas kuliah.

Ujar gue waktu itu..
"Gilaaaaaaa. Lu udah sebegitunya pas SMA dan mau sipil sekarang?"

Dan yang gue salut, Ari berhasil membuktikan kata-katanya ke gue bahwa dia memang seriusan berniat mau sipil. Dia ga jadi RT. Dia bahkan ga mengacungkan tangan untuk jadi calon putra tani di laskarnya dulu. Dia ga jadi komti. Ga jadi PJ makul apapun. Seriusan lah itu bukan Ari yang gue kenal pas SMA.

"Sebenernya kerjaan gue cuma menahan tangan gue untuk tidak teracung saat dibuka lowongan-lowongan pada posisi tersebut. Susah siiiih, tapi gue bisa kok nih.."
Asli lah gue bete..

Meskipun ternyata dia ga sipil-sipil amat. Dia ikut PKM yang saking rempongnya sampe tipes dan ga bisa dateng ke Closing Smansa day 2012. Tapi tetep aja, kalo mau jahat sih itu hitungannya tetep sipil.

Finally, setelah setahun, debut ketaksipilannya diawali dengan dia mencalonkan diri jadi ketua AK 19 saat Techno-F 2012 lalu. Dan yaaaaa, kalau ada yang mengamati sih langsung terbukti bahwa skill leadership Ari masih oke. Itu bisa dibuktikan dengan saat Sotef 3 ga ada AK-nya Ari yang telat dan melanggar SOP. Beda banget sama AK gue yang kebanyakan telatnya sehingga nyaris ga lolos MPF karena poin AK yang kurang. *maaf malah curhat*

Tapi sepertinya stop sampai di situ. Saat ada pemilihan calon ketua angkatan Fateta, Ari tetep ga ikutan. Itu sebenernya gue kesel juga (ini kenapa malah gue yang kesel mulu deh?). Gue geregetan aja, dari beberapa belas anak Smansa di Fateta 48, yang ikutan jadi calon ketua angkatan cuma Luthfi doang.

Inget banget di akhir semester 2 gue sempet nanya ke Ari perihal dia nanti mau nyoba BEM F atau Himalogin, dan jawabannya lagi-lagi bikin gue kesel..
"Gue mulai menikmati kesipilan gue, Dil. Kayaknya mau sipil lagi deh."
Apaaaaaaa??
Ini tidak bisa dibiarkaaaan!!

Lalu, saat H0 Hagatri 2012 ada pemilihan ketua angkatan. Gue pribadi sih pengen banget Ari jadi ketua angkatan TIN 48. Gue yakin aja dia bakal bisa wow lah untuk angkatan gue. Yaaa, tapi melihat track record kesipilan Ari, sepertinya gue berharap dia mencalonkan diri aja udah syukur.

Saat sesi pemilihan ketua angkatan itu, diumumkan bahwa yang berniat mencalonkan diri menjadi ketua angkatan harap maju ke depan.
Satu orang maju..
Dua orang..
Tiga orang..
Cowok semua, dan ga ada Ari maupun Hanif.

Gue bete tingkat dewa. Plis deh Ariiiiii, ayolah majuuuuuuu. Tapi karena itu dikatakan dengan bahasa kalbu (baca : hanya diucapkan di dalam hati) ya wajar lah Ari ga denger.

Sebenernya Ari dan Hanif itu qualified. Jauh lebih beres dari gue. Tapi ya itu tadi, mereka kagak maju-maju.

Gue kesel (maaf jika 2 kata ini sering banget diulang). Sedangkan kakak-kakak SC terus-menerus ngomporin..
"Mana nih yang lain?"
"Cuma bertiga doang?"
"Ga ada yang mau jadi ketua angkatan TIN 48 lagi?"

Dengan kalap, akhirnya gue maju. Ya, gue mencalonkan diri menjadi ketua angkatan TIN 48. Rada sarap memang. Sepertinya itu gue sedang setengah sadar deh.

Dari posisi berdiri gue setelah maju dan mencalonkan diri, atau lebih tepatnya mungkin menjerumuskan diri sendiri, gue dapat dengan mudah melihat Ari. Meski cuma melihat sekilas doang, gue tau bahwa ada pergulatan batin di dalam diri Ari, dan gue pengen banget senyum atas hal itu.

Koplaknya adalah gue adalah orang yang susah banget nahan senyum. Mungkin kalo ada yang liat ekspresi gue dengan 3 kandidat cowok lain itu muka gue antara nyantai nyaris ngajak ribut dengan bersusah payah nahan senyum sementara 3 cowok lain udah keringetan sedemikian rupa.

Gue yakin di dalam batinnya Ari sudah berkecamuk perang dahsyat..
"Anjir, si Dila pake maju lagi. Anjir. Sial. Aaaaaaaaaaah, gue galau mau maju apa enggak. Aduuuuh, maju ga yaaaa?"
Yaaa, mungkin tidak sealay itu. Tapi kurang lebih sepertinya kayak gitu.

Para SC pun terus ngomporin..
"Yaaa, ini udah ada satu kandidat perempuan."
"Mana ini yang laki-lakinya? Kalah sama yang perempuan."

Lalu dimulai hitung mundur dari 3. Masih juga ga ada yang mau maju. Dan gue bisa liat Ari makin keringetan. Pasti di dalam hatinya perang batin yang terjadi sudah semakin seru.

Lalu dimulai penghitungan mundur dari 5, dengan berbagai pengomporan lain dari SC.
"Kalau alasannya ga punya pengalaman, ya semuanya kalau baru nyoba juga emang ga bakal punya pengalaman."
"Hey yang laki-laki, kalian mau dipimpin sama perempuan!"
"Kalau alasannya ga sanggup, kan kalian belom pernah nyoba."

Akhirnya adegan yang gue tunggu-tunggu pun terjadi. Ari yang tadinya masih dengan posisi istirahat di tempat, dalam sepersekian detik mengambil posisi siap, lalu maju dan berdiri tepat di samping kanan gue.

Pasti saat itu gue ga bisa nahan senyum.
Uyeeeeeeee, Ari berhasil selangkah menuju ketaksipilan.

Saat itu yang maju masih sedikit, ga sampai 10 orang. Lalu mulai dipanggil tiap AK.
"AK 1 mana?"
"AK 2 ga ada yang nyalonin diri?"
Dan seterusnya.

Hingga pada saat AK-nya Hanif disebut, AK 11, lagi-lagi itu merupakan adegan yang gue nantikan. Hanif akhirnya maju. Mungkin di dalam hatinya sebelumnya juga telah ada pergulatan batin yang seru..
"Sial, Dila udah pake maju pula. Haduh, Ari juga udah maju. Masa gue ga maju?"
Lagi-lagi mungkin ga sealay itu, tapi gue yakin sempat ada pergulatan batin di dalam diri Hanif karena Hanif keringetan parah dan memberikan sekilas senyum pasrah yang dipaksakan kepada gue dan Ari saat maju.

Setidaknya, majunya gue saat itu sudah berhasil bikin atmosfer Korfat jadi rada panas. Lumayan lah jadi banyak yang maju. Meskipun pada akhirnya gue dan para volunteer wanita lain sepertinya memang didesain untuk tidak usah diloloskan.

Setelah serangkaian tes yang panjang *oke, ini lebay* akhirnya terpilihlah 4 besar kandidat calon ketua angkatan TIN 48 yaitu Andriyan, Alfahri, Nizam, dan Ari. Ari disebut terakhir. Sebenernya gue udah deg-degan aja, takut ternyata cuma 3 dan Ari masih belom disebut sampe saat ketiga. Eh untungnya ujung-ujungnya kesebut juga.

Seminggu setelahnya, saat H1 Hagatri, ada momen pemilihan ketua angkatan 48 setelah shalat Ashar di Alhurr. Berhubung cuaca mulai mendung-mendung galau, prosesi pemilihan yang tadinya mau di Lapangan Tenis depan Alhurr terpaksa harus dipindahkan ke Node PAU.

Di Node PAU masih berlanjut diskusi panel yang sebelumnya sempat terhenti saat di Lapangan Tenis. Setelah diminta menunjukkan bukti dan pengaruhnya terhadap angkatan 48, nyaris setiap calon ketua angkatan minta kami untuk jargon TIN, baru kali itu gue berharap punya jargon yang singkat seperti "Wow".

Selanjutnya ada seorang SC yang berbicara. Suara SC itu, rasa-rasanya gue kenal. Saat gue nengok, nah tuh kan beneeeeeeeeeeeeeer. Itu Kak Fima, Fima Firdaus Firman.

Gue baru tau bahwa ternyata beliau TIN 7 tahun di atas gue adalah saat gue udah TPB (sejak SMP dulu gue cuma sadar bahwa dia IPB tapi ga pernah nyadar jurusannya apa). Ternyata beliau masih belom berubah sejak terakhir gue ketemu di WL, beliau masih hobi bikin games dinamika kelompok yang ajaib. Games ajaib kali ini adalah berbaris spiral berurutan dari yang paling muda hingga ke yang paling tua, yang paling muda di pusat lingkaran dan makin ke luar makin tua. Instruksi lainnya adalah cuma para 4 calon ketua angkatan aja yang boleh ngatur.

Dan begitulah, dengan sensasional dan rada riweuh, akhirnya brerhasil terbentuk spiral tanpa ada yang urutan lahir yang kelewat. Meskipun para calon berempat itu memang mengoordinir, tapi bisa keliatan bahwa Ari dan Alfakhri yang paling berisik ngurus ini-itunya.

Setelah serangkaian diskusi yang melelahkan karena tak kunjung menemukan satu suara, akhirnya terpilihlah Ari sebagai Ketua Angkatan TIN 48. Hal yang bisa gue lakukan saat ada pengumuman mengenai ketua angkatan terpilih adalah hanya nyengir lebar yang ternyata cengiran gue ditangkap Ari, dan dia membalas dengan nyengir yang ga kalah lebar. Gue bahkan nyaris yakin di dalam hatinya ia berkata..
"Dasar lu, Diiiiiiiiiil.. Ini semua gara-gara eluuuuuu.."

Ternyata eh ternyata, yang nyengir bukan cuma gue doang, tapi Hanif juga, haha. Cukup tau deh apa yang ada di kepala Hanif.


Epilog :
Hal paling kocak dari terpilihnya Ari sebagai Ketua Angkatan TIN 48 adalah saat Ari ingin mendiamkan angkatan dalam beberapa forum diskusi yang telah kelewat gaduh dengan cara mengepalkan tangan sambil berkata dengan suara bulat dan intonasi ala POSKO, "Oke, cukup!!". Ternyata eh ternyata angkatan gue ga pada ngerti itu maksudnya apa dan tetep aja pada ribut.

Minggu, 21 Oktober 2012

Zenith

Inget beberapa tahun lalu (kok jadi berasa tua gini?) yaaaa sekitar 2 tahun lalu lah, Ndu pernah menulis di blognya tentang kata zenith. Menurutnya kata itu lucu dan kalau ga salah sempat berangan kalau punya anak nanti mau dikasih nama Zenith.

Gue akui saat itu, kalau sampai ada orang yang namanya Zenith itu keren banget. Keren parah. Orang yang ga ngerti, mungkin di kali pertama mendengarnya aja bisa langsung bilang keren tanpa bahkan tau itu artinya apa.

Randomly, gue saat ini pengen ujug-ujug bilang ke Ndu, bahwa..
"Nduuuuuu, anak 49 ada yang namanya Zenith lhooooo, lengkapnya Muhammad Zenith Aeman. Dia anak TIN, NRP-nya lupa antara F34120027 atau F34120029, pokoknya kepala 2, tapi lebih gede dari NRP gue. Dia Kadep Kastrat Magenta."

Sebenernya dari awal MPKMB, saat bagi-bagi rumpun untuk anak Undangan, gue udah liat ada yang namanya Zenith tapi ga pernah nyadar dia departemen apa. Haha, taunya TIN juga.

Dengan ajaib, suatu hari gue ketemu Zenith dan gue nyengir dadah-dadah *pasti bisa kebayang kan bentuk gue gimana, pasti juga bisa dibayangkan bagaimana kekagetan Zenith di-dadah-in sama gue* lalu menyapa,
"Kulminasi Atas :D"
Dan Zenith cuma bisa kiceup setengah cangak.
*kiceup (bahasa Sunda) artinya berkedip, tapi sering diasosiasikan sebagi berkedip linglung dengan ekspresi kebingungan*

Sepertinya untuk ke depannya, kalau gue ketemu Zenith saat sedang iseng, gue bakal manggil dia dengan "Kulminasi Atas". Artinya sama kok..


Yang lainnya tentang zenith..
Menurut perhitungan gue 2 tahun lalu, setelah bongkar-bongkar arsip blog, ternyata 2 hari yang lalu Matahari berada pada zenith Kota Bogor lhooo.

Rabu, 17 Oktober 2012

Tidak Dapat Berfikir Jernih

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Manakala ia tersenyum
Meskipun senyuman itu mungkin bukan untuk saya

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Karena caranya menanyakan dan meminta tolong untuk hal-hal sepele kepada saya yang, hei, pertanyaan dan permintaan tolong itu sungguh luar biasa sepele
Padahal, bahkan mungkin saja ternyata saya memang hanya sesepele itu baginya, sehingga hanya ditanyakan untuk hal-hal sepele pula

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Karena cara teman-temannya yang sibuk ber-ehem-ehem ketika dia berbicara dengan saya
Padahal, hei, bisa saja temannya memang sedang mengidap radang berkepanjangan

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Karena caranya memperlakukan saya
Karena saya yakin saya akan tersenyum tanpa henti, dan saya bukan orang yang terlatih untuk menyembunyikan senyuman

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Karena caranya memperlakukan saya
Karena seluruh perlakuannya mampu membuat dunia saya membeku sejenak demi mengabadikan momen-momen yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk diabadikan bagi orang lain, tapi menjadi penting bagi saya

Saya tidak dapat berfikir jernih,
Karena bayangnya sering muncul di dalam fikiran senggang saya.

Dan momen ter-tidak-dapat-berfikir-jernih adalah kemarin sore ketika ada salah seorang teman yang keceplosan berkata,
"Dil, dia pernah nanyain tentang kamu ke aku lho.."
.G64110005.

Kamis, 11 Oktober 2012

Hujan

Akhir-akhir ini Bogor mulai menunjukkan identitasnya sebagai Kota Hujan. Hujan berlangsung nyaris tiap hari. Bagi gue yang dari lahir udah di Bogor, defini hujan versi gue yaitu hujan gede banget banget banget disertai angin kencang yang sebelumnya diawali dengan angin sore yang bisa bikin galau. Kalau cuma gerimis kecil dan ga pake angin mah itu bukan hujan.

Ya Allah, makasih ya atas hujannya :)

Setiap hujan, selalu pengen pulang. Ngobrol berempat ngalor-ngidul. Makan mie kuah Ibu yang mahaenak, atau nasi goreng Ayah. Baca buku ga berenti di kamar karena ga memungkinkan untuk nonton atau ngenet.

Kalau hujan, jadi sering inget Gang Sekret. Sekret-sekret yang pada bocor saat hujan. Drainase ga bagus yang bikin selokan kecil di depan sekret selalu banjir tiap hujan dan bahkan pernah menghanyutkan sebelah sepatu Bram.

Kalau hujan sore hari, jadi inget astro. Besar kemungkinan malam hari akan cerah. Suasananya akan dingin-dingin galau, dan cocok banget dipakai untuk nonton bintang sambil berjaket di halaman rumah.

Kalau hujan siang atau sore pada hari Senin atau Kamis, jadi inget Pandawa. Anak Pandawa yang langsung cabut dari kelas masing-masing untuk keluar, ke Lapangan Depan, demi menurunkan bendara Merah Putih. Seringkali dimarahi satpam SMP karena menurunkan bendera SMP begitu saja, atuh lah kan ujaaaaaaan, benderanya harus diturunin.

Kalau hujan yang mau-mau-enggak-enggak selama hampir seharian, jadi inget NF. Hujan kayak gitu yang bikin kelas U5 ga pulang-pulang.

Hujan lainnya, ada hujan yang mengingatkan gue dengan masa SD. Berlarian dengan jas hujan atau tanpa payung sepanjang lingkar Kebun Raya, dari arah Gang Selot hingga BTM. Dijemput les oleh Ayah naik motor dan pulangnya lewat kebun karet di belakang kompleks.


Dulu, ada euforia dari dalam diri untuk menyambut hujan yang hampir selalu dinanti. Dan hujan menyadarkan bahwa kini ada saatnya menahan diri bahkan untuk sesuatu yang diharapkan.

Sabtu, 06 Oktober 2012

@PBA

PBA adalah mata kuliah Pengenalan Bahan Agroindustri.

Part 1 (Misi Besar)
Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri, @RK H102 (a). Jumat, 7 September 2012.
"..Barangkali, kalau untuk bersaing dengan luar negeri, barang kita masih sulit. Tapi coba untuk penuhi dulu seluruh kebutuhan dalam negeri.."
.Ibu Titi Candra.

Tiba-tiba jadi inget Soga Lorong kedua, Lorong 3B Rusunawa Angkatan 48. Rabu, 29 Juni 2011, ba'da shalat Isya berjamaah.
Amah Ainun : "Ada lagikah yang mau menceritakan tentang apa yang ingin kalian lakukan sehingga memilih kuliah di IPB?"
Lalu ada sebuah tangan teracung.
Amah Ainun : "Iya, Dik, silakan."
Sang pemilik tangan itupun berujar..
"Yang mau saya lakukan adalah berperan dalam mewujudkan Indonesia yang berswasembada"
Amah Ainun : "Memangnya departemen kamu apa, Dik?"
Lagi, sang pemilik tangan berujar..
"Teknologi Industri Pertanian, Amah.."
Dan seketika diamini oleh seluruh penghuni baru lorong 3B Rusunawa.

Bismillahirrahmaanirrahiim..


Part 2 (Upgrading Niat)
Kuliah Pengetahuan Bahan Agroindustri, @RK H102 (a). Jumat, 5 Oktober 2012.
"..Kalau kalian di sini cuma ngabisin waktu, dateng kuliah tapi pikiran kalian ga di sini, coba dong inget pongorbanan oang tua kalian, mereka nyari uang di kampung halaman kalian di sana biar bisa ngirim ke kalian tiap bulan. Kalau kalian belajarnya juga ga disertai niat yang ikhlas, saya ga yakin ilmu-ilmu di sini bisa jadi ilmu yang bermanfaat.."
.Ibu Titi Candra.

Meskipun kampung halaman gue cuma 12,5 km dari kampus, sepertinya sampai sini ada niat yang harus diupgrade di setiap saat mau berangkat kuliah karena innamal 'amalu bi niyyat. Harusnya sih ga boleh mikir "Pas K3 mending ngerjain ABPA aja daripada tidur di AMN karena adem". Pasti susah aplikasinya --"
Ya tapi kalo ga susah ya ga bakal naik level.

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Jumat, 28 September 2012

Bintitan

Hari Minggu 16 September lalu, Tim Kreatif MPF (yang telah pernah rela mengorbankan rasa malu dan harga diri di depan seluruh Fateta angkatan 48, plus panitia Techno F) ditraktir makan di Dahlia oleh ketua angkatan Fateta 48. Berkumpul terlebih dahulu di Koridor GKA, dan sempat ngegaring serta ngegaje karena nungguin yang pada belum ngumpul.

Hingga tiba-tiba..
Dewi : Delmar, lu bintitan ya?
Entah siapa nyeletuk : Ngintip siapa lu, Mar?

Lalu saat gue ngeliat Delmar, ternyata matanya emang udah naas banget, wajar kalo Dewi menyangka bintitan. Di samping Delmar ada Dara yang kok setelah gue liat lebih lanjut juga nyaris seperti bintitan.

Dan mendadak gue tau kenapa Delmar telihat seperti bintitan.
Gue : Dew, bukan Delmar yang bintitan. Lu liat aja gue sama Dara juga nasib matanya udah kayak gitu..



Catatan kaki :
Gue adalah orang yang paling ga punya skill begadang sedunia. Tapi untuk kesekian kalinya dalam 4 minggu ini gue harus begadang dan itu menghancurkan seluruh siklus tidur gue yang mahaapik. Bahkan malam ini..

Rumah, 1:34 AM
Pulang, begadang demi mencari tugas karena satu-satunya tempat di mana gue bisa begadang, gugurusukan dan operasi dapur tengah malem, tanpa ada yang merasa terganggu sejauh ini masih cuma rumah. Tempat di mana gue cuma cukup duduk di depan laptop dengan muka naas, lalu ga lama kemudian ada susu atau cokelat panas mahaenak sedunia. Ada Ibu yang rela duduk di samping gue, walopun ujung-ujungnya tidur juga, tapi dengan niat awal untuk nemenin gue begadang.


Pesan moral :
Tugas TIN membuat gue menyadari banyak hal yang berharga di tempat sejauh 12,5 km dari lokasi gue mencari ilmu. Baiti jannati..

Sabtu, 22 September 2012

Jargon Ter-...

TIN 48 akhirnya hari ini memiliki jargon yang sepertinya dibuat spontaneusly oleh Ari pagi tadi di depan Balairung Abdul Muis Nasution. Bagi yang baru pertama kali denger, mungkin jargon ini terdengar keren.

Sejujurnya gue udah lupa lagi teks full dari jargonnya apa. Gue cuma inget dua kalimat pertama dan kalimat pamungkasnya doang. Tengah-tengahnya miss. Adapun teks sebagian jargon yang gue ingat adalah..
TIN 48!!
We'll gonna fight!!
We'll gonna win!!
--entah lupa--
Bum!! Cor!!

Seusai Ari memperagakan jargon ini untuk pertama kalinya, banyak temen-temen gue TIN angkatan 48 yang tepuk tangan dan bersorak-sorak. Tapi gue pribadi, begitu denger jargon itu, yang bisa gue lakukan adalah melihat ke arah AK 11, mencari seseorang, dengan mulut setengah mangap. Gokilnya adalah orang yang gue cari tersebut juga sedang menatap ke arah AK gue, terlihat mencari seseorang, juga dengan mulut setengah mangap. Dia adalah Hanif.

Setelah gue dan Hanif berhasil membuat kontak mata, kami cuma bisa nunjuk Ari sambil ngomong "Paraaaaaaaaaaaaaah!!". Hanif dengan somplaknya, sambil nunjuk-nunjuk ngajak ribut, malah bilang "Woooooy, Ariiiiiii, itu jargon punya oraaaaaang!!"

Yaaaa, begitulah..

Setelah Ari kembali ke AK-nya (yang sebelahan dengan AK gue), gue berhasil membuat kontak mata dengan Ari dan tanpa gue perlu ngomong apa-apa Ari cuma bisa nyengir. Masih dengan nyengir, Ari malah bilang..
"Tadinya malah mau gue tambahin kata 'one soul' atau 'soul of one' dan kata 'we are one' , Dil, hehehe.."

Minggu, 09 September 2012

Ranking 1

Kisah ini terjadi di koridor kelas XII Smansa, lebih tepatnya di depan Ruang PSB, di dekat etalase piala. Awal tahun ajaran 2010/2011, saat minggu awal masa kelas XII.

Suatu hari kami (Ar-Rahmah 0,9) rapat Regen PODS di koridor kelas XII. Karena sudah mulai eror dan bahasan rapat yang udah abis, akhirnya kami memainkan permainan yang ajaib.

Bermula dari Ipol yang sedang pegang buku paket fisika, akhirnya kami main tebak-tebakan biografi Marthen Kanginan sang penulis buku Fisika. Seriusan itu permainan absurd parah.

Dikarenakan saking ga jelasnya permainan itu, ditambah biografinya yang cuma seuprit di cover belakang buku, akhirnya kami berganti permainan. Permainan berikutnya ini masih juga dipimpin oleh Ipol.

Permainan kali ini mengadopsi permainan Ranking 1 yang di tivi itu. Bedanya, pertanyaan yang ditanyakan  di permainan ini bukanlah pertanyaan pengetahuan umum seperti pada acara aslinya. Pertanyaan yang ditanyakan (atau lebih tepatnya adalah pernyataan yang dinyatakan) di permainan adopsi mahaaneh ini adalah amalan-amalan yang idealnya, seharusnya memang kami kerjakan.

Cara bermainnya juga unik, ga ada papan tulis dan ga diusir keluar arena gitu kayak di permainan aslinya. Awalnya posisi kami semua berdiri, cuma Ipol doang yang duduk *secara dia yang bikin games*. Lalu jika ada yang pernyataannya tidak sesuai maka yang bersangkutan dipersilakan untuk duduk. Jadi simpelnya, the last standing man/woman adalah pemenangnya.

Ipol : Pernyataan pertama. Kita sebagai pelajar yang baik, sudah sewajarnya membawa alat tulis ketika ke sekolah. Maka, bagi yang ga bawa pinsil hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal ajaib yang terjadi adalah Ndu duduk. Ya robbana, itu Ndu kan Ketum de Facto Sekretaris DKM, kok bisa-bisanya dia ga bawa pinsil?
-________-"

Pernyataan-pernyataan berikutnya ini mungkin gue ceritakan dengan urutan dan redaksi yang tidak pas, tapi kontennya kurang-lebih tetap sama.

Ipol : Pernyataan selanjutnya. Sebagai murid yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan yang ada di sekolah. Maka, bagi yang tidak memakai ikat pinggang hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal aneh yang lagi-lagi terjadi adalah Nabil, Tita, dan Puspa harus duduk. Jika kita telisik latar belakang mereka bertiga, Nabil adalah Kabid.Rohani Pandawa 16, Tita adalah Sekum Pandawa 16, sedangkan Puspa itu pengurus OSIS yang bahkan saat SMP *gue bisa tau karena gue se-SMP sama Puspa* jobdesc Puspa di OSIS adalah mengecek apakah seluruh peserta upacara memakai ikat pinggang atau tidak. Kok bisa-bisanya mereka ga pake ikat pinggang hari itu?
-________-"

Pernyataan berikutnya..
Ipol : Sebagai siswa yang baik, pekerjaan rumah harusnya diselesaikan di rumah. Maka, bagi yang semester ini sudah pernah mengerjakan PR di sekolah dipersilakan untuk duduk.
Lagi-lagi ada hal unpredictable yang terjadi. Nur Adhi harus duduk karena sehari sebelum games naas itu dia sudah pernah mengerjakan PR di sekolah. Tapi atuh lah masa Nur Adhi sih? Nur Adhi adalah ranking 2 seangkatan gue di Smansa, dia Siswa Berprestasi Kota Bogor, dan dari sejak SD ditotal dia udah pernah ikutan 5 mata pelajaran untuk OSN (Biologi, Matematika, Kimia, Fisika, dan Astronomi). Kenapa bisa-bisanya Nur Adhi ga ngerjain PR di rumah? Ya, kenyataan itu memang pahit.
-________-"

Selanjutnya..
Ipol : Sebaiknya, kita mencatat apa-apa saja hal yang ingin kita capai sehingga kita memiliki arah yang jelas untuk dituju. Maka bagi yang belum punya rencana apapun untuk mengarungi masa kelas XII ini dipersilakan untuk duduk.
Selalu unpredictable orang-orang yang ternyata harus duduk. Kali ini Monox, Anas, dan Uceng harus duduk. Padahal mereka adalah 3 orang dengan mimpi-mimpi tergila yang pernah gue tau. Anas-Monox bahkan merupakan duo soulmate paling visioner yang gue kadang ga ngerti mereka sedang ngobrolin sebelah mananya pemrograman apa kalau udah berdua doang. Kalo untuk Uceng mah semua juga cukup tau di mana target awal kuliahnya selepas kelas XII ini. Kenyataan yang terjadi adalah mereka belum menyusun langkah apapun untuk mengarungi ganasnya atmosfer hidup kelas XII. Kok bisa-bisanya?
-________-"

Pertanyaan lainnya yang ternyata hasilnya mengejutkan..
Ipol : Sebagai anak yang baik, sudah seharusnya kita menghormati orang tua. Bagi yang pagi ini tidak pamit cium tangan ke orang tua sebelum berangkat sekolah maka dipersilakan untuk duduk.
Pada pernyataan ini para peserta games mahaabsurd ini udah yakin ga bakal ada yang duduk. Ya kali gitu secara pamit ke orang tua masa ada yang lupa. Ternyata eh ternyata ada juga yang duduk dan kami semua cangak begitu tau siapa yang duduk. Amir duduk. Seorang Kadep Tarbiyah Intern lupa pamit ke orang tuanya saat pagi. Gils, dari judul departemennya aja udah yang paling horor, Tarbiyah Intern, dan kenapa bisa kadepnya lupa pamit ke orang tua?
-________-"

Pernyataan ajaib berikutnya..
Ipol : Hayooo, siapa yang semester ini belum shaum Senin-Kamis sama sekali dipersilakan duduk.
Lagi-lagi, orang yang tak terbayangkan yang duduk, yaitu Sindo dan Bayu. Padahal Sindo itu Kadep Pendidikan Ar-Rahmah 0,9 dan Bayu itu Kadep Rumah Tangga 0,9. Sebenernya ga ada hubungan langsung sih antara shaum sunnah Senin-Kamis dengan Departemen Pendidikan dan Rumah Tangga, tapi ya tetep aja itu aneh.

Sebenernya kayaknya masih ada beberapa pertanyaan lagi, tapi gue udah lupa. Dengan hoki, saat itu gue dan Luthfi menjadi the last standing man and woman, dan gue menang dengan anehnya karena pertanyaan ajaib dari Ipol..
Ipol : Yang terakhir ini hoki-hokian aja ya. Yang hari ini ada mata pelajaran matematika dipersilakan untuk tetap berdiri.
Dan Luthfi duduk karena dia ga ada pelajaran matematika di hari itu.

Tiba-tiba inget kalian semua..
:')
Apa kabar 0,9?
Masih tetap bersinar kah? Semoga masih :)

Karena rasi bintang yang cantik dibentuk dari bintang-bintang yang jaraknya berjauhan :)
.Sekretaris Departemen Pendidikan Ar-Rahmah 0,9.

Sabtu, 08 September 2012

Random Thought

Sekitar 2 bulan lalu, gue menahan tangan gue untuk tidak teracung di AK 17 Techno-F 2012 saat diharapkan menjadi volunteer dari AK sebagai calon ketua angkatan. Meskipun saat hari seleksinya volunteer dari AK gue berhalangan hadir, gue tetep ga mau gantiin.

Kenapa?
Gue yakin bahwa yang udah maju dan menjadi volunteer itu memang orang-orang super dari AK masing-masing. Begitu tau siapa-siapa aja kandidat dari tiap AK, gue bahkan bisa langsung nyaris menyimpulkan bahwa Luthfi ga bakal lolos secara kandidat yang lainnya lebih dewa semua *sori ya Upi :p*. Gue juga nyaris yakin Sawi ga bakal jadi 3 besar meskipun dia adalah ketua DPM TBP karena kan Sawi malu-malu kucing gitu. Gue juga yakin Amir ga lolos, entah kenapa gue yakinnya begitu. Bahkan gue yakin seandainya Elsa cowok, dia bakal bisa masuk 3 besar.

Dengan daya analisis tinggi *ini apa hubungannya deh?* gue pribadi langsung mendukung 3 orang yang ternyata eh ternyata mereka memang jadi 3 kandidat yang harus berkampanye di depan angkatan 48. Dengan daya analisis tinggi juga gue bisa nyaris memastikan bahwa Delmar bakal jadi ketua angkatan Fateta secara nyaris seluruh anak TIN kemungkinan bakal milih dia, juga kelas besar Q11-Q12 kayaknya bakal milih dia, ditambah dengan pembawaannya saat ngomong yang yaaaaaa tau lah bagi yang kenal mah.

Meskipun, melihat dari kerempongan di MPKMB, gue sih dukung Hilman karena dia yang paling ga rempong di MPKMB. Gue mendukung orang yang gue yakini ga bakal kepilih (ya, cara kerja otak gue memang sengotot itu). Gue tetep yakin Hilman ga jadi ketua angkatan karena Hilman juga pernah cerita saat rapat BPH bahwa hampir di tiap shalatnya dia berdoa biar ga jadi ketua angkatan, oke sip.
-______-"

Oke, stop ocehan ngelantur tentang ketua angkatan Fateta, karena sebenernya bukan itu yang mau gue tulis.

Gue yang siang tadi sedang berada dalam posisi istirahat di tempat bersama seratusan TIN 48 di Korfat, dalam sepersekian detik mengambil posisi siap, dan sepertinya dengan setengah sadar lalu maju ke depan barisan. Ternyata cukup untuk membuat dua orang tersulut harga diri dan emosinya.
:p

Dari lubuk hati yang terdalam, gue cuma pengen ngomong ke Teh Tuti..
Teh, Ari jadi kandidat ketua angkatan TIN 48 (48 itu angkatan Dila). Dan Dila ga akan heran kalau Teteh bakal bilang "Kebiasaan deh emang anak satu itu mah".

Gue juga mau ngomong ke Pristy..
Mbak, tuh benteng kesipilan masnya berhasil dikalahkan oleh harga diri.
:p

Dan sebenernya dua orang yang tersulut itu adalah objek pengamatan gue selama kuliah di IPB ini, mereka ber-NRP F3xx13 dan F3xx23. Pengamatan yang gue lakukan adalah mengenai akankah mereka betah dengan kesipilannya atau tidak. Ternyata pertahanan mereka untuk sipil dengan cukup mudah berhasil dihancurkan karena gue maju ke depan siang tadi.

Bingung dengan kisah random di atas?
Atau penasaran dengan kelanjutan ceritanya?
Karena satu dan lain hal, ada baiknya jika post ini dilanjutkan dan diperjelas selepas bulan September, insya Allah..
Semoga sabar menanti :)

Senin, 03 September 2012

Ada Cirinya

Saat malam hari setelah rapat evaluasi H2 MPKMB, entah kenapa banyak orang yang nyariin gue, gue juga bingung kenapa. Ada yang nyariin karena surat BCR kurang (reaksi gue saat mendengar berita ini, "Haaaah? masih kuraaaang?" dengan ekspresi shocked yang matanya dikit lagi bisa keluar). Ada juga yang nyariin mau minjem motor. Dan ini yang paling bikin rada kaget..
Tomo : Dil, lu dicariin, emmmh, lupa dicari siapa, pokoknya lu dicariin.
Selang beberapa detik..
Mega PDD : Dil, lu dicariin Iqbal Logstran dan Kak Udin Presma.

Dari kejauhan gue ngeliat bahwa Iqbal posisinya lebih deket dari pada Kak Udin, maka gue samperin Iqbal duluan..
Gue : Bal, kata Mega, lu nyariin gue? Ada apa?
Iqbal : Itu, Dil, lu dicariin Kak Udin.
Sejujurnya saat itu gue udah netting ke mana-mana, ya takut korespondensi salah format lah, ya takut ada surat yang gue salah tulis nama atau NRP Kak Udin lah, ya takut ini-itu lah. Dengan rada deg-degan gue samperin Kak Udin.
Gue : Punten, Kak Udin, saya Dila. Kata beberapa temen saya dicariin Kakak, ada apa ya, Kak?

Dan jawaban Kak Udin membuat gue cangak..
Kak Udin : Dila yang koreo MPKMB kan? Saya boleh minta soft copy-nya? Lagunya saya udah hapal, tapi koreonya belum. Saya suka gerakannya, padahal baru liat tadi. Mungkin nanti bakal ada latihan koreo MPKMB 49 bareng untuk pengurus BEM KM.

Akhirnya Kak Udin minta agar video koreo itu diputer dulu sekali di laptop gue, untuk selanjutnya di-copy-kan ke flash disk Kak Udin. Sambil menunggu pemutaran dan pemindahan video, Kak Udin sempet mengajak gue ngobrol..
Kak Udin : Ini ngambilnya di mana, Dil?
Gue : Ini di Lobi SC, Kak. Kita ngeblokir jalan pake partisi.
..
Kak Udin : Ini kamu ya yang paling semangat?
Gue : *cuma bisa nyengir, pasrah*
..
Kak Udin : 3 lagi siapa namanya, Dil?
Gue : Yang ini Tiwi, Rizka pratiwi, Manajemen. Ini Deny, Deny Prasetyawan, AGB. Yang satu lagi Manaf, Muhammad Abdi Manaf Zuhri, ITP.

Sampai pada..
Kak Udin : Dari gaya-gaya dan cara ngomongnya, kamu asal Bogor ya?
Gue : Lho, kok bisa tau, Kak?
Kak Udin : *ketawa kecil* Smansa ya?
Gue : Eh seriusan, Kak, kok bisa tau?
Kak Udin : *ketawa kecil lagi* Anak Smansa mah ada cirinya..
Dan gue hanya mampu terbengong-bengong..


Di balik semua itu, ternyata ada penjelasan logis mengapa Kak Udin dengan mudahnya bisa menebak gue anak Smansa padahal ngobrol setengah jam aja belom..

Ga lama abis percakapan itu, masih dengan flash disk Kak Udin tercolok ke laptop gue karena file koreo itu cukup gede, Ndu pun melintas di dekat gue dan Kak Udin..
Gue : Ndu.. Ndu.. Masa Kak Udin dengan tepatnya menebak Dila anak Smansa..
Ndu : *nyengir khas Ndu* Kak Udin temennya A' TB kan ya?
Kak Udin : Lho, kamu kenal TB?
Ndu : A' TB sebidang sama saya di Forkom Alim's, Kak..
Kak Udin : *manggut-manggut*
Ndu : Dil, kata A' TB mah ya, "saya dengan Udin mah udah kayak saya bareng Iqbal"

Oke, fixed, ternyata dunia gue sempit banget deh ini..

Minggu, 02 September 2012

Gonna Miss You All

Dari saya,
Untuk kalian, BPH :)

MPKMB udah selesai ya? Rasanya rada ga percaya..
Satu hal yang saya rasakan adalah saya psati bakal kangen BPH MPKMB.
Saya bakal kangen kalian..

Mungkin kita emang ga rapat ekstrem yang ga kelar-kelar setiap hari kayak Acara. Tapi kita hampir setiap hari ketemu. Kita juga ga punya kadiv yang angkatan 45. Tapi kita punya kakek yang angkatan 28 #eh.

Mungkin kita ga ada tuh pake acara jalan-jalan ke PRJ kayak MM. Tapi kita pernah menjelajah Bara bersembilan kayak anak ilang demi menemukan sebuah rumah makan yang sudah buka saat pagi hari karena kita mau membahas sesuatu di tempat dan suasana berbeda.

Mungkin kita ga kayak PDD yang menjajah salah satu sekret MPKMB dan meng-claim sebagai sekret PDD untuk naro atribut dekorasi. Kita mah terlantar, hampir setiap mau rapat harus survey dulu mau di mana.

Mungkin kita ga serempong Humas yang bolak-balik BPA-Rektorat-TPB untuk ngurusin hal-hal gila lainnya. Tapi kita tetep rempong dengan urusan dan jobdesk kita masing-masing.

Kita ga melobi-lobi perusahaan kayak Sponsorship demi dana sponsor untuk MPKMB 49. Di kita mah, Faisal ngelobi Ditmawa dan berhasil aja udah syukur.

Kita ga seribet Pangan ngurusin masalah hidup-mati *seriusan lah ini lebay banget* panitia dan peserta MPKMB 49 saat hari-H. Dila aja cuma ngurusin hidup-matinya 6 ekor ikan Lusi yang dititipin selama lebaran.

Kita juga ga seterbanting tulang FR yang setiap hari mencari rupiah, sampai berkah, subhanallah.

Kita ga ngangkat-jemput perabot dan ga minjem sana-sini seperti anak Logstran. Sekalinya kita bersembilan doang ngurusin Sarasehan itu rasanya ribet rempong luar biasa.

Lagi-lagi kita juga ga seribet PJR saat adik-adik 49 mulai heboh bayar ini-itu, temu-temu rumpun, latihan koreo, dan lainnya.

Kita juga ga seberjuang KPK untuk menahan tawa selama Gathering. Kita mah malah keketawaan mulu tiap kumpul.

Kita juga ga serepot Medis yang sampai bikin simulasi menangani orang sakit di setiap kumpul.

Tapi saya yakin bakal tetep kangen kalian..

Ingatkah, bahwa divisi yang pertama kali komplit adalah divisi kita. Kita sudah terbentuk dan bertemu nyaris tiap hari sejak *ngintip timeline di buku ungu* 4 Mei 2012. Hehe..

Tapi meskipun kita divisi yang pertama kali komplit, kita tetep harus bener-bener berjalan (meskipun perjalanan itu mungkin itu hanya bersembilan saja) sampai akhir sebenar-benarnya akhir MPKMB.

Yakin, nanti pada masa setelah kita ga ketemu setiap hari, nanti saat udah sibuk di departemen masing-masing, I'm gonna miss you all :')

Badan Paling Humoris
Bersembilan Penuh Humor

Kamis, 23 Agustus 2012

Renungan Penting di H-3 MPF

Sejujurnya, renungan ini merupakan renungan paling waras dari beberapa renungan waras yang pernah iseng-iseng gue pikirkan selepas Ramadhan tahun ini. Untuk menjaga kadar kewarasan (yang belum tentu bertahan lama), izinkan gue menulis post kali ini dengan kata ganti 'saya'.

Here we go..

Dengan sebuah niat suci nan mulia yang nyaris lebih suci dari tugas mulia Kera Sakti mengawal Tong Sam Chong untuk mencari kitab suci, yaitu menjalani MPF dengan sepenuh hati (karena percuma dijejali kata "positive thinking" selama SMA jika tidak bisa mengaplikasikannya), saya bertekad menyelesaikan seluruh penugasan individu sebelum hari ini berakhir *dan ternyata tidak berhasil*. Salah satu tugas yang belum saya kerjakan adalah membuat esai dengan tema teknologi pertanian untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Untuk meyakinkan diri bahwa harus serius, seringkali saya harus mulai mencemplungkan diri terlebih dahulu sebelum akhirnya siap benar-benar basah (ya, cara kerja otak saya memang seaneh itu). Akhirnya kemarin malam selepas shalat isya, sebelum online, saya mencari di tumpukan buku hasil pindahan dari asrama TPB dan dengan susah payah akhirnya menemukan buku yang saya cari. Sebuah buku hijau bergambar sawah, buku sakti yang seluruh anak IPB pasti punya, buku Pengantar Ilmu Pertanian. *saya sudah menghapus backsound 'We are the Champion' untuk menjaga keseriusan tulisan ini*

Dengan semangat 45, saya mulai membaca buku PIP tersebut di sela-sela online, terpotong tidur, disambung kembali pagi ini, dan khatam dengan gemilang sebelum shalat dhuha untuk keempat kalinya dalam setahun ini. Oke, saya tahu, mungkin banyak teman-teman saya yang bahkan buku PIP-nya telah lenyap ditelan keganasan kamar asrama mereka dahulu, atau bahkan mungkin ada alumni IPB yang telah diwisuda tanpa pernah sekalipun menamatkan buku PIP-nya.

Daaaaaaaaaaan..
Setelah membaca tulisan yang menyiratkan dengan kesuburan maha subur Pulau Jawa, saya setengah berfikir untuk serius mewujudkan seluruh lahan Pulau Jawa sebagai lahan pertanian. Pindahkan seluruh keribetan urusan pemerintahan di tanah lain di luar Pulau Jawa.

Setelah berfikir ualng dengan dengan otak yang sudah tidak kalap, sepertinya ide itu cukup gila bagi saya (bahkan mungkin sangat gila banget sekali bagi orang lain). Tapi tiba-tiba setelah teringat beberapa quote..
"Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri"
#bagi yang tahu quote ini dari mana silakan tersenyum (jika ingin), bagi yang tidak tahu silakan mencari tahu
"Mimpilah setinggi mungkin, ketika ternyata jatuh toh masih di antara bintang-bintang"
.Kadep Pendidikan 0,9.
"Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu".
.Sang Pemimpi.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri"
.QS Ar-Ra'd : 11.

Oke..
In the name of Allah, the Most Gracious, Most Merciful..

Rabu, 22 Agustus 2012

Tugas Karangan dan Menulis

Untuk kesekian kalinya, lagi-lagi ada secuil kisah tentang Smansa yang sudah lebih dari cukup untuk membuat gue senyam-senyum selama dua minggu ini.

Pada mulanya, angkatan 48 udah bersiap akan menghadapi MPF-nya masing-masing. Sudah tentu bahwa tiap fakultas beda-beda penugasan dan aturan mainnya. Begitu pula dengan Fateta. Tema MPF Fateta kali ini adalah Spectacular yang merupakan akronim dari Spirit, Intellect, Talent, Keep Unity, Love, and Religious.

Pada saat sosialisasi TechnoF (MPF-nya Fateta *dinyanyikan dengan nada yell-yell TechnoF*) yang kedua, dibacakanlah apa aja tugas-tugas selama MPF oleh panitia. Speed ketika membacanya selow parah kalo dibandingin dengan speed pemberitahuan tugas ketika Pra-MOS Smansa. Insting sekretaris gue muncul tanpa stimulus, gue langsung nyatet apa aja tugas-tugasnya. Tapi karena selow tersebut itu juga makanya gue sempet-sempetnya ngelamun dan pikirannya ke mana-mana.

Sempet dibacakan tugas bahwa, "..membuat karangan Spectacular of Me dalam bahasa Inggris.." sebenernya setelah itu ada penjabaran ulang mengenai kata spectacular dan banyaknya karangan yang harus dihasilkan.

Daaaaan berhubung gue ngelamun karena merasa disuruh bikin karangan "Siapa Saya" untuk kesekian kalinya (mungkin bedanya kali ini pake bahasa Inggris) dan malah ngelamun ke mana-mana tentang Smansa, akhirnya gue malah menulis kriteria syarat esai Spectacular of Me sambil berasa nulis ketentuan esai Siapa Saya ala Pandawa. Dua halaman folio.

Trus, ketika di rumah, gue mulai mencari tumpukan tugas MOS, buku, dan tugas regen. Lalu gue merangkum esai Siapa Saya dalam ms.Word. Ternyata masih harus gue tambahin lagi karena aspek Spectacular itu masih belum kunjung terpenuhi (secara gue bisa kenapa-napa kalo nulis karangan Siapa Saya untuk regen Pandawa dan ada unsur-unsur sayang keluarga). Tahap ini sebenarnya sudah gue selesaikan sejak sebelum Gathering 2 MPKMB.

Di ms.Word sendiri, gue paling suka menulis dengan font Comic, 11, spasi single. Oke, akhirnya jadilah 2 halaman (dengan bonus beberapa baris di halaman ketiga) draft dalam bahasa Indonesia mengenai Spectacular of Me di dalam ms.Word dengan font Comic, 11, spasi single.

Lalu gue mulai menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris sedikit demi sedikit selama 2 hari dengan skill yang cuma beda dikit dari Google Translate sambil menyiapkan sirop dan nyuci piring di dapur rumah nenek gue karena banyak kerabat yang berkunjung silaturahmi saat Lebaran. Esai tersebut ternyata hanya jadi 2 halaman kurang dikit karena kata-kata dalam bahasa Inggris kan rata-rata cuma satu suku kata.

Berhubung spasi yang single di ms.Word kan rapet gitu, setelah ditulis ulang ke dalam folio malah jadi hampir sebanyak 3 halaman.

Karena dampak ngelamun tadi pas ada pengumuman dan gue ga pernah ngecek-ngecek penugasan lagi karena merasa sudah benar, ternyata esai itu cuma disuruh sehalaman aja.
-_______-"
Yak, bonus hampir 2 halaman buat yang periksa esai gue. Semangat ya kakak :p

Saat sedang semangat 45 menggarap draft esai Spectacular of Me tersebut, gue sempat meng-update status FB dan intinya menyatakan bahwa gue udah dapet 3 halaman full dan hampir 2 halamannya tentang Smansa.

Ada salah seorang temen gue di Fateta yang kayaknya udah ga abis pikir banget tentang esai itu dan meminta gue untuk mengirimkan soft copy draft esai gue ke emailnya, entah kepo atau mau cari referensi. Setelah diedit sana-sini dan seluruh draft dalam bahasa Indonesia itu (yang udah tinggal jadi 2 halaman dengan bonus beberapa baris di halaman ketiga) gue rasa mendekati waras, akhirnya gue kirim draft tersebut ke email temen gue itu.

Salah satu cita-cita luhur gue adalah mempunyai imej bagus dan terlihat kalem di Fateta. Maka dari itu, awalnya draft esai ini dibikin dengan kata ganti utama berupa 'Saya' yang harapannya bisa memberi sedikit hawa waras dalam tulisan gue. Tapi rasanya hampir ga ada efeknya. Tulisan gue tetep aja setidak waras tulisan paling waras di blog gue (gue sadar sepenuh hati bahwa tulisan terwaras gue di blog ini aja masih bisa dibilang rada kurang waras). Tetep aja ketahuan bahwa yang bikin esai otaknya rada sedikit somplak.

Bahkan, setelah tulisan gue yang masih pake bahasa Indonesia itu gue kirim ke temen gue via email, beberapa jam berikutnya orang yang bersangkutan nge-sms gue...
Wahahaha, dil, karangan lu lucu
.Sms dari salah seorang teman ketika membaca karangan MPF gue.
Entah harus seneng atau sedih baca sms kayak gitu.

Dari 15 paragraf hasil final esai gue, 8 paragraf berbicara tentang Smansa. Setelah (mungkin) dicerna dengan lebih mendalam oleh yang bersangkutan, temen gue itu nge-sms lagi..
Buseeeeet, setengahnya isinya tentang Smansa
Ya atuhlah mau gimana lagi..

Padahal di karangan yang mungkin sepertinya bisa jadi masuk nominasi terpanjang seangkatan itu, gue masih belum menuliskan salah satu aspek 'talent' yang gue rasa gue punya. Gue merasa bisa menulis. Seneng aja tiap disuruh nulis. Nulis catetan saat guru/dosen ngomong lah atau nulis pesan-pesan singkat lah di meja kerja Ayah-Ibu yang pada intinya memberitahu bahwa anak sulungnya ini ga pulang selama 3 hari ke depan. Bahkan nulis notulensi rapat aja seneng -_____-" #tanpa ada yang komentarpun gue tau ini aneh

Mungkin kalo gue cerita alasan kenapa gue suka menulis, sepertinya ini salah satu dampak positif dari regen Smansa #lagi-lagi Smansa lagi. Kalau gue nulis tentang alasan suka menulis, mungkin esai gue yang kebangetan panjang itu bisa dimaklumi oleh yang baca. Tapi juga, kalau gue harus nulis lagi tentang alasan gue suka menulis, maka esai itu bakal jadi makin panjang lagi. Mungkin lama-lama bisa jadi novel karena besar kemungkinan gue bakal cerita ngelantur ke mana-mana tentang blog dan hobi baca gue yang mau-ga mau berperan menghasilkan gue yang juga jadi suka nulis.


Sebenernya tujuan tulisan panjang gue kali ini sih cuma flash back aja, dampak kangen Smansa, di regen Smansa kan kalo ada yang tulisan esainya kurang dari ketentuan maka bakal dapet seri angkatan. Tapi kalo esainya lebih dari ketentuan maka seri angkatannya juga bakal dikurangi dengan perbandingan yang sama (di regen Pandawa pada masa gue sih 1 halaman sidu senilai 2 seri). Saat 3 tahun lalu, itu salah satu kontribusi yang bisa gue lakukan untuk angkatan gue di Pandawa.

Nah, di MPF ini jika ada yang tulisan esainya kurang kan kayaknya bakal dikurangi poin penilaian kelompoknya. Ujung-ujungnya sih gue bertanya-tanya dan menjurus berharap, kalo esai gue lebih dari ketentuan (dan lebihnya kebanyakan), poin MPF kelompok gue bakal ditambah (kalo bisa ditambahinnya juga kebanyakan) juga ga ya?

Sedikit beropini, meskipun masih mengawang tentang konsep sanksi di MPF ini, tapi salah satu sistem yang gue suka sih reward-punishment. Bukan cuma searah, punishment doang. #seriusan paragraf ini cuma opini tanpa ada maksud menghakimi siapapun dan apapun. Toh pada nyatanya gue paling sebel dengan aturan main "Pasal satu, panitia selalu benar. Dua, jika panitia salah harap kembali ke pasal satu", gue nyaris pundung ke Anna karena Bintur XXII hampir pake peraturan konyol itu.

Masih beropini (namanya juga blog gue, jadi boleh dong gue beropini), karena Ibu pernah bilang bahwa..
"Orang yang hanya mengerjakan sebatas apa yang disuruh mah itu mental bawahan dan ga merdeka. Kalo ngerjainnya lebih dari yang diharapkan, itu jadi mental yang dibutuhkan di jaman sekarang.."
Uyeee, at least, berarti gue merdeka :p



#ayo kerjain tugas MPF lagi Diiiil, total tinggal 4 halaman buku tugas + 2 halaman folio lagi kok :)

Selasa, 21 Agustus 2012

Tertampar Bolak-balik

Suasana Idul Fitri tahun ini membuat gue sedikit lebih beres. Setidaknya dalam beberapa hari ini gue berhasil merenungi beberapa hal secara random, termasuk untuk yang satu ini.

Tentang keluarga.

Seusai membaca buku Kicau Kacau (penulis : Indra Herlambang) yang gue pinjem dari saudara gue, lebih tepatnya di bab mengenai keluarga, gue jadi mulai berpikir lebih banyak mengenai keluarga gue selama ini.

Setelah iseng membuka-buka folder di laptop yang berjudul 'Segala Foto-Foto' ternyata sedikit sekali folder yang isinya tentang foto-foto keluarga, baik itu foto liburan atau cuma foto-foto ketemuan hampir tiap minggu doang di rumah nenek. Memang sih mungkin dalam setiap kesempatan foto itu bukan menggunakan kamera dari rumah gue, tapi biasanya akan selalu diupload di FB dan gue sebenarnya bisa saja dengan mudah men-download itu sesuka hati. Tapi apakah gue lakukan? Sepertinya sejauh ini tidak. Padahal untuk acara-acara kampus dan Smansa, gue cukup sering ngambi-ngambilin foto yang bagus-bagus dari album orang di FB.

Lagi-lagi merasa jleb banget, manakala di laptop gue ada dua buah folder dengan size besar berjudul 'Smansa' dan 'IPB' yang di dalamnya ada banyaaaaaaak banget berisi folder-folder lain. Jika ukuran besar-tidaknya sebuah folder berkaitan dengan banyak-tidaknya lu berkontribusi dalam hal tersebut, maka folder 'Keluarga' itu isinya dikit banget. Jadi, apa yang udah pernah gue lakukan selama 19 tahun di keluarga gue ini? Cuma nerjemahin literatur S3 Ibu dalam bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia dengan kemampuan seadanya? Sangat cetek dan bukan pencapaian yang bisa dibanggakan.

Di samping itu, dengan teramat sadar, gue menyadari bahwa bahkan di blog gue sendiri ga ada label tentang keluarga. Padahal di blog ini ada label tentang Cosmic, Pandawa, Ar-Rahmah, Smansa, IPB, Tribi, dan Madani. Makin tertohoknya adalah bahwa gue bersama lingkungan dengan label-label itu palingan hanya setaun atau dua taun, yaaaaah yang label IPB ini sepertinya bakal awet selama 4 taun. Postingan selewat tahun-tahun yang dialami bersama itu palingan berupa ingatan yang tercecer, atau reuni kecil-kecilan, atau paling gue aja yang sedang kangen dan melankolis. Daaaaaaan, ga ada label tentang keluarga *ieu sakaliiiiiii, Diiiiiiil*.

Sebanyak apapun gue meng-claim aktivitas gue sebagai keluarga entah keberapa, keluarga ini tetap keluarga nomor satu..
Sebanyak apapun gue meng-claim tempat-tempat yang pernah gue singgahi untuk sekedar rapat, sekolah, kuliah, dan mempelajari kehidupan sebagai rumah entah keberapa, tapi rumah dengan keluarga nomor satu gue tetep jadi rumah nomor satu :')


#Tuuuuh kaaaan, bahkan foto keluarga lengkap berempat yang terbaru aja gue ga punya.

Senin, 20 Agustus 2012

Manakala

Manakala,
Manusia Indonesia bertambah banyak dan kesemuanya butuh makanan.

Manakala,
Sawah semakin sedikit karena tergusur untuk dijadikan perumahan dan mall, of course.

Manakala,
Anak-anak petani di desa sibuk bermigrasi ke kota. "Urbanisasi", ujarnya. Demi penghidupan yang katanya lebih layak.

Manakala,
Para pemuda desa tersebut ternyata mampu bertahan dan berhasil mengarungi kejamnya kehidupan di kota. Lalu secara rutin mulai mengirim uang hasil keringat mereka ke orang tua di desa.

Manakala,
Orang tua para pemuda tersebut dahulu merupakan petani.

Manakala,
Kakek-nenek petani di desa yang kini telah renta, tidak lagi mengandalkan bertani sebagai mata pencaharian utama karena telah mendapat kiriman uang untuk menikmati masa senja dari anak mereka yang telah sukses di kota.

Manakala,
Semua tau bahwa ini menyangkut hidup-mati manusia.

Manakala,
Hanya sedikit yang bertindak.


Satu hal yang gue tau,
Gue harus melakukan sesuatu.


#Renungan ketika mencuci piring yang sebarek-abrek di rumah nenek hari ini karena tamu-tamu yang datang berkunjung silaturahmi tanpa henti.

Minggu, 19 Agustus 2012

Anisa Wulandari

Seiring dengan gema takbir, sekaligus 19 Agustus ke-19 setelah tanggal 19 Agustus 1993..

Selamat ulang tahun ya, Anisa Wulandari :)

Sejujurnya, gue baru tau ada yang namanya Anisa Wulandari di lorong 3B adalah saat Tour Campus dan kita berdua abis-abisan nyengir penuh makna bareng Oii karena melihat seseorang yang sepertinya kandidat kuat calon RT lorong kita. Sakin hebatnya, beliau malahan jadi lurah Rusun.

Ingatkah?
Saat Oii dengan semena-mena memberi lu nama panggilan 'Sawe' karena di lorong kita ada dua orang Anisa. Oii berujar..

"Kan dia nih Anisa Wulandari, Anisa W (baca : Anisa we), Sa-we, Sawe.."

Semenjak itu nama lu di lorong jadi Sawe.

Ingatkah?
Saat kita berjalan berdampingan, di depan kita ada Evi, saat mau upacara 17-an di Lapangan Rektorat tahun lalu.

Ingatkah?
Saat lagi-lagi kita berjalan berdampingan saat berangkat Welcome Party dan saat pulang Farewell Party.

Ingatkah?
Kepasrahan lu dengerin gue cerita panjang-lebar tentang Smansa.

Ingatkah?
Lu ngetawain gue abis-abisan karena roadshow koreo MPKMB 48 dari satu kamar ke kamar lain sepanjang lorong bareng Ita.

Ingatkah?
Mata kuliah-mata kuliah yang kita pelajarin bareng, meskipun kayaknya banyakan yang mental dari pada yang masuk karena kita kebanyakan ketawa. Mulai dari Sosum, PM, Kalkunyuk *itu panggilan sayang dari lu kan ya?* Kalkulus, Ekum, sampai PIP.

Ingatkah?
Yang gue teriak nama *ag*a kenceng banget di kamar 320 sampe lu pundung.

Ingatkah?
Kita yang sering banget ngerusuh di kamar 322. Ngerampok makanan Mami. Gangguin Eka yang kayaknya sering banget ngerjain tugas. Ngeledekin cara ajaib Adhis bangun tidur. Ga ketinggalan, menahan napas degdegan karena kasur yang yaaaaah pasti tau lah maksud gue apa..

Ingatkah?
Gue yang hobi manggil lu sambil lari-lari di lorong..
"Saaaweeeeeee.."
Pasti lu bisa membayangkan intonasi dan cara gue manggilnya gimana. Lalu lu akan membalasnya..
"Apa Diiiiiiiiiiil?"
Dengan intonasi yang ga pernah berubah.

Ingatkah?
Lu yang hobi nyuruh gue tidur setiap jam 10 kalau masih pada asik ngobrol di 322.

Ingatkah?
Kita yang sering beli nasi goreng PGB untuk sarapan, biasanya abis apel pagi, dan memakan itu berdua karena porsinya banyak banget.

Ingatkah?
Kita yang coba-coba beli es pisang ijo di Bara saat Ramadhan taun lalu dan sekarang gue malah jadi hobi beli es pisang ijo di sana.

Ingatkah?
Kemeja kotak-kotak hitam-putih punya lu dan ternyata gue punya baju yang motif bahannya sama persis, model bajunya doang yang beda.

Ingatkah?
Saat kita ketawa-ketawa ga berenti manakala Sardi dikenalin ke Rifa oleh Syifa..
"Kok aku jadi kayak dijodohin gini ya?"
Itu ujar Rifa, lengkap dengan logat Pati-nya.

Masih ingatkah dengan ingatan-ingatan lainnya?
Semoga masih..
:)


Maaf ya, tahun lalu gue ga ikut aksi penggerebekan ke kamar lu karena ada beberapa misscom. Awalnya dibilang bahwa akan ada penggerebekan pada malam harinya, gue kira malam hari bakal jam 11an gitu, bukan jam setengah satu pagi --". Kondisinya adalah penggerebekan terjadi hari Jumat jam setengah satu dini hari. Di mana pada hari Kamisnya gue udah pulang kuliah jam 3 sore, dan hari Jumatnya gue baru ada kuliah jam 3 (baca : gue pulang).


Ya Allah..
Untuk perempuan cantik yang berjalan persis di samping saya saat mobilisasi Upacara 17 Agustus 2011 ke Lapangan Rektorat,
Tolong sayangi dan selamatkan ia dunia-akhirat..

Sayang Sawe selalu, karena Allah :)

Anisa Wulandari - Fadila
Jongkok madesu di Lapangan Rektorat karena pegel upacara

*Kenapa kita harus jongkok? Berasa ga ada pose foto yang bagusan lagi -___-"*
Dila - Sawe
Saat masih di asrama, sebelum mobilisasi upacara

*foto yang jauh lebih waras*

Rabu, 15 Agustus 2012

Level Kegantengan Manusia

Beberapa hari yang lalu gue iseng blogwalking hingga menemukan sebuah blog yang beralamatkan http://fyeahjuanda16.tumblr.com.

Juanda 16, itu tentang Smansa..
Entah siapa adminnya..

Bagi anak-anak Smansa, pokoknya bakal bisa senyam-senyum sendiri lah liat itu.

Lalu gue terus menjelajah di sana hingga menemukan foto ini..

Lawak parah lah
Bagi yang kenal Ghilandy dan tau pesonanya, pasti ngerti maksudnya

Dan gue ketawa-ketawa sendiri ga berhenti.

Senin, 13 Agustus 2012

Misteri Terpecahkan

Berkaitan dengan post gue yang ini. Akhirnya misteri yang nulis "Lebih ALAY dari Gegeb" kini terpecahkan. Ternyata itu Hilman yang nulis...
-______-"

Ribut deh lu sini sama gue, Man..

Misterinya jadi satu lagi, siapa yang bilang gue cantik? Hehe :p


#Sumpah ini postingan apa banget --"

Kamis, 09 Agustus 2012

BEBAS Part 3

@ Rumah Nechan
Rabu, 8 Agustus 2012
14.00 - 19.00 WIB
BEBAS Petisi Piala Part 3

Dulu bisa seharian penuh bertemu orang-orang itu setiap hari di Smansa.
Tapi kemaren hanya 7 jam ya? Terlalu singkat bertemu mereka semua.

Ternyata semua masih sama, masih Smansa..
Garingannya,
Idealisme-nya,
ke-taktis-annya dalam berpikir dan bertindak,
Kekondusifan ruhiyah-nya,
Kepekaaannya,
Inisiatifnya,

Cerita-cerita tentang..
Mengubah sistem,
Usus yang tercerai berai,
Tengkorak separo,
"Yang sopan dong, Dek!!",
Suara tembakan,
Kaderisasi yang diperlakukan tidak seperti manusia,
Koordinator penugasan ospek,
Doa makan dan memakai bahasa Perancis,
Minta oleh-oleh tanah dari Perancis,
Hashtag-hashtag ajaib,

Pembacaan puisi, dengan Asu sebagai pembaca puisi tetap selama 3 tahun ini, dan Ndu sebagai penulis tetapnya..
Asu : *maaf kalo redaksinya kurang pas* "..umur yang hampir mendekati kepala dua, Amir malah udah kepala dua.."
Amir cuma bisa tepok jidat.

Dan kita semua yang dengan muka ga abis pikir langsung refleks melihat ke Ndu dengan tatapan yang seolah berkata "tega-teganya Ndu gitu ke Amir". Ndu pun akhirnya klarifikasi..
Ndu : "Bukaaaan.. Bukan gueeeee.. Itu Asu yang bikin nambahin sendiri."

Masih bagian dari puisi, lagi-lagi kurang ingat redaksi persisnya seperti apa..
Asu : "..Monox, kalau nyetir jangan grudak-gruduk.."

Ada Tejo yang mau pulang duluan..
Tejo : "Teman-teman, gue pulang duluan yaa.."
"Yaaaah.. Jooooo.. masa pulang duluan siiih?"
"Nanti aja, Jo, kan kereta terakhir masih jam 11an"
"Udaaaaaah, Monox bawa mobil kok, lu nebeng aja sampe rumah, kan sama-sama di Bojong"

Tejo : "Gue ada acara keluarga sih sebenernya jam 9.."
Dan saat itu udah jam 8 lewat..

Gue yang selama 2 tahun lalu menjadi dokumentator, kemaren malah harus duduk memangku laptop dan membuat surat untuk Ditmawa. Entah dokumentasi kemaren tersebar di siapa aja..

Juga ada Didit yang dengan polosnya di akhir acara..
Didit : "Dila lagi ada selek ya sama Ndu?"
Dan hanya disambut dengan cengiran oleh gue dan Ndu.

Ada tukang susu murni pangalengan yang lewat saat sore hari, dan..
Monox dan Zego : "Sindoooooo, itu yell-yell departemen luuuu.."
Sindo : "Diiiiiil, Departemen Pendidikan *sambil dinyanyiin*"
Gue : "Fight for Islam, win for Smansa :)"


Bertemu dengan orang-orang yang tidak sanggup gue deksripsikan, terlalu istimewa. Orang-orang yang ga mungkin jadi biasa-biasa aja di kampus dalam 1 sampai 3 tahun  ke depan. Orang-orang yang gue yakini akan menjadi orang hebat di Indonesia beberapa tahun yang akan datang. Orang-orang yang membuat gue sangat bersyukur bisa merasakan atmosfer Smansa. Orang-orang yang sanggup memulihkan mental gue yang jadi sering berantakan sejak sebulan lalu.

7 jam yang sangat berharga di minggu ini..
Semoga amunisi kali ini ampuh dan cadangan semangatnya cukup untuk sampai ke pertemuan berikutnya :)

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah terhimpun untuk mencurahkan kecintaan kepada-Mu, telah bertemu untuk taat kepada-Mu, telah bersatu di dalam dakwah-Mu, dan telah bersatu padu menegakkan syariat-Mu. Karena itu, Ya Allah, eratkanlah ikatannya, langengkan cinta kasihnya, tunjukilah mereka jalannya, penuhi hati-hati mereka dengan cahaya-Mu yang tidak pernah padam, lapangkanlah dadanya dengan kelimpahan iman kepada-Mu dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah mereka dengan mengenal-Mu, dan matikanlah mereka sebagai syahid di jalan-Mu..

Meskipun ga jelas kapan gue bakal ketemu lagi dengan kalian, tapi semoga kita selalu memperbaiki diri untuk bisa bertemu kelak di Jannah-Nya.
.Agung Kurniawan.

Untuk pelajaran mengenai kehidupan di Gang Sekret,
Untuk bahu-bahu yang selalu dapat dijadikan tempat bersandar,
Untuk tangan-tangan yang tak pernah lelah menyeka keringat dan air mata,
Untuk senyum dan semangat tanpa henti,

Uhibbukum fillah *titik dua, apostrof, kurung tutup*

Selasa, 07 Agustus 2012

Kado dari Seseorang

Hari ini saat sedang 'Uji Coba Lapangan' MPKMB di GWW, Fiefah menghampiri gue yang sedang luntang-lantung di tangga menuju panggung GWW dengan hawa tidak biasa.
Fiefah : Dil, nih..
Begitu katanya, sambil mengangsurkan sesuatu yang terbungkus kertas kado biru muda bermotif kerang.

Setiba di rumah, gue membuka kertas kado biru muda bermotif kerang itu dan menemukan ini..

Serta secarik ucapan di atas selembar kertas yang ditulis bolak-balik..

Tanpa identitas pengirimnya.

Terima kasih :)

Meskipun sudah lebih dari setahun memiliki intensitas bertemu yang jarang,
Meskipun sudah lebih dari setahun sangat jarang melihat tulisan tangan itu,
Meskipun mungkin rapat regen di ruang kelas NF sekitar 2 tahun lalu itu menjadi rapat kesekian dari terakhir yang pernah kita lakukan di akhir masa-masa 0.9,

Tapi gue masih bisa mengenali tulisan tangan itu..
Itu tulisan tangan yang sama dengan tulisan tangan pada puisi BEBAS yang dibacakan di koridor kelas XII sekitar 2 tahun lalu.


Beruntung gue ga buka kado itu di GWW karena akan sangat membingungkan kalo tiba-tiba gue berkaca-kaca dan nangis di sana.

Meskipun masih belum tahu persis definisi 'kami' dalam ucapan itu meliputi siapa saja, tapi..
"Uhibbukum fillah *titik dua, apostrof, kurung tutup*"

Kamis, 02 Agustus 2012

Tiba-tiba Kangen

Setelah buka bareng BEM TPB Kabinet Madani 48 dan ketemu kalian,
Setelah sms so sweet dari Lusi,
Setelah status galau Vieta di FB,

Jadi kangen..
Kangen ngerapihin lemari arsip di sekret,
Kangen nyapu sekret,
Kangen bercerita-cerita gaje,
Kangen curhat-curhat tentang complicated love story masing-masing,
Kangen makan bareng-bareng,

Kangen mem-bully dengan muka ga mau kenal kalau mas Kabir yang satu itu udah mulai aneh-aneh..
"Heh, itu Kadep siapa deh?"
"Enggaaaaaak, gue ga punya kadep"
Atau..
"Heh, itu Kabir siapa deh?"
"Kabirnya Lusiiii"
"Kabir elu noh"
Pokoknya ga ada yang mau ngaku..

Atau kalau Kabir yang satu itu udah mulai di-bully oleh kadep lain atau siapapun lah (termasuk di-bully Faisal saat rapim MPKMB), para selir ini siap sigap langsung membela..
"Eh, eh, itu Kabir gue"
"Kakek, itu Kabir saya"
Ditambah terkadang dengan muka cari ribut pake nunjuk-nunjuk nyolot ke orang yang nge-bully Pradit.

Kangen sms saling tanya di antara Dila, Lusi, Ucy, dan Vieta saat ada jarkoman rapim..
"Rapim nanti siapa yang mau jadi selirnya Pradit?"

Meskipun output proker kita adalah..
Tugasnya Biro Secret, hei
Membuat sekret indah
Aman, tentram, dan nyaman
Semua betah di sekret :D
*yell-yell Biro Secret yang dinyanyikan dengan nada lagu Balonku

Meskipun proker pribadi Pradit, masang AC di sekret, ga disetujui karena kuota listrik di SC tidak memadai..

Tapi gue tetep sayang kalian, hey Biro Secret BEM TPB Kabinet Madani :)

Masih awal kepengurusan, fotonya masih pada jaim
Pradit rambutnya alay



Ini kenapa ada yang ikut-ikutan nimbrung di fotonya?

Naaah, ini baru Biro Secret doang
Lusi Diani - Lucy Pertiwi - Prahditiya Riskiyanto - Fadila - Vieta Annisa Nurhidayati