Selasa, 06 Februari 2018

#MatahariAkar [Split Bill]

Es krim: Dingin di lidah tapi hangat di hati #CaptionTidakNyambungDenganJudul

Ada suatu budaya di Jepang yang cukup membuat gue terkedjoet saat pertama kali mengetahuinya yaitu budaya untuk split bill (pisah tagihan) ketika makan di tempat makan. Di Indonesia, hal ini sepertinya ga umum, bahkan gue belum pernah menemukannya. Sekalinya sok ide mau makan tapi bayarnya split bill (ketika sepulang dari Jepang) eh malah ga boleh sama si kasirnya. Sedih dah emang.

Tapi di Jepang, misal makan bertiga, ketika selesai makan itu kita bertiga cukup bersama-sama menuju ke arah kasir lalu ngomong,
"Betsu-betsu"
Artinya kurang lebih seperti "(Bayarnya) dipisah". 

Kasus split bill ini adalah hal yang sangat umum dilakukan. Gue pernah makan berama-ramai sekitar 8 orang bersama teman-teman Indonesia di Jepang, dan restorannya tidak keberatan ketika kami minta agar split bill. Jadi ketika sudah kelar makan ya satu-satu antre di depan kasir buat bayar makanan apa yang dipesan. Mungkin budaya split bill ini adalah salah satu dampak dari orang-orang Jepang yang jujur, jadinya ga ada yang ngibul makan makanan mahal tapi menyebutkan menu murah ketika bayar. Mungkin juga ini dampak dari budaya orang Jepang yang cenderung mandiri dan ga mau merepotkan orang lain, makanya ga enakan ketika dibayarin orang lain.

Maafkan gue yang mulai sotoy.

Satu hal yang gue terkaget-kaget dengan split bill ini adalah orang pacaran aja makannya juga split bill. We-O-We. Seru amat ya jadi cowok di Jepang, ga perlu bayarin makanan ceweknya. Hahaha..

Sepulang dari Jepang ini gue jadi punya kata-kata pamungkas untuk menolak dibayari oleh orang lain.
"Orang pacaran di Jepang aja makannya split bill kok. Bayar sendiri-sendiri."

Meskipun akhirnya ada satu orang yang menjawab,
"Ini kan bukan di Jepang."

Dan tak lama, ada senyum yang tak bisa disembunyikan.