Kisah ini terjadi di koridor kelas XII Smansa, lebih tepatnya di depan Ruang PSB, di dekat etalase piala. Awal tahun ajaran 2010/2011, saat minggu awal masa kelas XII.
Suatu hari kami (Ar-Rahmah 0,9) rapat Regen PODS di koridor kelas XII. Karena sudah mulai eror dan bahasan rapat yang udah abis, akhirnya kami memainkan permainan yang ajaib.
Bermula dari Ipol yang sedang pegang buku paket fisika, akhirnya kami main tebak-tebakan biografi Marthen Kanginan sang penulis buku Fisika. Seriusan itu permainan absurd parah.
Dikarenakan saking ga jelasnya permainan itu, ditambah biografinya yang cuma seuprit di cover belakang buku, akhirnya kami berganti permainan. Permainan berikutnya ini masih juga dipimpin oleh Ipol.
Permainan kali ini mengadopsi permainan Ranking 1 yang di tivi itu. Bedanya, pertanyaan yang ditanyakan di permainan ini bukanlah pertanyaan pengetahuan umum seperti pada acara aslinya. Pertanyaan yang ditanyakan (atau lebih tepatnya adalah pernyataan yang dinyatakan) di permainan adopsi mahaaneh ini adalah amalan-amalan yang idealnya, seharusnya memang kami kerjakan.
Cara bermainnya juga unik, ga ada papan tulis dan ga diusir keluar arena gitu kayak di permainan aslinya. Awalnya posisi kami semua berdiri, cuma Ipol doang yang duduk
*secara dia yang bikin games*. Lalu jika ada yang pernyataannya tidak sesuai maka yang bersangkutan dipersilakan untuk duduk. Jadi simpelnya,
the last standing man/woman adalah pemenangnya.
Ipol : Pernyataan pertama. Kita sebagai pelajar yang baik, sudah sewajarnya membawa alat tulis ketika ke sekolah. Maka, bagi yang ga bawa pinsil hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal ajaib yang terjadi adalah Ndu duduk. Ya robbana, itu Ndu kan
Ketum de Facto Sekretaris DKM, kok bisa-bisanya dia ga bawa pinsil?
-________-"
Pernyataan-pernyataan berikutnya ini mungkin gue ceritakan dengan urutan dan redaksi yang tidak pas, tapi kontennya kurang-lebih tetap sama.
Ipol : Pernyataan selanjutnya. Sebagai murid yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan yang ada di sekolah. Maka, bagi yang tidak memakai ikat pinggang hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal aneh yang lagi-lagi terjadi adalah Nabil, Tita, dan Puspa harus duduk. Jika kita telisik latar belakang mereka bertiga, Nabil adalah Kabid.Rohani Pandawa 16, Tita adalah Sekum Pandawa 16, sedangkan Puspa itu pengurus OSIS yang bahkan saat SMP
*gue bisa tau karena gue se-SMP sama Puspa* jobdesc Puspa di OSIS adalah mengecek apakah seluruh peserta upacara memakai ikat pinggang atau tidak. Kok bisa-bisanya mereka ga pake ikat pinggang hari itu?
-________-"
Pernyataan berikutnya..
Ipol : Sebagai siswa yang baik, pekerjaan rumah harusnya diselesaikan di rumah. Maka, bagi yang semester ini sudah pernah mengerjakan PR di sekolah dipersilakan untuk duduk.
Lagi-lagi ada hal
unpredictable yang terjadi. Nur Adhi harus duduk karena sehari sebelum games naas itu dia sudah pernah mengerjakan PR di sekolah. Tapi atuh lah masa Nur Adhi sih? Nur Adhi adalah ranking 2 seangkatan gue di Smansa, dia Siswa Berprestasi Kota Bogor, dan dari sejak SD ditotal dia udah pernah ikutan 5 mata pelajaran untuk OSN (Biologi, Matematika, Kimia, Fisika, dan Astronomi). Kenapa bisa-bisanya Nur Adhi ga ngerjain PR di rumah? Ya, kenyataan itu memang pahit.
-________-"
Selanjutnya..
Ipol : Sebaiknya, kita mencatat apa-apa saja hal yang ingin kita capai sehingga kita memiliki arah yang jelas untuk dituju. Maka bagi yang belum punya rencana apapun untuk mengarungi masa kelas XII ini dipersilakan untuk duduk.
Selalu
unpredictable orang-orang yang ternyata harus duduk. Kali ini Monox, Anas, dan Uceng harus duduk. Padahal mereka adalah 3 orang dengan mimpi-mimpi tergila yang pernah gue tau. Anas-Monox bahkan merupakan duo
soulmate paling visioner yang gue kadang ga ngerti mereka sedang ngobrolin sebelah mananya pemrograman apa kalau udah berdua doang. Kalo untuk Uceng mah semua juga cukup tau di mana target awal kuliahnya selepas kelas XII ini. Kenyataan yang terjadi adalah mereka belum menyusun langkah apapun untuk mengarungi ganasnya atmosfer hidup kelas XII. Kok bisa-bisanya?
-________-"
Pertanyaan lainnya yang ternyata hasilnya mengejutkan..
Ipol : Sebagai anak yang baik, sudah seharusnya kita menghormati orang tua. Bagi yang pagi ini tidak pamit cium tangan ke orang tua sebelum berangkat sekolah maka dipersilakan untuk duduk.
Pada pernyataan ini para peserta games mahaabsurd ini udah yakin ga bakal ada yang duduk. Ya kali gitu secara pamit ke orang tua masa ada yang lupa. Ternyata eh ternyata ada juga yang duduk dan kami semua cangak begitu tau siapa yang duduk. Amir duduk. Seorang Kadep Tarbiyah Intern lupa pamit ke orang tuanya saat pagi. Gils, dari judul departemennya aja udah yang paling horor, Tarbiyah Intern, dan kenapa bisa kadepnya lupa pamit ke orang tua?
-________-"
Pernyataan ajaib berikutnya..
Ipol : Hayooo, siapa yang semester ini belum shaum Senin-Kamis sama sekali dipersilakan duduk.
Lagi-lagi, orang yang tak terbayangkan yang duduk, yaitu Sindo dan Bayu. Padahal Sindo itu Kadep Pendidikan Ar-Rahmah 0,9 dan Bayu itu Kadep Rumah Tangga 0,9. Sebenernya ga ada hubungan langsung sih antara shaum sunnah Senin-Kamis dengan Departemen Pendidikan dan Rumah Tangga, tapi ya tetep aja itu aneh.
Sebenernya kayaknya masih ada beberapa pertanyaan lagi, tapi gue udah lupa. Dengan hoki, saat itu gue dan Luthfi menjadi
the last standing man and woman, dan gue menang dengan anehnya karena pertanyaan ajaib dari Ipol..
Ipol : Yang terakhir ini hoki-hokian aja ya. Yang hari ini ada mata pelajaran matematika dipersilakan untuk tetap berdiri.
Dan Luthfi duduk karena dia ga ada pelajaran matematika di hari itu.
Tiba-tiba inget kalian semua..
:')
Apa kabar 0,9?
Masih tetap bersinar kah? Semoga masih :)
Karena rasi bintang yang cantik dibentuk dari bintang-bintang yang jaraknya berjauhan :)
.Sekretaris Departemen Pendidikan Ar-Rahmah 0,9.