Jumat, 28 September 2012

Bintitan

Hari Minggu 16 September lalu, Tim Kreatif MPF (yang telah pernah rela mengorbankan rasa malu dan harga diri di depan seluruh Fateta angkatan 48, plus panitia Techno F) ditraktir makan di Dahlia oleh ketua angkatan Fateta 48. Berkumpul terlebih dahulu di Koridor GKA, dan sempat ngegaring serta ngegaje karena nungguin yang pada belum ngumpul.

Hingga tiba-tiba..
Dewi : Delmar, lu bintitan ya?
Entah siapa nyeletuk : Ngintip siapa lu, Mar?

Lalu saat gue ngeliat Delmar, ternyata matanya emang udah naas banget, wajar kalo Dewi menyangka bintitan. Di samping Delmar ada Dara yang kok setelah gue liat lebih lanjut juga nyaris seperti bintitan.

Dan mendadak gue tau kenapa Delmar telihat seperti bintitan.
Gue : Dew, bukan Delmar yang bintitan. Lu liat aja gue sama Dara juga nasib matanya udah kayak gitu..



Catatan kaki :
Gue adalah orang yang paling ga punya skill begadang sedunia. Tapi untuk kesekian kalinya dalam 4 minggu ini gue harus begadang dan itu menghancurkan seluruh siklus tidur gue yang mahaapik. Bahkan malam ini..

Rumah, 1:34 AM
Pulang, begadang demi mencari tugas karena satu-satunya tempat di mana gue bisa begadang, gugurusukan dan operasi dapur tengah malem, tanpa ada yang merasa terganggu sejauh ini masih cuma rumah. Tempat di mana gue cuma cukup duduk di depan laptop dengan muka naas, lalu ga lama kemudian ada susu atau cokelat panas mahaenak sedunia. Ada Ibu yang rela duduk di samping gue, walopun ujung-ujungnya tidur juga, tapi dengan niat awal untuk nemenin gue begadang.


Pesan moral :
Tugas TIN membuat gue menyadari banyak hal yang berharga di tempat sejauh 12,5 km dari lokasi gue mencari ilmu. Baiti jannati..

Sabtu, 22 September 2012

Jargon Ter-...

TIN 48 akhirnya hari ini memiliki jargon yang sepertinya dibuat spontaneusly oleh Ari pagi tadi di depan Balairung Abdul Muis Nasution. Bagi yang baru pertama kali denger, mungkin jargon ini terdengar keren.

Sejujurnya gue udah lupa lagi teks full dari jargonnya apa. Gue cuma inget dua kalimat pertama dan kalimat pamungkasnya doang. Tengah-tengahnya miss. Adapun teks sebagian jargon yang gue ingat adalah..
TIN 48!!
We'll gonna fight!!
We'll gonna win!!
--entah lupa--
Bum!! Cor!!

Seusai Ari memperagakan jargon ini untuk pertama kalinya, banyak temen-temen gue TIN angkatan 48 yang tepuk tangan dan bersorak-sorak. Tapi gue pribadi, begitu denger jargon itu, yang bisa gue lakukan adalah melihat ke arah AK 11, mencari seseorang, dengan mulut setengah mangap. Gokilnya adalah orang yang gue cari tersebut juga sedang menatap ke arah AK gue, terlihat mencari seseorang, juga dengan mulut setengah mangap. Dia adalah Hanif.

Setelah gue dan Hanif berhasil membuat kontak mata, kami cuma bisa nunjuk Ari sambil ngomong "Paraaaaaaaaaaaaaah!!". Hanif dengan somplaknya, sambil nunjuk-nunjuk ngajak ribut, malah bilang "Woooooy, Ariiiiiii, itu jargon punya oraaaaaang!!"

Yaaaa, begitulah..

Setelah Ari kembali ke AK-nya (yang sebelahan dengan AK gue), gue berhasil membuat kontak mata dengan Ari dan tanpa gue perlu ngomong apa-apa Ari cuma bisa nyengir. Masih dengan nyengir, Ari malah bilang..
"Tadinya malah mau gue tambahin kata 'one soul' atau 'soul of one' dan kata 'we are one' , Dil, hehehe.."

Minggu, 09 September 2012

Ranking 1

Kisah ini terjadi di koridor kelas XII Smansa, lebih tepatnya di depan Ruang PSB, di dekat etalase piala. Awal tahun ajaran 2010/2011, saat minggu awal masa kelas XII.

Suatu hari kami (Ar-Rahmah 0,9) rapat Regen PODS di koridor kelas XII. Karena sudah mulai eror dan bahasan rapat yang udah abis, akhirnya kami memainkan permainan yang ajaib.

Bermula dari Ipol yang sedang pegang buku paket fisika, akhirnya kami main tebak-tebakan biografi Marthen Kanginan sang penulis buku Fisika. Seriusan itu permainan absurd parah.

Dikarenakan saking ga jelasnya permainan itu, ditambah biografinya yang cuma seuprit di cover belakang buku, akhirnya kami berganti permainan. Permainan berikutnya ini masih juga dipimpin oleh Ipol.

Permainan kali ini mengadopsi permainan Ranking 1 yang di tivi itu. Bedanya, pertanyaan yang ditanyakan  di permainan ini bukanlah pertanyaan pengetahuan umum seperti pada acara aslinya. Pertanyaan yang ditanyakan (atau lebih tepatnya adalah pernyataan yang dinyatakan) di permainan adopsi mahaaneh ini adalah amalan-amalan yang idealnya, seharusnya memang kami kerjakan.

Cara bermainnya juga unik, ga ada papan tulis dan ga diusir keluar arena gitu kayak di permainan aslinya. Awalnya posisi kami semua berdiri, cuma Ipol doang yang duduk *secara dia yang bikin games*. Lalu jika ada yang pernyataannya tidak sesuai maka yang bersangkutan dipersilakan untuk duduk. Jadi simpelnya, the last standing man/woman adalah pemenangnya.

Ipol : Pernyataan pertama. Kita sebagai pelajar yang baik, sudah sewajarnya membawa alat tulis ketika ke sekolah. Maka, bagi yang ga bawa pinsil hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal ajaib yang terjadi adalah Ndu duduk. Ya robbana, itu Ndu kan Ketum de Facto Sekretaris DKM, kok bisa-bisanya dia ga bawa pinsil?
-________-"

Pernyataan-pernyataan berikutnya ini mungkin gue ceritakan dengan urutan dan redaksi yang tidak pas, tapi kontennya kurang-lebih tetap sama.

Ipol : Pernyataan selanjutnya. Sebagai murid yang baik, sudah seharusnya kita menaati peraturan yang ada di sekolah. Maka, bagi yang tidak memakai ikat pinggang hari ini dipersilakan untuk duduk.
Hal aneh yang lagi-lagi terjadi adalah Nabil, Tita, dan Puspa harus duduk. Jika kita telisik latar belakang mereka bertiga, Nabil adalah Kabid.Rohani Pandawa 16, Tita adalah Sekum Pandawa 16, sedangkan Puspa itu pengurus OSIS yang bahkan saat SMP *gue bisa tau karena gue se-SMP sama Puspa* jobdesc Puspa di OSIS adalah mengecek apakah seluruh peserta upacara memakai ikat pinggang atau tidak. Kok bisa-bisanya mereka ga pake ikat pinggang hari itu?
-________-"

Pernyataan berikutnya..
Ipol : Sebagai siswa yang baik, pekerjaan rumah harusnya diselesaikan di rumah. Maka, bagi yang semester ini sudah pernah mengerjakan PR di sekolah dipersilakan untuk duduk.
Lagi-lagi ada hal unpredictable yang terjadi. Nur Adhi harus duduk karena sehari sebelum games naas itu dia sudah pernah mengerjakan PR di sekolah. Tapi atuh lah masa Nur Adhi sih? Nur Adhi adalah ranking 2 seangkatan gue di Smansa, dia Siswa Berprestasi Kota Bogor, dan dari sejak SD ditotal dia udah pernah ikutan 5 mata pelajaran untuk OSN (Biologi, Matematika, Kimia, Fisika, dan Astronomi). Kenapa bisa-bisanya Nur Adhi ga ngerjain PR di rumah? Ya, kenyataan itu memang pahit.
-________-"

Selanjutnya..
Ipol : Sebaiknya, kita mencatat apa-apa saja hal yang ingin kita capai sehingga kita memiliki arah yang jelas untuk dituju. Maka bagi yang belum punya rencana apapun untuk mengarungi masa kelas XII ini dipersilakan untuk duduk.
Selalu unpredictable orang-orang yang ternyata harus duduk. Kali ini Monox, Anas, dan Uceng harus duduk. Padahal mereka adalah 3 orang dengan mimpi-mimpi tergila yang pernah gue tau. Anas-Monox bahkan merupakan duo soulmate paling visioner yang gue kadang ga ngerti mereka sedang ngobrolin sebelah mananya pemrograman apa kalau udah berdua doang. Kalo untuk Uceng mah semua juga cukup tau di mana target awal kuliahnya selepas kelas XII ini. Kenyataan yang terjadi adalah mereka belum menyusun langkah apapun untuk mengarungi ganasnya atmosfer hidup kelas XII. Kok bisa-bisanya?
-________-"

Pertanyaan lainnya yang ternyata hasilnya mengejutkan..
Ipol : Sebagai anak yang baik, sudah seharusnya kita menghormati orang tua. Bagi yang pagi ini tidak pamit cium tangan ke orang tua sebelum berangkat sekolah maka dipersilakan untuk duduk.
Pada pernyataan ini para peserta games mahaabsurd ini udah yakin ga bakal ada yang duduk. Ya kali gitu secara pamit ke orang tua masa ada yang lupa. Ternyata eh ternyata ada juga yang duduk dan kami semua cangak begitu tau siapa yang duduk. Amir duduk. Seorang Kadep Tarbiyah Intern lupa pamit ke orang tuanya saat pagi. Gils, dari judul departemennya aja udah yang paling horor, Tarbiyah Intern, dan kenapa bisa kadepnya lupa pamit ke orang tua?
-________-"

Pernyataan ajaib berikutnya..
Ipol : Hayooo, siapa yang semester ini belum shaum Senin-Kamis sama sekali dipersilakan duduk.
Lagi-lagi, orang yang tak terbayangkan yang duduk, yaitu Sindo dan Bayu. Padahal Sindo itu Kadep Pendidikan Ar-Rahmah 0,9 dan Bayu itu Kadep Rumah Tangga 0,9. Sebenernya ga ada hubungan langsung sih antara shaum sunnah Senin-Kamis dengan Departemen Pendidikan dan Rumah Tangga, tapi ya tetep aja itu aneh.

Sebenernya kayaknya masih ada beberapa pertanyaan lagi, tapi gue udah lupa. Dengan hoki, saat itu gue dan Luthfi menjadi the last standing man and woman, dan gue menang dengan anehnya karena pertanyaan ajaib dari Ipol..
Ipol : Yang terakhir ini hoki-hokian aja ya. Yang hari ini ada mata pelajaran matematika dipersilakan untuk tetap berdiri.
Dan Luthfi duduk karena dia ga ada pelajaran matematika di hari itu.

Tiba-tiba inget kalian semua..
:')
Apa kabar 0,9?
Masih tetap bersinar kah? Semoga masih :)

Karena rasi bintang yang cantik dibentuk dari bintang-bintang yang jaraknya berjauhan :)
.Sekretaris Departemen Pendidikan Ar-Rahmah 0,9.

Sabtu, 08 September 2012

Random Thought

Sekitar 2 bulan lalu, gue menahan tangan gue untuk tidak teracung di AK 17 Techno-F 2012 saat diharapkan menjadi volunteer dari AK sebagai calon ketua angkatan. Meskipun saat hari seleksinya volunteer dari AK gue berhalangan hadir, gue tetep ga mau gantiin.

Kenapa?
Gue yakin bahwa yang udah maju dan menjadi volunteer itu memang orang-orang super dari AK masing-masing. Begitu tau siapa-siapa aja kandidat dari tiap AK, gue bahkan bisa langsung nyaris menyimpulkan bahwa Luthfi ga bakal lolos secara kandidat yang lainnya lebih dewa semua *sori ya Upi :p*. Gue juga nyaris yakin Sawi ga bakal jadi 3 besar meskipun dia adalah ketua DPM TBP karena kan Sawi malu-malu kucing gitu. Gue juga yakin Amir ga lolos, entah kenapa gue yakinnya begitu. Bahkan gue yakin seandainya Elsa cowok, dia bakal bisa masuk 3 besar.

Dengan daya analisis tinggi *ini apa hubungannya deh?* gue pribadi langsung mendukung 3 orang yang ternyata eh ternyata mereka memang jadi 3 kandidat yang harus berkampanye di depan angkatan 48. Dengan daya analisis tinggi juga gue bisa nyaris memastikan bahwa Delmar bakal jadi ketua angkatan Fateta secara nyaris seluruh anak TIN kemungkinan bakal milih dia, juga kelas besar Q11-Q12 kayaknya bakal milih dia, ditambah dengan pembawaannya saat ngomong yang yaaaaaa tau lah bagi yang kenal mah.

Meskipun, melihat dari kerempongan di MPKMB, gue sih dukung Hilman karena dia yang paling ga rempong di MPKMB. Gue mendukung orang yang gue yakini ga bakal kepilih (ya, cara kerja otak gue memang sengotot itu). Gue tetep yakin Hilman ga jadi ketua angkatan karena Hilman juga pernah cerita saat rapat BPH bahwa hampir di tiap shalatnya dia berdoa biar ga jadi ketua angkatan, oke sip.
-______-"

Oke, stop ocehan ngelantur tentang ketua angkatan Fateta, karena sebenernya bukan itu yang mau gue tulis.

Gue yang siang tadi sedang berada dalam posisi istirahat di tempat bersama seratusan TIN 48 di Korfat, dalam sepersekian detik mengambil posisi siap, dan sepertinya dengan setengah sadar lalu maju ke depan barisan. Ternyata cukup untuk membuat dua orang tersulut harga diri dan emosinya.
:p

Dari lubuk hati yang terdalam, gue cuma pengen ngomong ke Teh Tuti..
Teh, Ari jadi kandidat ketua angkatan TIN 48 (48 itu angkatan Dila). Dan Dila ga akan heran kalau Teteh bakal bilang "Kebiasaan deh emang anak satu itu mah".

Gue juga mau ngomong ke Pristy..
Mbak, tuh benteng kesipilan masnya berhasil dikalahkan oleh harga diri.
:p

Dan sebenernya dua orang yang tersulut itu adalah objek pengamatan gue selama kuliah di IPB ini, mereka ber-NRP F3xx13 dan F3xx23. Pengamatan yang gue lakukan adalah mengenai akankah mereka betah dengan kesipilannya atau tidak. Ternyata pertahanan mereka untuk sipil dengan cukup mudah berhasil dihancurkan karena gue maju ke depan siang tadi.

Bingung dengan kisah random di atas?
Atau penasaran dengan kelanjutan ceritanya?
Karena satu dan lain hal, ada baiknya jika post ini dilanjutkan dan diperjelas selepas bulan September, insya Allah..
Semoga sabar menanti :)

Senin, 03 September 2012

Ada Cirinya

Saat malam hari setelah rapat evaluasi H2 MPKMB, entah kenapa banyak orang yang nyariin gue, gue juga bingung kenapa. Ada yang nyariin karena surat BCR kurang (reaksi gue saat mendengar berita ini, "Haaaah? masih kuraaaang?" dengan ekspresi shocked yang matanya dikit lagi bisa keluar). Ada juga yang nyariin mau minjem motor. Dan ini yang paling bikin rada kaget..
Tomo : Dil, lu dicariin, emmmh, lupa dicari siapa, pokoknya lu dicariin.
Selang beberapa detik..
Mega PDD : Dil, lu dicariin Iqbal Logstran dan Kak Udin Presma.

Dari kejauhan gue ngeliat bahwa Iqbal posisinya lebih deket dari pada Kak Udin, maka gue samperin Iqbal duluan..
Gue : Bal, kata Mega, lu nyariin gue? Ada apa?
Iqbal : Itu, Dil, lu dicariin Kak Udin.
Sejujurnya saat itu gue udah netting ke mana-mana, ya takut korespondensi salah format lah, ya takut ada surat yang gue salah tulis nama atau NRP Kak Udin lah, ya takut ini-itu lah. Dengan rada deg-degan gue samperin Kak Udin.
Gue : Punten, Kak Udin, saya Dila. Kata beberapa temen saya dicariin Kakak, ada apa ya, Kak?

Dan jawaban Kak Udin membuat gue cangak..
Kak Udin : Dila yang koreo MPKMB kan? Saya boleh minta soft copy-nya? Lagunya saya udah hapal, tapi koreonya belum. Saya suka gerakannya, padahal baru liat tadi. Mungkin nanti bakal ada latihan koreo MPKMB 49 bareng untuk pengurus BEM KM.

Akhirnya Kak Udin minta agar video koreo itu diputer dulu sekali di laptop gue, untuk selanjutnya di-copy-kan ke flash disk Kak Udin. Sambil menunggu pemutaran dan pemindahan video, Kak Udin sempet mengajak gue ngobrol..
Kak Udin : Ini ngambilnya di mana, Dil?
Gue : Ini di Lobi SC, Kak. Kita ngeblokir jalan pake partisi.
..
Kak Udin : Ini kamu ya yang paling semangat?
Gue : *cuma bisa nyengir, pasrah*
..
Kak Udin : 3 lagi siapa namanya, Dil?
Gue : Yang ini Tiwi, Rizka pratiwi, Manajemen. Ini Deny, Deny Prasetyawan, AGB. Yang satu lagi Manaf, Muhammad Abdi Manaf Zuhri, ITP.

Sampai pada..
Kak Udin : Dari gaya-gaya dan cara ngomongnya, kamu asal Bogor ya?
Gue : Lho, kok bisa tau, Kak?
Kak Udin : *ketawa kecil* Smansa ya?
Gue : Eh seriusan, Kak, kok bisa tau?
Kak Udin : *ketawa kecil lagi* Anak Smansa mah ada cirinya..
Dan gue hanya mampu terbengong-bengong..


Di balik semua itu, ternyata ada penjelasan logis mengapa Kak Udin dengan mudahnya bisa menebak gue anak Smansa padahal ngobrol setengah jam aja belom..

Ga lama abis percakapan itu, masih dengan flash disk Kak Udin tercolok ke laptop gue karena file koreo itu cukup gede, Ndu pun melintas di dekat gue dan Kak Udin..
Gue : Ndu.. Ndu.. Masa Kak Udin dengan tepatnya menebak Dila anak Smansa..
Ndu : *nyengir khas Ndu* Kak Udin temennya A' TB kan ya?
Kak Udin : Lho, kamu kenal TB?
Ndu : A' TB sebidang sama saya di Forkom Alim's, Kak..
Kak Udin : *manggut-manggut*
Ndu : Dil, kata A' TB mah ya, "saya dengan Udin mah udah kayak saya bareng Iqbal"

Oke, fixed, ternyata dunia gue sempit banget deh ini..

Minggu, 02 September 2012

Gonna Miss You All

Dari saya,
Untuk kalian, BPH :)

MPKMB udah selesai ya? Rasanya rada ga percaya..
Satu hal yang saya rasakan adalah saya psati bakal kangen BPH MPKMB.
Saya bakal kangen kalian..

Mungkin kita emang ga rapat ekstrem yang ga kelar-kelar setiap hari kayak Acara. Tapi kita hampir setiap hari ketemu. Kita juga ga punya kadiv yang angkatan 45. Tapi kita punya kakek yang angkatan 28 #eh.

Mungkin kita ga ada tuh pake acara jalan-jalan ke PRJ kayak MM. Tapi kita pernah menjelajah Bara bersembilan kayak anak ilang demi menemukan sebuah rumah makan yang sudah buka saat pagi hari karena kita mau membahas sesuatu di tempat dan suasana berbeda.

Mungkin kita ga kayak PDD yang menjajah salah satu sekret MPKMB dan meng-claim sebagai sekret PDD untuk naro atribut dekorasi. Kita mah terlantar, hampir setiap mau rapat harus survey dulu mau di mana.

Mungkin kita ga serempong Humas yang bolak-balik BPA-Rektorat-TPB untuk ngurusin hal-hal gila lainnya. Tapi kita tetep rempong dengan urusan dan jobdesk kita masing-masing.

Kita ga melobi-lobi perusahaan kayak Sponsorship demi dana sponsor untuk MPKMB 49. Di kita mah, Faisal ngelobi Ditmawa dan berhasil aja udah syukur.

Kita ga seribet Pangan ngurusin masalah hidup-mati *seriusan lah ini lebay banget* panitia dan peserta MPKMB 49 saat hari-H. Dila aja cuma ngurusin hidup-matinya 6 ekor ikan Lusi yang dititipin selama lebaran.

Kita juga ga seterbanting tulang FR yang setiap hari mencari rupiah, sampai berkah, subhanallah.

Kita ga ngangkat-jemput perabot dan ga minjem sana-sini seperti anak Logstran. Sekalinya kita bersembilan doang ngurusin Sarasehan itu rasanya ribet rempong luar biasa.

Lagi-lagi kita juga ga seribet PJR saat adik-adik 49 mulai heboh bayar ini-itu, temu-temu rumpun, latihan koreo, dan lainnya.

Kita juga ga seberjuang KPK untuk menahan tawa selama Gathering. Kita mah malah keketawaan mulu tiap kumpul.

Kita juga ga serepot Medis yang sampai bikin simulasi menangani orang sakit di setiap kumpul.

Tapi saya yakin bakal tetep kangen kalian..

Ingatkah, bahwa divisi yang pertama kali komplit adalah divisi kita. Kita sudah terbentuk dan bertemu nyaris tiap hari sejak *ngintip timeline di buku ungu* 4 Mei 2012. Hehe..

Tapi meskipun kita divisi yang pertama kali komplit, kita tetep harus bener-bener berjalan (meskipun perjalanan itu mungkin itu hanya bersembilan saja) sampai akhir sebenar-benarnya akhir MPKMB.

Yakin, nanti pada masa setelah kita ga ketemu setiap hari, nanti saat udah sibuk di departemen masing-masing, I'm gonna miss you all :')

Badan Paling Humoris
Bersembilan Penuh Humor