Rabu, 26 Januari 2022

Akhlak Terbaik

Di usia mendekati kepala 3, banyak teman-teman gue yang membagikan momen mengenai ayah atau ibunya yang last day di kantor masing-masing, alias akan pensiun. Umumnya akan ada sesi di mana teman-teman kantor menyampaikan bagaimana kesan selama ini berinteraksi dengan yang bersangkutan.

Ayah/ibu terkenal baik hati dan murah senyum. Padahal di rumah, anak-anaknya langganan kena bentakan.

Ayah/ibu disukai oleh atasan. Padahal di rumah, anak-anak tidak suka dengan orang tuanya sendiri.

Ayah/ibu terkenal pekerja keras. Padahal begitu sampai rumah sudah capek. Mengungkit-ungkit sudah kerja seharian. Boro-boro bisa bermain dengan anak atau menemani anak belajar.

Ayah/ibu adalah teman yang baik dan atasan yang pengertian. Padahal di rumah, tidak ada hari tanpa teriakan dan omelan. Pasti adaaaaa saja yang dianggap salah.

Ayah/ibu mampu membuat keputusan-keputusan strategis untuk kantornya. Padahal di rumah, pasangan dan anak malas berpendapat karena ayah/ibu mau menang sendiri serta menganggap keputusannya yang paling benar. "Alah, anak kecil tau apa" ujarnya.

Teman-teman ayah/ibu senang tiap ada tugas berdinas bersama. Wah, ini sih cocok. Keluarga di rumah juga senang tiap ayah/ibu berdinas karena jadi ga ada yang suka ngomel-ngomel di rumah.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Rasulullah bersabda,

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan Akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku."


Akhlak terbaik kita, bukankah seharusnya untuk keluarga?

Sebuah tulisan untuk mengingat tanggal Januari 2022.