Kejadian ini baru berlangsung kemarin (Sabtu, 23 Maret 2013). Bermula dari wacana makrab TIN 48 yang tak kunjung terealisasi, sudah beberapa kali diadakan survey vila untuk makrab dan gue tak kunjung bisa ikut bergabung karena hari Senin ada laporan berlembar-lembar yang harus ditulis tangan (karena biasanya survey hari Minggu). Ketika survey hari Sabtu atau hari Selasa (karena waktu itu ada libur nasional) ada aja hal yang bikin gue ga bisa ikut, mulai dari ngulang Gamtek yang bleweran sampai kram perut karena hari kedua haid.
Akhirnya beberapa hari lalu gue kembali diajak untuk ikutan survey vila..
Raka : Dil, Sabtu mau ikut survey vila ga?
Gue : Hmmmm, Senin ga ada Biopros sih. Emang di mana?
Raka : Tau tuh, tempatnya Salas.
Salas : Apaan, Rak, nyebut nama gue?
Raka : Vila, Las. Tempatnya lu yang tau kan? Nih ayo kita ajakin biar Dila ikut..
Salas : Ayo ikut, Dil. Makin banyak yang ikut makin seru..
Gue : Ada ceweknya lagi ga? Kalo enggak mah nanti gue kayak manajer boyband sepanjang jalan..
Raka : Ada Dil, selooow. Fika-Egi juga katanya bakal ikut..
Pembujukan agar gue ikut survey vila masih berlangsung hingga praktikum TPP di hari Jumat sore..
Salas : Ikut dong, Diiil. Diusahain tiap kelas P ada perwakilannya jadi bisa ngasih tau ke kelas P masing-masing gituuu..
Gue : Lah kan gue P1, ini kita sedang praktikum. Gue sekelas sama lu Las. Kan lu udah ikut..
Salas : *tepok jidat*
Idham : *tiba-tiba datang dan berkata dengan muka datar* Bego lu, Las.. *lantas ngeloyor pergi*
Pagi hari, Sabtu gue masih normal. Hingga gue tiba di Kopajo (Kontrakan Para Jomblo,
basecamp anak TIN 48), semuanya mulai aneh. Gue ga berani masuk kontrakan itu karena entah mengapa gue yakin ada yang sedang berpakaian tidak senonoh, dan bener aja ternyata katanya tadinya Idham cuma pake boxer.
Pake acara nyapu kontrakan karena nasib kontrakannya mengenaskan,
Aji : Dil, lu sering-sering aja ke sini..
Gue : Lah kan gue sering ke sini, Ji, sama departemen BEM gue, bikin jelly..
Aji : *muka peleh* Iya siah --"
Tio : Dil, percaya sama gue, untuk standar kontrakan cowok, segini udah bersih, Dil..
Dan keanehan-keanehan lainnya..
Setelah kita menjemput Fika terlebih dahulu di Yasmin, ternyata eh ternyata vila rekomendasi Salas itu ada di daerah Ciapus..
Fika : Dil, tau gini lu nunggu aja di depan rumah, kagak usah ke Kopajo dulu..
Gue : *muka datar*
Salas : *muka memelas minta maaf*
Bagas : *muka bocah* Maafin Salas ya, Dil, dia emang gitu..
Awalnya kata Raka cukup banyak yang mau ikut, eh tapi ujung-ujungnya Ari, Denny
*Denny sih emang galau mau ikut apa enggak*, dan Egi ga jadi ikut survey.
Tio : *muka sok polos ala Tio* Ari dan Egi PHP siah --"
Gue dan Fika cuma bisa ketawa ngeliat ekspresi Tio.
Keanehan di perjalan ke Ciapus ini banyak banget, mulai dari nyasar, abis pulsa, abis bensin, dan nyanyi mars Batalyon Merah sepanjang perjalanan. Dari 8 orang yang ikut perjalanan kali ini, hanya Salas yang jaketnya bukan jaket merah-kuning Agroindustrialist.
Bagas : Kita boyband-girlband-nya, lu manajernya ya, Las?
Ketika sudah tiba di daerah yang isinya vila semua, dengan pecicilan Bagas yang sedang dibonceng motor oleh Tio loncat ke belakang. Ternyata celana Bagas nyangkut di plat motor dan sobek di bagian paha kiri. Sobek dari paha atas sampai hampir selangkangan, untungnya Bagas masih pakai boxer (yang saking pendeknya malah kayak hotpants). Apesnya adalah ternyata celana itu bukan celana Bagas, dia minjem punya temen kontrakannya.
Bagas dan celananya yang sobek dari paha hingga hampir selangkangan
Kita berjalan kaki tak tentu arah dari vila satu ke vila lainnya, nanya-nanya, foto-foto vila, dan
of course ngegaring. Hingga pada sebuah vila..
Raka : Diiiiil, vilanya ada kambingnyaaa. Fotoin Dil kambingnya, fotooo..
Kita semua refleks berkata, "Itu bukan kambing, Rakaaaaaaa"
Kambingnya Raka
Ujung-ujugnya semua ter-
influence dengan kambingnya Raka.
Idham : Dil, fotoin gue dan Fika sama kambingnya Raka
Ngeliatin kambing
Karena dirasa tidak ada vila yang pas dari segi harga, setelah pengautisan ketika melihat hutan pinus yang bagus banget, akhirnya perjalanan berlanjut ke Puncak
*iya gue tau itu jauh banget perjalanannya*. Dari Ciapus ke Puncak ini ga ada yang nyasar karena kita saling menunggu kalau ada yang tertinggal. Lagi-lagi kita nyanyi mars Batalyon Merah sepanjang jalan sampai gue udah hapal lebih dari setengahnya
*bisa nih gue direkrut jadi Balmer*.
Sempat istirahat sejenak di Ciawi untuk shalat Dzuhur. Setelah Bagas jadi diem karena celananya sobek, gilirah Raka yang eror. Dia naik motornya sendiri (Honda Tiger deh kalo ga salah), dibonceng oleh Idham dengan posisi duduk yang miring kayak perempuan. Keliatan banget itu muka Raka degdegan dan dia udah memegang bahu Idham kenceng banget..
Raka : Takut gue, Dil. Ga ngerti lagi kok lu bisa-bisanya naik motor ini duduk miring..
Perjalanan dari Ciawi ke Puncak didominasi oleh diam karena kita pada belum makan siang..
Tio : *muka polos tapi kelaparan* Eh, ini kita ga ada agenda makan siang ya?
Gue dan Fika ketawa sampai susah berhenti karena melihat ekspresi Tio.
Karena kelaparan ini Salas sempat beli pisang molen di pinggir jalan dan pisangnya ternyata panas banget. Bagas yang sedang mengendarai motor sampai menyumpah-nyumpah ketika disuapi pisang molen tersebut oleh Salas saking panasnya.
Karena pisang molen ini ada di Salas, sempat pula terjadi estafet pisang molen dari Salas ke Fika lantas ke gue. Dan kita melakukan hal itu di lampu merah. Entah gimana reaksi orang lain yang liat..
Di Puncak ini kita nemu berbagai jenis vila. Ada vila yang cuma 900 ribu per malam tapi tempatnya horor banget.
Ade : Dil, itu vila kayak untuk syuting film horor siiih --"
Ada vila yang di temboknya ada lambang Liverpool..
Salas : Rakaaaaaaa, sini Raaaaaaaaaaak, Liverpoooooool..
Raka : Aaaaaaaaah, fotoin gue Diiiil, fotoiiiiiin..
Bagas : Paaak *maksudnya adalah 'fuck' tapi dengan ejaan Sunda di mana f jadi terbaca p* !! Hampir abis batere SLR-nya Dila karena tadi lu pada foto-foto sama kambing di Ciapus..
Ada vila yang di dalamnya ada kolam dan di kolam itu banyak cowok-cowok yang sedang berenang cuma pake boxer doang..
Bagas : Dil, demi kebaikan lu, kalo lu mau balik ke motor juga ga apa-apa kok..
Ada juga vila yang keren banget. Kita berdelapan sih
fixed setuju sama vila itu untuk makrab, sisanya tergantung temen-temen TIN yang lain. Di vila itu juga ada kolamnya. Saat kita survey, di pinggir kolam banyak bocah-bocah cowok yang udah kelar berenang dan pada
harlem shake hingga gue dan Salas memerah mukanya karena ga bisa menahan tawa.
Salas : *nahan ketawa* Gue yakin nanti kita kalo makrab di sini juga bakal bikin harlem shake seangkatan di deket kolam..
Survey terus berlangsung dan kita menemukan berbagai jenis vila lainnya hingga hampir maghrib. Dikarenakan oleh celana Bagas yang sobek, maka di setiap sesi shalat selalu terbentuk 2 shift di mana akan terjadi pertukaran celana agar Bagas bisa shalat.
Akhirnya kita baru makan selewat maghrib di Puncak, di tempat makan rekomendasi Idham yang,
Raka : *intonasi khas Raka* Namanya Ojolali, tapi rumah makan khas Sunda..
Sebenarnya masih banyak hal peleh lain seperti kopi setengah, kanebo untuk mengelap jok motor,
"jreeeeeng", melilitkan kerudung hingga menjadi cadar (Ade :
"si Fika udah kayak pemeran di film ayat-ayat Cinta"), dan keanehan-keanehan lainnya.
Akhirnya kita kembali ke Bogor dalam keadaan setengah basah karena keujanan di Puncak. Semoga jangan pada sakit ya karena minggu depan udah UTS..
F34110011 (AAS)
F34110029 (IDF)
F34110060 (FBS)
F34110074 (FR)
F34110091 (ZZ)
F34110099 (TNEP)
F34110116 (AS)
Makasih ya atas seharian kemarin yang ajaib :)
Ada bonus foto nih..
Bocah ilang, ngetok-ngetok vila orang
Duduk ngaso di bawah pohon setelah tepos duduk di motor
Geng motor TINformersRider (Raka yang memotret dan Salas ngeliatin kambing)