Sabtu, 28 Juni 2014

Transformers 4

"Semua ayah juga pasti gitu. Bakal ngejagain anak perempuannya. Bakal ngelindungin apapun yang terjadi. Bakal jadi pahlawan nomor satu untuk anak perempuannya. Tapi mau-gamau tetep harus terima kalau suatu hari nanti posisinya digantikan oleh laki-laki lain yang akan ngebawa anaknya."
.F34110062.
Maka dari itu, salah satu tugas anak perempuan adalah menemukan laki-laki mana yang sekiranya akan dipercaya oleh ayahnya untuk diserahkan tanggung jawab menjaga dirinya.
:)

I'm a Five Days Worker [Introduction]

Selama liburan semester 6 ini, sebanyak 3 dari 4 departemen di Fateta sedang melaksanakan Praktik Lapangan (atau biasa disingkat PL) yang merupakan mata kuliah wajib. Untuk satu departemen lain, PL bukan merupakan mata kuliah wajib sih, jadi ada yang ikut tapi banyakan yang enggak. Gue sendiri PL di salah satu pabrik susu di Indonesia (disamarkan biar ga dikepoin). Gue mau bikin sequel PL di blog ini dengan judul "I'm a Five Days Worker".

Gue sebenernya meng-apply PL untuk topik lingkungan dan pengolahan limbah cair gitu secara susu kan pasti banyak limbah berupa air hasil penguapan dari susu sapi segar hingga jadi susu bubuk, tapi ternyata  beda lokasi pabrik dengan yang ingin gue datangi. Akhirnya gue mengambil topik kemasan dan RnD.

Karena gue di RnD, selama PL yang padahal baru seminggu ini gue berasa banget me-review sangat banyak mata kuliah gue selama 4 semester di TIN. Seminggu pertama PL ini, gue membaca manual mengenai segala atribut produksi, mulai dari BOM (bill of material *eh iya kan ya singkatannya itu?*, kebutuhan bahan baku), spesifikasi material kemasan dan atributnya (beserta gambar isometri mengenai ukuran dan itu dibikinnya pake autocad -___-), optimasi, FOS-GOS (materi UAS semester 6 kemaren yang gue gatau ngisi apa di lembar jawab ujiannya), Arachidonic acid *ini juga ga ngerti gue pas UAS ngisi apa di lembar jawaban ujian*, laktosa, galaktosa, ribbon mixer, conveyor, shelf life, double seam, three pieces can, dan banyak hal lainnya.

Waktu-waktu kosong gue akan penuh secara sendirinya dengan organoleptik susu bayi dan susu bumil sampai kembung.
Hehe.

Satu hal yang sangat gue rindukan selama PL ini adalah wifi. Gue yang hari-hari biasa aktivitasnya berada di antara kampus dan rumah hampir dapat dipastikan terpapar wifi kampus dan wifi rumah. Selama PL ini gue tinggal di tempat tante gue, 20 menit dari factory (perusahaan ini umum menyebut pabrik dengan sebutan factory), dan ga ada wifi. Wifi kayaknya udah jadi sejenis kebutuhan tersendiri buat gue di samping sandang, pangan, papan, dan colokan. Sekarang gue sepertinya mengerti mengapa teman-teman TIN 48 pada hobi main ke rumah gue, selain karena ada makanan mungkin juga karena ada wifi.

Gue akan sangat menunggu hari Jumat sore karena gue akan pulang, horeeeeeeee. Bahkan saking gue antusias menunggu hari Jumat, gue sempat di-bully oleh 2 orang teman TIN gue yang juga PL di tempat yang sama dengan gue,
"Iya deh, Jumat kan lu ulang taun"
Yaampun, gue aja malah ga inget gue ulang taun hari Jumat. Haha.

Tapi selepas Ramadhan, Ibu ga mau menjemput gue tiap Jumat. Gue baru akan pulang hari Sabtu atau minggu, barengan sama tante gue yang biasanya ke Bogor, ke tempat nenek gue. Niat Ibu gue ga menjemput gue tiap Jumat sebenarnya mulia, beliau pengen gue sehat. Di kompleks rumah tante gue ini ada kolam renang dan maksud dari gue ga dijemput hari Jumat adalah biar gue renang tiap Sabtu pagi. Lumayan lah ya. Ini kelar PL gue bisa kerja di factory susu atau minimal jadi atlet renang di OMI.

Karena gue mungkin akan pulang di weekend, maka sequel alay ini sepertinya hanya akan terbit tiap weekend. Hehe.

Sabtu, 21 Juni 2014

Dua Sisi dari Sebuah Kalimat Legendaris

Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri
Bagi yang pernah merasakan MOS Smansa mungkin udah pada hafal di luar kepala lah ya dengan kalimat legendaris itu.

Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri.
Dengan penekanan pada aspek 'Jangan batasi diri..', itu dapat membuat anak Smansa mengerjakan segala hal yang dia inginkan. Dampaknya, bisa jadi yang bersangkutan menjadi luar biasa sibuk. Hal yang kadang sering ga abis pikir adalah bahwa anak Smansa itu malah senang disuruh sibuk. Lebih baik disuruh sibuk daripada disuruh gabut.

Hingga tingkat 2 kemaren, gue masih begitu kok. Masih tidak membatasi diri. Segala-gala kepanitian tingkat fakultas gue kerjain. Dan gue bahagia-bahagia saja.

Padahal seharusnya di samping 'Jangan batasi diri' itu juga diikuti oleh 'tapi tahu batasan diri'.

Nah, di sini yang gue sering lupa.
Atau sering pura-pura lupa.
Atau mungkin, sering lebih memilih untuk lupa.

Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri.
Kini sepertinya gue akan lebih menitikberatkan pada aspek '..tapi tahu batasan diri'.

Simulasi kehidupan di Smansa itu terlalu ideal. Padahal, kenyataan di luar sana, dunia tidaklah seideal itu. Contoh simpelnya adalah ketika merencanakan rundown atau janjian. Smansa yang lokasinya memang setrategis itu, dekat stasiun, hanya sekali naik angkot untuk mencapai terminal, dan berada di tengah kota, menjadikan urusan rundown dan janjian ketika di Smansa itu hal mudah karena friksi seperti macet dapat diasumsikan minimal. Contoh lainnya mungkin finansial. Setengah populasi Smansa merupakan orang-orang yang keluarganya memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas sehingga dalam banyak kasus, ekonomi bukan hambatan yang berat ketika di Smansa.

Dan pada kenyataannya dunia itu jauh dari kondisi seideal itu.

Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri.
Maka dari itu, kini aspek '..tapi tahu batasan diri' menjadi hal yang sangat sering gue pertimbangkan terlebih dahulu.

Mungkin selama kealayan gue ikut segala jenis kepanitiaan itu gue berhasil ga dzolim dengan orang-orang lain yang kerja bareng gue. Akan tetapi tanpa disadari, gue bisa jadi dzolim dengan diri gue sendiri. Ada hak-hak atas diri gue yang harusnya gue penuhi tapi nyatanya terkadang tidak terpenuhi.

Selama periode 2013-2014 ini, jika tiap kali gue menolak 'ditawari' sesuatu itu dikonversi menjadi goceng, maka sekarang gue udah bisa makan Mc Flurry sampai kembung pakai uang gocengan itu tadi.

Sekitar setengah tahun lalu, kalau kata seseorang yang (mungkin) sering main ke blog ini mah,
Lu ga harus mengerjakan semua hal sendirian kok, Dil.
:)

Ketika dia mengatakan hal itu ke gue, itu membuat gue berpikir cukup lama. Berhari-hari. Hampir sebulan bahkan..
Dan pelajaran yang bisa gue ambil dari kalimat itu adalah,
Tentang belajar bilang 'tidak',
Tentang bukan semata-mata 'ya gue mah fine-fine aja kok',
Bukan juga tentang tega,
Tapi tentang lebih memikirkan mengenai prioritas, kapasitas, dan kapabilitas diri jika ingin melakukan sesuatu.

Gue tau bahwa kita mungkin sama-sama sudah khatam teori mengenai prioritas, kapasitas, kapabilitas, profesionalitas, dan lalalala. Tapi perlu sama-sama kita sadari juga bahwa berkata 'maaf' ketika berstatus sebagai anak SMA itu masih lebih mudah dimaafkan daripada berkata 'maaf' ketika sudah berstatus sebagai mahasiswa atau mungkin ketika berstatus pada jenjang yang lebih tinggi lagi di masyarakat.

Pada suatu hari nanti, akan ada pertanyaan apakah seluruh janji yang pernah kita iyakan itu telah tertunaikan dengan sempurna atau tidak. Termasuk mungkin janji kecil seperti membeli styrofoam dan kertas warna.

Jangan batasi diri, tapi tahu batasan diri.
Sehingga kini gue akan berulang kali berfikir untuk memutuskan perihal perkara 'iya' atau 'tidak' ini.

Toh pada nyatanya, fokus mengerjakan satu hal itu memang lebih ramah mental daripada mengerjakan beberapa hal sekaligus, sekalipun gue adalah orang yang mudah bosan dan randomnya minta ampun.

Mungkin tugas kita sekarang adalah sama-sama harus mengimplementasikan teori yang sudah kita khatamkan itu dengan lebih bijak lagi.
Gue juga masih abal kok ini..

And actually, post ini gue dedikasikan untuk kamu.
Iya, kamu :),
Para alumni Sekolah Kehidupan yang kadang suka lupa caranya dan ga enakan untuk berkata 'tidak'.
:)

Jumat, 20 Juni 2014

Dua Satu

Membuka jendela kamar di pagi hari,
Yang kebetulan menghadap timur.
Dan mendapati semburat cantik mentari yang akan lepas landas dalam beberapa saat,
Makin menuju kiri,
Mendekati titik baliknya di utara,
Tropic of Cancer

Tak lama setelahnya,
Genap berusia dua satu, insya Allah.

What have you done, Dil?
Hufffft..
So much thing to do, actually.

Senin, 16 Juni 2014

Hujan

Seusai hujan di Kota Hujan
:)

Kealayan gue yang terbaru, mengambil foto dengan mode Makro

Kamis, 12 Juni 2014

Istana Bogor Open 2014

Dalam rangka memeringati hari jadi Kota Bogor, tiap tahunnya diadakan Istana Bogor Open. Istana Bogor Open, sesuai namanya, ialah ajang di mana Istana Bogor terbuka untuk masyarakat umum. Karena acara ini untuk memeringati hari jadi Kota Bogor, maka Istana Open ini biasanya diadakan pada rentang akhir Mei hingga awal Juni. Dari sekian banyak panitia pelaksana Istana Open ini, 2 organisasi yang paling gue ingat adalah PPI (Purna Paskibraka Indonesia) Kota Bogor dan finalis Mojang-Jajaka Kota Bogor.

Selaku orang yang sudah hampir menghabiskan 21 tahun di Bogor, sejujurnya gue telah berkali-kali masuk Istana Bogor. Terhitung gue sudah lebih dari 5 kali masuk Istana yakni ketika kelas 4, kelas 5, kelas 6, kelas 7, kelas 9, kelas 11, dan yang terakhir adalah ketika kelas 12. Yang paling spektakuler sih ketika kelas 12 lalu, gue dan teman-teman gue berangkat dari NF Paledang hanya bawa diri (karena barang-barang harus ditipkan sebelum masuk Istana, jadi kami memutuskan untuk menaruh barang di NF saja). Bersama salah seorang teman yang PPI, akhirnya kami menjelajah Istana dan serasa punya tour guide sendiri, haha.

Ini kelakuan gue 3 tahun lalu.
Ipol, Nabil, Amell, gue, Zego, Didit

Kapan lagi foto-foto di Istana

Di foto yang kedua itu, yang duduk di kiri atas, pakai topi, namanya Isnain 'Aliman, biasa dipanggil Nain. Dia PPI Jawa Barat 2009. Sekarang FTMD ITB. Saat final basket OMI kemarin, dia ke IPB untuk ketemu Luthfi. Kocaknya adalah Luthfi memberi tahu Nain bahwa dresscode-nya warna merah, alhasil dia membawa sweater merah dan nonton di tribun Fateta bersama gue, haha. Nah, Nain ini yang bertindak selaku tour guide pribadi rombongan NF 3 tahun lalu.

Tahun ini gue mendapat info bahwa Istana Open dilaksanakan pada 9, 10, 11, 12, dan 14 Juni. Berhubung tanggal 9 hingga 11 gue ada UAS, maka gue berencana ke Istana pada tanggal 12, hari ini. Gue sudah mengumumkan di grup P1 mengenai rencana gue ke Istana sejak Sabtu lalu, responnya sih positif, luar biasa positif bahkan. Tapi implementasi pada hari-H nyaris nihil. Memang lah ya P1 mah selalu nyaris wacana doang untuk urusan yang seperti ini.

Akhirnya, hari ini gue ke Istana hanya bersama Ari, Dea, dan Andi (padahal Andi bukan P1 *ya sudah lah ya*). Sesungguhnya Fika katanya mau ikut, tapi berhubung yang bersangkutan tak kunjung hadir, akhirnya kami berempat memutuskan untuk mendaftar duluan di DPRD. Tak disangka, di DPRD kami bertemu dengan rombongan TIN 47 sebanyak 12 orang. Menurut penuturan ketua rombongan TIN 47, rencana awalnya adalah terdapat sebanyak 75 orang TIN 47 yang ingin ke Istana, akan tetapi semua berubah sejak jadwal seminar keluar di malam sebelumnya.

Dan kami menamakan rombongan kami adalah MergerTIN, haha.

Rombongan MergerTIN ini ngaco parah. Lawak abis. Ada Kak Novkur. Bagi yang kenal Kak Novkur bisa kebayang lah ya ini rombongan kayak apa kelakuannya.

Mengenai sejarah Istana Bogor, mending browsing sendiri aja lah ya. Atau dateng aja Sabtu nanti mumpung masih buka, hehe.

Ini ada beberapa dokumentasi selama Istana Open tadi siang.
TIN 48 yang cuma berempat

Di paragraf atas sempat gue bahas sedikit mengenai PPI yang menjadi panitia Istana Open dan tadi gue bertemu dengan seorang adik kelas yang alur cetakannya kayak gue banget. Sama-sama dari WL dan Pandawa. Bedanya, dia lebih keren. Dia di WL dulu jadi Pratama Putra Gudep 05.003, dia ikut Jambore Nasional (Jamnas), dia di Smansa ikut LSWK (karena masuk Smansa-nya pakai Jalur Prestasi Jambore Nasional) trus jadi Pradana Liman Seta Gudep 05.025, dan dia di PPI jadi lurah (semacam tumbal ketua angkatan gitu). Sedangkan gue? Gagal Jamnas dan gagal PPI, hehe.
Manik Marganamahendra *Itemnya sama kan sama gue? Mungkin karena kami dicetak dari lapangan yang sama*

Ada yang namanya Ruang Garuda karena di dalamnya ada lambang Garuda Pancasila yang besar dan ruangan ini berfungsi sebagai tempat konferensi gitu.
Ruang Garuda
Ini Istana Bogor dari kejauhan
Ga jauh-jauh amat juga sih sesungguhnya

Di salah satu Wing Istana, ada pemandu yang menjelaskan bahwa Wing ini disediakan untuk menyambut tamu-tamu sekelas menteri yang datang berkunjung.
Kak Novkur : Wah, Dha, si Muklis bisa di sini nih. Dia kan menteri. Menteri Jakpus BEM KM.
Kak Ridha : Kur, kan ini untuk sekelas menteri, berarti seluruh TIN 47 bisa masuk sini. Kan kita semua sekelas sama Muklis secara dia komti.
Gagal paham lah gue mah.

Ini ada lagi foto-foto lainnya.
Gue-Andi-Kak Ridha

Sengaja garuda-nya keliatan, biar ketahuan itu di Istana

Ari : "De, lu udah berdiri di atas trotoar aja masih lebih tinggian gue dan Dila"

Berasa foto untuk cover album

Keren-keren di Istana, tetep aja pose-nya ngemper

Niat awalnya sih mau foto kayak gini,
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2
Apa daya jadinya kayak gini,
Kak Novkur : "Eh ayo kita foto kabinet. Kabinet Drying *nama alat untuk mengeringkan bahan*."

"Pilih Ridha-Novkur"
 Mungkin Kakak-kakak ini lelah..
Masih Kabinet Drying

Kabinet Drying, versi kece *cuma gue yang alay*

Seseorang : "Mawaaar, jidat lu sama lapangan ga ada bedanyaaaa" *jleb*

Seusai dari Istana, gue, Andi, Dea, dan Ari ke Bogor Permai untuk makan es sekoteng. Es sekoteng Bogor Permai ini enak bangeeeeet. Apa lagi jika dimakan ketika siang hari bolong, seusai jalan kaki di Istana.
Kombinasi apik dari es, kelapa muda yang muda banget, susu, alpukat, dan pacar cina

Tetiba gue teringat dengan momen lain bersama Tinformers ketika makan es sekoteng Bogor Permai ini di UTS semester 5 lalu. Ketika itu kami datang sore hari dan pacar cina (yang warnanya merah) sudah habis. Lalu ada salah seorang teman gue yang nyeletuk polos,
F34110049 : Ya udah, ga apa-apa kok ga pake pacar cina juga. Lagian kan pacar cina haram.
Refleks gue dan teman-teman TIN yang lain cuma bisa diam, berhenti menyuapkan es sekoteng ke mulut, dan memasang tampang cemas-cemas-ga percaya. Lalu yang bersangkutan melanjutkan,
F34110049 : Iya lah haram. Yang halal mah istri cina.
Asem dasar.
--"

Rabu, 11 Juni 2014

Astrofact [Zodiak]

"Eh, zodiak lu apa?"
Bagi yang sering baca ramalan bintang ketika masih alay dahulu mungkin cukup sering mendengar pertanyaan itu.

Sebenarnya, zodiak itu apa sih?
Zodiak adalah rasi-rasi bintang yang berada di langit dengan lokasi memotong ekliptika bumi.

Ekliptika apaan lagi deh?
Ekliptika itu bahasa ilmiahnya adalah jalur benda langit yang digunakan untuk mengelilingi suatu titik pusat tertentu. Untuk kasus bumi, ekliptika bumi adalah jalur edar bumi di tatasurya. Kalau inget pelajaran IPS pas SMP, itu lho yang ada kemiringannya 23,5 derajat.

Memangnya rasi bintang ada berapa?
Sebenarnya, Himpunan Astronomi Internasional membagi rasi bintang menjadi 88 dengan batas-batas tertentu yang tersebar di langit bagian utara dan selatan. Akan tetapi zodiak hanya berjumlah 12 karena hanya ke-12 rasi itu yang berada di ekliptika dengan jarak antar-rasi kurang-lebih tidak berbeda jauh sehingga lebih mudah untuk dijadikan acuan.

Belahan bumi utara dan selatan menjadi penting untuk digarisbawahi dalam astronomi karena adanya keterbatasan jarak pandang. Warga bumi utara tidak dapat melihat seluruh bintang yang berada di langit selatan dan warga bumi selatan juga tidak dapat melihat seluruh bintang di utara. Ingat, bumi itu bulat bro. Hal yang seru ketika menjadi astronom amatir di Indonesia adalah Indonesia terletak di khatulistiwa, sehingga kita dapat melihat bintang di langit utara maupun di langit selatan.
*horeeeeee*

Di masa lalu, para pengamat langit karena malem hari belum ada SUCI 4 sering membuat garis imajiner di antara bintang-bintang dan kemudian menghubungkannya menjadi rasi bintang. Para pengamat langit tersebut tidak hanya mengelompokkan bintang-bintang menjadi rasi tapi juga membagi ekliptika menjadi 12 area dengan besaran yang sama yakni 30 derajat (dengan asumsi matahari bergerak dengan kecepatan yang sama).

Keduabelas area itu kemudian diisi masing-masing oleh satu rasi bintang yang lantas dikenal sebagai konstelasi zodiak. Pembagian area ini mempermudah pekerjaan para pengamat langit untuk mencatat pergerakan posisi matahari, bulan, dan planet dengan adanya bintang-bintang sebagai acuan.

Kembali ke pertanyaan di atas,
"Zodiak lu apa?"
"Kenapa kalo gue lahirnya 27 Juni maka zodiak gue Cancer?"
*iya, gue tau kok sebentar lagi gue ulang taun, tapi ini bukan kode, sumpah*
"Gue bisa ngeliat Cancer ga di malam hari ketika gue ulang tahun?"

Jadi, penentuan zodiak itu ga boleh ngasal. Zodiak adalah rasi bintang yang menjadi latar matahari di siang hari ketika kita dilahirkan. Ketika zodiak gue adalah Cancer, maka sesungguhnya Cancer itu adalah rasi yang menjadi latar matahari di siang hari ketika gue lahir atau ulang tahun. That means gue ga bisa liat Cancer di malam hari ketika gue ulang tahun, iyalah, kan ada di langitnya pas siang-siang.

Mungkin ada yang khilaf bertanya,
"Trus, memangnya kalau siang lu ga akan bisa liat Cancer-nya, Dil?"
Ya ga bisa lah, kan cahanya sudah tertutupi oleh cahaya matahari.
Begitu..

Kapan dong gue bisa liat Cancer di malam hari?
Nanti, setengah tahun setelah gue berulang tahun, ketika bumi sudah merampungkan setengah revolusinya.

Coba liat gambar ini.

Zodiak di ekliptika bumi

Yang di tengah adalah matahari. Lingkaran yang berada di dalam adalah ekliptika bumi. Adapun lingkaran di luar dengan titik-titik aneh adalah visualisasi zodiak, titik-titik anehnya itu ceritanya adalah bintang-bintang penyusun zodiak.

Setengah tahun setelah kita berulang tahun, bumi telah berjalan mengelilingi matahari sejauh setengah lap *berasa lomba lari* sehingga di malam harinya kita akan dapat melihat rasi yang menjadi zodiak kita itu.
Edisi geosentris (bumi sebagai pusat)

Cancer yang susah ditemukan
Berbicara mengenai Cancer, sepertinya setengah tahun yang akan datang sekalipun akan sulit bagi gue untuk dapat menemui Cancer di malam hari. Gue dapat menemukan lokasi Leo, gue dapat menemukan lokasi Gemini, dan gue dapat menemukan ruang kosong di antara Leo dan Gemini. Seharusnya Cancer ada di situ. Akan tetapi Cancer terdiri dari bintang-bintang yang kurang terang (bintang paling terangnya bermagnitudo hanya 3.5 padahal itu sudah merupakan sistem bintang ganda T__T), ditambah dengan polusi cahaya di Bogor, jadinya yaaaa, apa atuh lah Cancer mah ga keliatan..

Sabtu, 07 Juni 2014

Super Crew, The Choosen One

Alkisah, di awal semester 6 ada pemberitahuan dari dosen ketika berlangsung mata kuliah Teknologi Minyak Atsiri, Rempah, dan Fitofarmaka bahwa,
"Nanti kalian membentuk tim untuk melakukan kunjungan. Perwakilan tiap golongan praktikum aja. Kalau ga ada kunjungan, nanti kalian UP (ujian praktikum)."
Ya mana ada yang mau lah disuruh UP, haha..
Maka dari itu penentuan The Choosen One di P1 ini cukup ribet karena menyangkut masalah umat bro, ujian praktikum.
*Tiba-tiba jadi pengen bikin tulisan tentang P1 deh, dari NIM awal sampai NIM akhir*

Tersebutlah salah seorang teman gue di P1 bernama Camelia Hilma. Setelah diberi gelar sebagai 'Ibu Danus' (karena kerjanya ngedanus mulu) ternyata dia memiliki kemampuan terpendam untuk menjadi humas dan hal tersebut baru diketahui ketika Fieldtrip. Sempat ada yang mengajukan nama Camel untuk jadi perwakilan P1 demi mengurus kunjungan ini. Akan tetapi yang bersangkutan masih rada trauma dengan pengalaman menjadi humas di Fieldtrip. Akhirnya ga jadi.

Ada juga yang mengajukan nama Yudhis. Akan tetapi ada orang lain yang berkata,
"Kasian Yudhis, kemaren abis ngurusin Fieldtrip. Masa ini ngurusin kunjungan lagi?"
Akhirnya Yudhis juga ga jadi.

Ada lagi seorang yang nyeletuk menyebut nama gue. Kampr*tnya adalah semua orang setuju -____-"
Apa bedanya coba gue sama Yudhis? Kan kan gue juga ngurus Fieldtrip padahal..

Kalau kata seseorang di P1 waktu itu mah,
"Kalo urusan ngoordinir yang gini-gini, we are nothing without you, Dil.."
Terharu sih.
Tapi tetep aja kesel.

Akhirnya gue jadi The Choosen One dari P1 untuk ngurusin kunjungan ini dan bertemu dengan The Choosen One dari P lainnya. Selama 7 minggu pertama kuliah (di sesi UTS) ga ada hawa-hawa sama sekali dari dosen ataupun laboran praktikum tentang kunjungan. Setelah UTS? Baru deh kami diteror sana-sini dan keseruan ini dimulai.

Beruntung bisa mengenal kalian lebih dekat dalam 7 minggu ini. Sangat banyak hal yang bisa gue pelajari dari kalian.
Kalian luar biasa *ala Ariel Noah*
Super crew; The Choosen One P3-P4-P2-P1

The Choosen One P3
Sendy Twin Sitoresmi
Ngerjain sesuatu bareng Sendy udah bukan hal baru bagi gue. Dulu pernah bareng di RAF pas semester 4, gue jadi sekretaris dan dia jadi bendahara. Red's Cup di semester 5 juga bareng, lagi-lagi gue sekretaris dan dia bendahara. Bahkan di kepanitian kunjungan ini, tanpa ada pernyataan yang menegaskan tentang jobdesk, dia mengerjakan hal kebendaharaan dan gue mengerjakan kesekretariatan. Udah sepikiran banget lah yaaaa :3

F34110096. Ulang tahunnya 25 Desember. Punya kembaran (ya iyalah, itu di namanya aja ada 'Twin'-nya) namanya Seno dan kembarannya mirip Luky. Kosannya di Perwira, Pemerena. Pacarnya ketua angkatan ITP 48 yang juga kembar. Kalau dia langgeng sama pacarnya yang kembar itu, mungkin anaknya juga bisa jadi kembar *ga penting sih kalimat yang terakhir ini*.

Sendy akan selalu semangat tiap diajak ngitung rancangan anggaran biaya. Dia sering nanyain ke gue gimana hasil minta dana ke Departemen, tapi suka ga berani kalo diajak ke Departemen, hehe.

Ngerjain sesuatu bareng Sendy selalu menyenangkan. Dia semangat terus, nyaris ga pernah ngeluh, dan selalu ngerjain sesuatu dengan total. Ketika dia sedang ga bisa, dia akan bilang ga bisa, tapi dia akan memberikan alternatif hal lain yang bisa dia bantu kerjakan. Sama ketika dia ga suka dengan suatu ide, dia akan bilang bahwa dia ga suka dan memberikan alternatif (karena kadang gue suka sebel sama yang cuma ngritik tanpa ngasih solusi *maap curcol*).

Sesama bis 2 ketika Fieldtrip semester 5 lalu. Sesama personil SP Satop di tahun lalu. Dan dia bersama-sama Shinta meracuni gue dengan lagu 'Sepatu' dari Tulus.


The Choosen One P4
Reno Panji Samboja Pramono
F34110109. Ulang tahun tiap 12 Februari. Ga punya Facebook. Ga nge-kost, rumahnya di Pomad, 19 km dari kampus. Dulunya sekolah SMA 3 Bogor. Ayahnya tentara di bagian medis. Seumur-umur belom pernah dirawat di rumah sakit dan berharap agar ga perlu dirawat di rumah sakit. Yamaha V-ixion merah F 5768 PV.

Jago banget main voli. Mayor TIN, minornya main futsal. Kalo udah ber-futsal ria, bisa pulang ke rumah jam setengah 12 malem. Tiap hari bawa tas gede yang bisa menampung laptop tapi nyaris ga pernah bawa laptop. Tiap hari bawa sandal, dan ketika gue tanya, jawabannya adalah,
"Ya elah, Dil. Kayak bukan orang Bogor aja. Sepatu gue yang enak dipake kuliah cuma sebiji soalnya, sisanya pantofel dan sepatu futsal."

Secara tidak langsung, Reno kami nobatkan menjadi ketua panitia kali ini. Reno ini sabaaaaaaaaaaar banget *keren lah pokoknya*, gue sebenernya udah nge-fans sama sabarnya Reno sejak ada kisruh final voli Red's Cup 2013 lalu.

Di Super Crew ini, di tengah kerempongan dan keteledoran gue yang tau lah ya kayak apa, Reno bisa-bisanya dengan sabar bilang, "Udah, Dil. Ga apa-apa kok..". Padahal gue tau banget itu sebenernya 'apa-apa'.

Ya Allah, semoga orang-orang sabar kayak Reno makin banyak ya di dunia..

Di samping sabar yang luar biasa, Reno juga rapi banget. Gue aja rasanya ga pernah ngeliat motor V-ixion-nya dekil, beda banget sama motor gue. Mungkin Reno rapi karena didikan ayahnya yang tentara *ini asumsi sotoy gue*. Saking rapi dan terstrukturnya Reno, dia ditunjuk untuk memegang segala jenis berkas-berkas PL oleh teman-teman yang selokasi dengan dia.

Bersama Reno, gue udah dua kali ke Galenium untuk ngurusin kunjungan (meskipun akhirnya gagal kunjungan ke Galenium), dan kami selalu gagal paham sama kelakuan satpamnya, haha. Bersama Reno juga pernah muter-muter Pomad setelah dari Galenium buat nyari tukang mie ayam karena kami sama-sama sedang pengen makan mie ayam.

Bersama Reno, udah ga terhitung jumlah gue ke Departemen untuk nanyain berapa dana yang cair, sampai-sampai Mbak Lina dan Pak Usma hapal dengan muka kami. Naik-turun ke Khayangan (nama ruang dosen TIN) untuk ketemu dosen dan minta tanda tangan. Ke Bara beli bingkai. Ke Balittro untuk survei dan nanya-nanya. Menelepon perusahaan dan hal lainnya.

Ada cerita kocak mengenai menelepon perusahaan. Di perusahaan besar umumnya ada saluran ekstensi untuk menghubungkan ke direktori tertentu. Berhubung hape Reno touchscreen, keypad-nya ga muncul ketika sedang menelepon atau menerima telepon sehingga ga bisa memencet nomor ekstensi. Gue dan Reno pernah membuang waktu hampir semenit untuk mencari-cari gimana cara memunculkan keypad di hape Reno ketika menelepon dan ternyata memang tidak bisa sepertinya, haha. Jadilah untuk urusan menelepon kantor dengan nomor ekstensi, Super Crew ini sudah kapok menggunakan hape Reno.


The Choosen One P2
Alfiyan Hudan Fauzi
Nah ini yang ga kalah super.

F34110037. Ulang tahun tanggal 22 Juni. Lahir tahun 1992. Asal Ponorogo. Owner Landbow Cloth. Di Super Crew ini Alfiyan full urusannya dengan bis IPB, bolak-balik ke gedung yang bentuknya kayak bacang (baca : Rektorat), nego, diping-pong ke mana-mana, and finally berhasil dapet bis IPB untuk kunjungan kali ini.
*horeeeeeeeeee*

Kalau mau dikatakan mandiri secara finansial, Alfiyan udah bisa banget dibilang mandiri. Usaha konveksinya udah kece banget, udah ke mana-mana *ga ke mana-mana sih, di situ aja sesungguhnya*. Memang sih kaos bukan kebutuhan pokok seperti nasi uduk porsi kuli-pecel ayam-sambel, akan tetapi melihat banyaknya acara LK di IPB yang nyaris semuanya bikin baju panitia, maka usaha konveksi ini bisa dibilang ga ada matinya di IPB dan/atau kampus-kampus lain.
*Tiba-tiba gue jadi inget nasib jaket BEM Fateta*

Dari pengalaman gue berurusan dengan beberapa konveksi di sekitar kampus, menurut gue, Alfiyan oke banget. Kalo dia bisa ya dia akan bilang bisa, kalau ga bisa ya bilang ga bisa, dia bukan tipe yang 'ngebisa-bisain padahal ga bisa'. Hal itu sedikit-banyak memberikan kepastian tentang satu dan lain hal, ya yang ga perlu gambling takut di-PHP-in tentang baju panitia lah, ya yang bisa secepatnya move on nyari alternatif lain kalau bikin baju ga kekejar lah, dan lain sebagainya.

Pas Fieldtrip semester lalu, dalam momen keribetan men-transfer uang di ATM, suatu hari Alfiyan pernah ikut karena ada urusan juga dengan ATM. Entah gimana awalnya, pokoknya Bagas bisa-bisanya meng-klik tombol untuk melihat jumlah saldo di ATM Alfiyan. Dan hasilnya adalah lebih dari cukup untuk mampu membuat para mahasiswa semester 5 *waktu Fieldtrip kan masih semester 5* yang sedang bingung dengan dana Fieldtrip menghela nafas.

Lebih dari tujuh digit.
Dan kami cuma bisa bengong-bengong bego doang di ATM. Aksi bengong-bego ini dipecahkan oleh Ria yang berkata dengan polosnya,
"Bisa lah ya, Mas, Landbow Cloth jadi sponsor tunggal Fieldtrip Tinformers.."

Sehubungan dengan hape Reno yang ga ada keypad-nya, suatu hari gue-Sendy-Reno pernah meminjam hape Alfiyan untuk menelepon perusahaan.
"Eh cek pulsa dulu gih.."
"Iya iya bener, biar tau pulsanya kepake berapa, biar gampang digantinya nanti.."
*ngecek pulsa*
"Apa-apaan ini pulsanya ada seratus delapan belas ribuuuuuu!!" *ini Sendy yang teriak, inget banget gue*
"Ya udah lah ya, ini mah bisa kita pake."
"Ga usah takut pulsanya abis di tengah-tengah pas kita nelepon."
Okesip.

Hal besar yang gue pelajari dari Alfiyan adalah pemahamannya mengenai konsekuensi dan konsistensi. Dia sadar dengan teramat sadar bahwa semua hal yang dilakukan akan ada konsekuensinya. Dan dia menghadapi itu. Mendengar ceritanya mengenai kehidupan selalu sanggup membuat gue banyak berpikir setelahnya.

Sehari sebelum berangkat kunjungan, Alfiyan sempat mengajak gue ngobrol panjang lebar mengenai bagaimana teknis pemesanan baju MPKMB ketika gue jadi panitia dan lain sebagainya. Dan feeling gue tepat. Ternyata di malam harinya Alfiyan akan mengikuti open tender untuk baju MPKMB 51 di Astri.

Gue yang pernah tau total nominal pembayaran baju MPKMB 2 tahun lalu hanya bisa tersenyum. Doa gue tentang tender MPKMB 51 ini,
Semangat, Mas, semoga bisa dapet yang ini. Semoga rezekinya berkah.
:)


The Choosen One P1?
Gue.
Hehe.
*skip*

Akhir kata,
Semoga kalian bertiga tetap kece ya di manapun kalian berada :)
Semoga ga kapok berurusan dengan gue :)

Selasa, 03 Juni 2014

Bogor Kota Kesayangan

Kalau yang pernah SD di Bogor, kayaknya pada tau lagu ini,
Bogor Kota Kesayangan
Bogor kota indah, sejuk, nyaman
Bagai bunga di dalam taman
S'lalu dipenuhi wisatawan
Sungguh menarik perhatian

Di sana banyak pemandangan dan peristirahatan,
Di kota indah serta nyaman
Di sana aku dilahirkan dan aku dibesarkan,
Di kota kesayangan

Semoga semakin layak ditinggali :)
Sumber gambar Tugu Kujang sebelum diedit secara alay oleh gue http://jejakbogor.wordpress.com/2010/08/07/jejak-bogor/