Kamis, 26 Maret 2015

Ada Benarnya

Gue rasa kata-kata ini ada benarnya

Ketika melihat senyumnya saat di-dadah-i sebelum pulang,
Ketika melihat matanya saat men-dadah-i sang pemilik senyum,
Gue merasa kata-kata itu ada benarnya.

Yang satu adalah teman seorganisasi gue ketika tingkat 1,
Yang satu adalah teman seorganisasi gue ketika tingkat 4,
Adapun keduanya seorganisasi ketika tingkat 2 dan tingkat 3.

Yang satu adalah orang yang gue anggap sudah seperti saudara sendiri,
Yang satu adalah salah satu dari sedikit lelaki yang gue kenal di kampus dengan wibawa yang sampai tumpeh-tumpeh.

Sepengetahuan gue yang sok tahu,
Yang satu adalah orang baik,
Yang satu lagi juga orang baik,
Dan memang ada sebuah janji yang menyatakan bahwa yang baik adalah untuk yang baik.

Hei ayah-bunda dari pasukan berkuda,
Sesekali mendoakan kalian, boleh kan ya?

Semisal jika ternyata nanti yang satu bukanlah tempat perhentian langkah bagi yang lainnya,
Percayalah,
Bahwa rencana-Nya pasti lebih indah
:)

Minggu, 15 Maret 2015

Kecewa

Pembelajaran yang dapat disimpulkan oleh orang-yang-mendesain-menggunakan-ppt setelah dalam beberapa belas hari ke belakang ini banyak menertawakan hidup bersama orang-yang-bikin-ppt-aja-didesain-dulu.


Ya, mungkin ekspektasi gue berlebih,
Terlalu berlebih.

"Jangan batasi diri, tapi tau batasan diri."
"Lakukan apa yang dianggap benar."
"Jika dengan masuknya lu akan bermanfaat dan memperbesar probabilitas lu masuk surga, gue izinkan. Jika di surga nanti lu ga menemukan gue, tolong panggil gue. Bilang ke Allah untuk memindahkan tempat gue.."
(Ramadhan, 2014)

Ya kalau seperti ini caranya, sudah jelas syarat itu tak terpenuhi. Sampai kapanpun, tugas 7 orang tidak akan bisa ditangani oleh hanya dengan 3 orang kan?
:)

Disindir halus, sudah
Dibicarakan dengan halus, sudah
Disindir kasar, sudah
Dibicarakan dengan kasar, dalam waktu dekat

Kalau tidak ada perubahan apa-apa,
(Bagi yang merasa tau siapa objek di tulisan ini silakan memberi peringatan jika ingin),
Gue akan melakukan apa yang gue anggap benar..

Karena sepemahaman gue, membantu itu adalah mengerjakan sebagian.
Bukan seluruhnya.

Lu bilang apa?
Punya mimpi pribadi?
Fine,
Gue juga punya :)

Selasa, 10 Maret 2015

Ketika Agroindustrialis Masuk Dapur

Sejak kecil gue jarang masuk dapur. Bukan karena dimanja atau gue malas, tapi gue itu petakilan, bawel, dan tidak bisa diam sejak kecil maka dari itu gue jarang diminta bergabung di dapur. Kalau perfeksionisnya sedang kumat, gue bahkan bisa ngedumel semisal ada buncis yang keseragaman potongannya tidak sama.

Meribetkan kan punya anak perempuan seperti gue?
Ya maka dari itu gue jarang diminta bergabung di dapur.

Sebelum booming capcin dua tahun terakhir ini, di keluarga besar gue sudah ada minuman yang mirip capcin. Komposisinya adalah serutan cincau hitam, sirup vanila, es batu, dan santan.

Pada suatu pagi, ketika sedang sibuk beberes untuk arisan keluarga di siang harinya, Ibu komplain mengenai ukuran bengkoang yang terlalu kecil. Serba tidak ergonomis. Ketika tidak dibelah dua menjadi terlalu besar untuk masuk mulut dan tidak cukup untuk satu gigitan, sedangkan ketika dibelah dua menjadi terlalu kecil untuk satu gigitan. Haha.

Ibu akhirnya meminta gue untuk membuat capcin-tapi-bukan-capcin itu. Sebelum meperkeruh mood Ibu, gue memutuskan untuk tak perlu menanyakan takaran bahan-bahannya. Bermodal kepercayaan diri yang mendekati sok tahu, gue akan membuat capcin-tapi-bukan-capcin itu dengan ilmu TIN yang gue miliki.

Almarhum Profesor Endang Gumbira Said pernah berkata bahwa beliau sangat suka mencuci piring. Kenapa? Karena di situ ilmu-ilmu selama di TIN akan digunakan. Reaksi penyabunan lah, sisa makanan serta bayangan mengenai cara pembuatannya lah, dan lain sebagainya. Sebenarnya bukan hanya mencuci piring sih, tapi nyaris seluruh kegiatan di dapur itu hubungannya erat dengan ilmu-ilmu yang dipelajari di TIN.

Terkait es capcin-tapi-bukan-capcin ini, apa yang gue lakukan selanjutnya?
Gue menyiapkan kertas untuk coret-coretan. Lalu gue menulis hal-hal yang gue ketahui untuk keberlangsungan proses pembuatan capcin-tapi-bukan-capcin ini.
- Sirup harus memiliki kandungan gula sekitar 65% menurut SNI
- Santan instan yang digunakan tertulis mengandung lemak nabati sebesar 25%
- Es batu memiliki massa jenis sekitar 0,9 gram/cm kubik

Suatu bahan akan dapat terasa manis ketika memiliki kandungan gula sekitar 12 bricks. Bricks ini adalah kadar kemanisan, yakni jumlah gula dalam 100% campuran bahan. Selanjutnya, karena efek PL di pabrik susu bayi, gue jadi hapal bahwa susu memiliki kandungan lemak sekitar 3-3,5% dan padatan non-lemak sebesar 8% sehingga total padatannya menjadi 11%. Kali itu gue mau membuat capcin-tapi-bukan-capcin ini menjadi seencer susu (agar aftertaste-nya tidak terlalu terasa berlemak di mulut). Di samping itu, karena tahu bahwa akan ada arisan keluarga pula, beberapa hari sebelumnya asisten Ibu di rumah telah membekukan A*ua gelas agar dapat dijadikan bahan es.

Selanjutnya adalah gue mencorat-coret kertas, ditemani dengan kalkulator scientific kesayangan yang sudah gue miliki sejak olimpiade astronomi 2010 lalu. Didapatilah bahwa gue harus mengencerkan sirup menjadi lima kali lebih encer dan santan menjadi tujuh kali lebih encer lalu dicampurkan. Di sini gue tidak menggunakan air, melainkan hanya bermodalkan es batu, dengan harapan supaya capcin-tapi-bukan-capcin ini akan tetap dingin sekaligus tidak menjadi hambar karena terlalu encer setelah es batu mencair.

Sepintas Ibu melihat lalu menegur,
Ibu : Ngapain, Kak?
Gue : Ngitung takaran bahan, Bu..
Ibu : *geleng-geleng gagal paham* Dasar anak TIN..

Sebelumnya, gue telah mencuci mangkuk besar tempat meracik capcin-tapi-bukan-capcin itu. Gue sempatkan memenuhinya dengan air lalu mengeluarkan airnya dengan cangkir. Tadaaaaa. I've got the volume.

Proses perhitungan selanjutnya adalah matematika sederhana mengenai perbandingan senilai. Lalu, dapat ditebak. Es capcin-tapi-bukan-capcin itu akhirnya selesai dengan gemilang. Selama tidak ada yang komplain, gue mengasumsikan itu enak.

Semoga untuk ke depannya jadi sering-sering praktikum ya, Dil,
Praktikum terpadu,
Di dapur :)

Senin, 02 Maret 2015

Awan

Terkadang Bumi lupa,
Bahwa teriknya Matahari dapat tertutup,

Oleh Awan

Awan (Fieldtrip Tinformers, Selat Bali, Januari 2014)