Jumat, 31 Januari 2014

Sebenar-benarnya Obat

Kemarin ada yang denger bunyi 'gedubrak' kenceng banget ga? Nah itu bunyi IP gue yang jatoh kayaknya.

Jadi ceritanya kemarin gue frustasi sama IP. Ini adalah IP terhina sepanjang sejarah kuliah selama 5 Semester di IPB. Intinya adalah kemaren gue frustasi.

Gue masih percaya bahwa ketawa itu obat yang cukup mujarab. Gue juga percaya bahwa Allah itu tempat ngadu paling cihuy. Tapi kan gue ga mungkin ketawa-ketawa abis berdoa, nanti disangka kenapa-napa sama orang rumah.

Kalau mau jujur-jujuran,
Gue sadar shalat fardhu gue masih belum semuanya di awal waktu.
Gue sadar semester ini dhuha gue ga bener, Senin-Kamis jarang banget, tahajjud juga bleweran.
Gue sadar orang lain sedang booming ODOJ, sedangkan gue banyakan dirapelnya.
Gue sadar ini adalah semester ter-hedon gue.
Gue sadar ini adalah semester 'tergabut' gue.
Gue sadar ini adalah semester tersering gue tidur pas kuliah (sampai lebih dari 5 kali gue tidur, padahal biasanya nyaris ga pernah :p).

Kegabutan gue semester ini, mungkin juga karena doa temen sekelas praktikum gue ketika semester 4 lalu. Menurutnya gue teralu sibuk,
"Masa kemaren tiba-tiba gue keinget lu abis shalat dan segala kesibukan lu, akhirnya gue berdoa biar lu jangan sibuk-sibuk banget gini, kasian gue sama lu"
Mungkin temen gue itu ga tau bahwa selama ini gue 'dijaga' dengan segala jenis sibuknya gue. Karena waktu kosong itu benar-benar membuat lupa diri. Serius dah gue.

Dan hari ini gue liqo entah mengapa membahas sekilas beberapa ayat,
Dan katakalah, "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjanmu.."
.QS At-Taubah : 105.
Tentang bekerja.
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi, melainkan rezeki semuanya dijamin Allah.
.QS Hud : 6.
Tentang rezeki.
Barang siapa yang meghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya pasti kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna), dan mereka di dunia tidak dirugikan. Itulah orang-orang yag tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang teelah mereka usahakan (di dunia), dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.
.QS Hud : 15-16.
Nah tuh.

Feel better?
Iya lah, secara dihadapkan langsung dengan obat yang sebenar-benarnya obat.

Tapi hari ini masih belum usai.
Hari ini ada OASE. Apa itu OASE? Bagi anak Smansa yang ga tau, OASE itu nama baru dari An-Naba. Bagi non-Smansa yang ga tau, nanti lah ya mending tanya aja ke anak Smansa karena rada lama kalo dijelasin di sini.

Atmosfer Smansa memang selalu menjadi charger tersendiri. Dan berkumpul dengan orang-orang seperti itu juga selalu menjadi charger tersendiri. Mulai dari hal beres seperti inspirasi yang ditularkan, sampai kepada hal kurang beres seperti 'chan mandi'.

Feel more better? *iya gue tau kok better itu merupkan bentuk comparative dan more juga udah berupa bentuk comparative*
Iya lah,
Ari yang sempet sms-an sama gue aja sampai bilang,
Pasti lu merasa jauh lebih baik kan di sana?
Rumah memang selalu bikin nyaman kok
:)
Cukup tau lah dia mah. Somehow cara ngobrol gue dan Ari bisa udah ga pake kata-kata kalau topiknya tentang Smansa.

Gue percaya kok prinsip itu lebih mahal dari pada transkrip.
Gue percaya kok sama Yang Maha Menepati Janji
:)

Klise?
Memang.
Gue juga sadar kok ini klise.

Tapi terkadang ke-klise-an dan kesederhanaan pemahaman hidup tentang nilai-nilai yang dipegang itu membantu banyak untuk menenangkan diri dalam mengarungi zaman yang kian tak bersahabat dengan nurani.

Kamis, 30 Januari 2014

Fieldtrip Tinformers (Part 2 : Hari ke-1-2)

Hari ke-1-2 fieldtrip ini 'masih' di Pulau Jawa. Niat awal panitia sih hari ke-1 akan ada 2 industri di Jawa Barat, hari ke-2 ada 2 industri di Jawa Tengah, dan hari ke-3 ada 2 Industri di Jawa Timur. Apa daya takdir berkata lain.

Tadinya mau ke Goodyear di Bogor (letaknya di belakang GOR Pajajaran bagi yang ga tau :p), udah pake 2 'orang dalam' tetep aja ga tembus. Yudhis udah 2 kali nekat ke sono, tetep aja diusir satpam. Yaudah lah ya, memang belum rejeki kayaknya. Sempet juga mencari alternatif ke Multistrada tapi di minggu itu udah ada kunjungan ternyata.

Kenapa mau ke pabrik karet? Karena sasaran yang dituju awalnya adalah pengolahan limbahnya, ya secara bau pabrik karet katanya ya begitu lah ya.

Selama fieldtrip ini gue ga kepikiran sama sekali untuk bawa SLR. Di kepala gue udah ga ada tempat sama sekali untuk SLR. Ditambah juga banyak industri yang ga mengizinkan bawa kamera ke dalam ruang prosesnya. Jadinya ya udah lah ya..

Selama fieldtrip ini panitia menyewa 3 HT (handy talkie) untuk keperluan komunikasi di perjalanan. Tiap bis terdapat sebuah HT. PJ HT resmi bis 2 adalah gue, bis 1 ada Yudhis, dan bis 3 ada Bagas.

Oke, cukup pengantarnya.
Lets start!!

Hari ke-1
Jarkom angkatan yang beredar adalah kumpul di ATM Center jam 7 pagi dan berangkat jam 8 (padahal di rundown panitia resmi mah jam 9 kok, hehe). Apa daya hari hujan. Tapi justru hujan pagi hari itu yang membawa keseruan tersendiri.

Ada yang mendadak jadi pengojek payung untuk memayungi teman yang kehujanan. Ada yang nyarter angkot dari kosan padahal cuma bertiga doang. Ada lagi malah yang nyarter angkot juga padahal cuma berdua doang tapi seluruh barangnya menuhin angkot. Yang orang Bogor dengan cerdasnya udah pada nyari teman searah yang akan ke kampus pake mobil dan nebeng. Ada sekontrakan yang pada mengangsur koper naik motor ke tempat berkumpul, sedangkan orangnya pada jalan kaki. Ada yang minta dianterin temen kosan, dianter temen asrama, dianter tetangga kontrakaan. Macem-macem lah, dan aneh-aneh kelakuannya.

Akhirnya bis berangkat setelah semua pasukan muncul dengan komplit, sedikit briefing, dan ga ada keterlambatan yang berarti.
:D

Sesungguhnya perasaan gue udah ga enak aja pas penentuan PJ HT beberapa hari sebelum berangkat di rapat panitia yang terakhir, dan kecurigaan gue terbukti. Baru mulai jalan, HT gue udah bunyi aja..
Kampret 1, kampret 2, ini kampret 3 mau masuk..
Kampret emang --"
Pasti itu kelakuan Bagas.
Kuatkan dirimu, Dil, selama 8 hari ke depannya nasib lu akan seperti itu.

Industri pertama adalah Tirta Marta. Di rapat panitia gue sempat mengira Tirta Marta ini pabrik air minum karena ada tirta-tirtanya gitu. Kalau sampai ini beneran pabrik air minum dan laku, gue bakal bikin pabrik juga di kaki Gunung Salak di deket rumah. Itu sumber bahan baku deket banget, ongkos transportnya pasti kecil.

Dan gue salah
Tirta Marta ternyata pabrik plastik
Okesip, gajadi gue bikin pabrik air minum di kaki Gunung Salak
Gue ga sendiri, ternyata Novi juga awalnya menyangka itu perusahaan air minum, haha.

Okesip.
Paragraf di atas itu bisa diskip aja sesungguhnya.

Tirta Marta ini merupakan industri mengenai flexible packaging dan 10 tahun terakhir berfokus ke plastik ramah lingkungan. Pernah lihat plastik-plastik yang mengklaim bisa hancur dengan sendirinya? Nah itu diproduksi di Tirta Marta.

Dua jenis plastik yang diproduksi adalah Ecoplas dan Oxium dengan karakteristiknya masing-masing. Maaf-maaf nih ya gue di sini bakal lebih banyak membahas yang beler-belernya aja selama perjalaan, karena yang seriusnya udah jadi jatah LPJ, hehe.

Beberapa area pabrik yang dikunjungi adalah guest area, extru area, printing area, dan converting area.
*ini nama-namanya gue bisa tau dari surat balasan Tirta Marta ke panitia

Di extru area, bijih plastik dimasukkan ke dalam mesin lalu ditiup lantas digulung menjadi lembaran plastik. Penggulugan melewati banyak sekali roll dengan tujuan agar tidak ada kerut sama sekali di lembaran plastiknya.

Ada salah satu mesin yang bertuliskan 'KAO', itu maksudnya plastik untuk pabrik KAO. Pemandu di kelompok gue bilang bahwa plastik itu akan dipakai untuk membuat pembalut. Karena posisi gue sangat dekat dengan gulungan plastik, dengan isengnya gue pegang, dan benar, haha, itu untuk pembalut. Ternyata ada beberapa yang melihat dan lantas kepo.
Linda : Mbak Dil, itu plastiknya untuk pembalut?
Gue : Iya, Mbak Lin..
Linda : Di bagian mananya?
Erin : *ikut memegang plastik* Itu lho yang nempel ke celana..
Tanpa disadari ternyata ada Ian dan Hanif yang mengamati percakapan absurd mengenai pembalut itu dan malu sediri lantas mengalihkan pandangan dari plastik komponen pembalut itu, hehe.

Di printing area, sesuai namanya, di sini plastik-plastik yang tadi sudah tergulung akan diprint dan diberi warna. Dicetak satu demi satu warnanya. Kalau ada 5 warna ya berarti gulungan plastik akan melewati 5 spot pewarnaan.

Ada pojok seperti mading yang isinya plastik-plastik reject karena kesalahan di bagian printing. Salah satunya ada plastik bertuliskan Charm, *lagi-lagi pembalut*. Kebeleran kembali terjadi..
Mbak Yo : Ini reject, Dil? Kenapa?
Gue : Heumm, di keterangannya ini katanya printingnya ada yang blur.
Mbak Yo : Di mana blur-nya?
Linda : *ikut mengamati* Ini, Mbak, dikit banget tapinya..
Mbak Yo : *ikut mengamati* Ya ampun, dikit banget itu mah. Lagian ini plastiknya juga bagian yang dibuang kan? Gue ga yakin konsumen sempet-sempetnya merhatiin  hasil printing yang blur pas pake pembalut..
Linda : Maka dari itu, Mbak, karena kita udah tau berarti kita harus merhatiin plastiknya pas pake pembalut..
Beler emang.

Kunjungan di Tirta Marta berakhir dengan foto bersama seangkatan di depan pabriknya.

Sebelum beranjak dari Tirta Marta, panitia sempat rapat dadakan. Travel Lainuba ini ternyata bukan hanya dipakai oleh TIN doang, Biokim 48 juga menggunakan jasa Lainuba untuk travel fieldtrip-nya. Dari pihak travel diketahui bahwa Pantura banjir dan macet total sehingga kunjungan Biokim ke Sidomuncul pada hari itu dibatalkan karena rombongannya masih terjebak di Pantura. Kudus banjir sehingga kesulitan untuk mengakses jalan ke arah Dua Kelinci di Pati.

Panitia panik.
Pihak Lainuba juga panik.
Iya lah, siapa juga yang ga panik.

Setelah mengucap basmalah dengan muka setengah yakin, akhirnya diputuskan bahwa perjalanan malam ini akan lewat selatan. Kunjungan ke Dua Kelinci dibatalkan. Sidomuncul yang rencananya akan dikunjungi keesokan harinya jam 8 pagi diundur menjadi ba'da dzuhur.

Hari ke-2
Sekitar tengah malam rombongan mencapai Nagrek. Awalnya sih gue tidur setelah singgah sejenak untuk shalat dan makan malam. Tapi di tengah-tengah Nagrek gue terbangun. Dengan kontur jalan yang spektakuler, AC bis yang dingin, dan air freshner yang wanginya terlalu tajam, hal yang gue takutkan terjadi, gue mabok darat.

Setelah berusaha tidur dan ga berhasil, serta kontur jalan yang masih spektakuler, setelah minta tolong dicarikan plastik oleh Camel yang duduk di samping gue, dan dicarikan dengan setengah sadar, akhirnya gue muntah. Camel baru bener-bener sadar setelah gue muntah dan malah dia yang panik. Hanum dan Sendy yang duduk di depan gue jadi terbangun dan ikutan panik karena Camel panik. Mbak Puri jadi terbangun dan ikutan panik. Ria-Iis yang belum tidur juga ikut panik.

Okesip, lu ngerepotin, Dil..

Gue dipaksa minum antimo dan sudah setengah sadar (gue curiga antimo itu sebenernya obat tidur, bukan obat mabok) ketika Ria mengambil HT, dan berkata,
Bis 1-bis 3, bis 2 mau masuk. Dila muntah-muntah
Gempar sudaaaaah --"

Di bis 1 itu mekanismenya adalah HT dinyalakan dengan volume maksimum sehingga seisi bis bisa mendengar apa yang sedang terjadi di HT. Kalau bis 3 justru kebalikannya, volumenya minimum sehingga hanya pemegang HT yang bisa mendengar percakapan. Di bis 2 berprinsip sama dengan bis 1.

Besok paginya ketika gue bangun, inbox gue berisi 6 sms dari penghuni bis 1 yang intinya ucapan semoga cepat sembuh. Terharu gue :3

Pagi harinya sempat beristirahat sejenak untuk mandi dan sarapan di daerah entah namanya apa dan di situ ada matahari. Bukan mall, ini matahari dalam arti yang sebenar-benarnya. Bagi warga Bogor yang udah 10 hari terakhir diguyur hujan, matahari pagi itu terasa menyegarkan.

Di TIN 48 ada 117 mahasiswa yang terbagi menjadi 4 kelas praktikum (untuk memudahkan biasa disebut sebagai P1, P2, P3, dan P4) dan entah kenapa di bis 2 ini ada banyaaaaaak banget anak P3. Cowok P3 yang ga ada di bis 2 sepertinya cuma Iqbal dan Raka. Cewek P3 cukup banyak yang yang di bis 2 ini. Satu hal yang gue sadari, untuk urusan bully-mem-bully, P3 keras bro. Sadis banget aksi bully-nya.
--"

Di P3 ada cowok asal Kendal yang punya pacar adik kelas ketika SMA. Kocaknya temen gue itu memanggil pacarnya dengan sebutan 'Hun Bun', yang merupakan singkatan dari hunny bunny *iya itu emang geli banget gue juga dengernya pas pertama kali*.

Perjalanan menuju Sidomuncul ini melewati Kendal dan habislah sudah temen gue yang asal Kendal itu. Dia diserang dari segala arah mengenai 'Hun Bun' sampai ga bisa membela diri.

Ada seorang teman gue (juga anak P3) yang entah gimana pokoknya kebelet pipis pas di Kendal. Teman gue itu mencari-cari pom bensin dan tak kunjung menemukannya. Di tengah-tengah kebelet pipis, teman gue itu masih aja mem-bully betapa susahnya mencari toilet umum di Kendal *ampun lah ya, kebelet pipis aja masih jail*.

Hari yang sudah beranjak sore (karena melewati rute yang memutar ke pedalaman Kendal untuk menghindari kemacetan di dalam kota) membuat Yudhis memberi instruksi bahwa ga boleh berhenti di jalan meski untuk pipis sekalipun.

Sial sudaaaaaaaaah.
Teman gue yang kebelet pipis itu mukanya langsung panik.

Setelah keluar dari pedalaman Kendal, pom bensin bermunculan, which is ada toilet. Tapi karena ada instruksi dari Yudhis itu akhirnya bis 2 tetep melaju.

Ada lagi teman gue (masih P3) yang juga sama jahilnya, dia malah ikut ngomporin setiap lewat pom bensin, bahkan menjanjian akan memberi Beng-Beng kalau sudah melewati 5 pom bensin. Di pom bensin ke 6 (atau 7?) setelah ada perdebatan kecil via HT, akhirnya bis 2 berhenti untuk ke toilet. Dan teman gue itu sepertinya masih berhutang Beng-Beng hingga tulisan ini diturunkan.

Mendekati jam 5 sore, rombongan fieldtrip ini sampai di Sidomuncul. Untung saja ada shift kerja sore di Sidomuncul sehingga kami masih tetap dapat melihat proses yang berlangsug.

Ada celetukan Hanum selaku PJ medis bis 2 ketika baru tiba di Sidomuncul,
Waaaah, Tolak Angin kita pulang kampung..

Alasan panitia memilih Sidomuncul adalah karena manajemen mutunya. Mutu produk Sidomuncul telah diakui secara luas sehingga sejauh ini telah berhasil mengekspor produk ke berbagai belahan dunia.

Satu hal yang gue bingung di Sidomuncul adalah terdapat beberapa hewan yang berada di kandang. Bukaaan, bukan gue bingung kenapa hewan itu ga dilepas aja, bukaaan. Gue bingung aja kenapa harus ada hewannya.

Seusai dari Sidomuncul, perjalanan sempat terhenti untuk makan malam, shalat, dan membersihkan tubuh. Di pemberhentian malam ini terciptalah 'Geng Sikat Gigi' yang isinya cewek-cewek bis 2. Gagal paham gue juga sesungguhnya sama geng ini.

Karena sudah sejak malam sebelumnya disadari bahwa antrian kamar mandi akan begitu membludak, Geng Sikat Gigi ini akan tersebar di beberapa barisan antrian, begitu ada personilnya mendapat giliran antrian terlebih dahulu, seluruh personil geng akan menuju ke bilik itu dan silakan dibayangkan kehebohan apa yang mungkin terjadi bila ada sekitar 5 orang yang menyikat gigi di dalam bilik yang sama.

Perjalanan malam ini dihiasi oleh Camel yang mabok darat lantas meminum antimo. Sempat memutar film (entah apa, gue lupa) dan ada sedikit eror di pertengahan cerita. Selama kesibukan kecil mengurus eror di film, Camel sudah berpindah ke alam mimpi.

Esok paginya Camel terbangun dan dengan muka meyakinkan berkata antimo itu sirep, bukan obat mabok perjalaan.

Rabu, 29 Januari 2014

Fieldtrip Tinformers (Part 1 : Persiapan)

Pada makrab TIN pasca-UTS semester 4 lalu, Ari menyampkan beberapa patah kata yang intinya Tinformers harus mulai fokus mengurus Hagatri. Tak lupa Ari mengingatkan bahwa ada satu proker angkatan lagi yang masih harus dikerjakan selain Hagatri, yaitu fieldtrip.
Ari : Yak, dipersilakan bagi yang akan mengajukan nama untuk menjadi ketua panitia fieldtrip..
Dan ternyata Kopajo and friends sudah mempersipkan sebuh nama, dengan didahului aba-aba Tio (kalo ga salah), mereka meneriakan sebuan nama,
Yudhiiiiiiis!!
Yudhis aja sampe bengong gitu pas namanya disebut. Dikarenakan Yudhis memang termasuk golongan yang 'lurus', sepertinya ga ada salahnya kalo Yudhis jadi ketua panitia.

Mutlaklah sudah Yudhis jadi ketua fieldtrip.

Yudhis langsung gerak cepat, belum sampai 5 menit setelah dia terpilih udah kayak makanan jatoh aja belum 5 menit dia meminta gue untuk jadi sekretarisnya. Oh meeeen, muka dia waktu itu mengenaskan banget, ga tega gue nolaknya juga.

Okesip, lu sedang sial Dil. Belakangan gue tau kenapa Yudhis meminta gue karena gue saat itu duduknya cukup dekat dengan Yudhis.

Lalu Yudhis menanyakan kira-kira siapa yang cocok jadi bendahara, gue mengusulkan nama Ria. Ternyata Yudhis berpikiran sama, okelah, fixed Ria jadi bendahara, untung aja orangnya mau.

Orang-orang lainnya yang bergabung di kepanitian ada Irsan di acara, Tomo di logstran, Alfiyan jadi PJ travel, ada Novi di danus, Nechan-Camel duo humas kece, Harba as usual di bagian desain-dokumentasi, serta Hanif-Bagas-Hanum-Rahma sebagai bendahara di tiap golongan praktikum.

Fieldtrip ini menjadi kepanitiaan yang berkesan banget untuk gue. Gue yang seumur-umur kepanitiaan ga pernah mau jadi humas dan danus, di kepanitiaan  ini semuanya wajib jadi humas dan danus. Bener-bener break the limit.

Ngehubungin perusahaan pake teks contekan yang panjangnya sepanjang-panjang apa tau. Nomor kontak yang ga terdaftar. Salah sambung. Di-reject ketika mau follow up. Beuh itu rasanya cukup untuk bisa mengubah mood jadi panik seharian.

Ribetnya nyari travel. Nego lamaaaaaaaaaaaa banget. Dan akhirnya berjodohlah fieldtrip Tinformers ini dengan travel Lainuba.
*horeeeeeeeeeeeee

Karena sudah terbentuk pada April 2013, pada kenyataannya kertas bertuliskan 'Fieldtrip Tinformers, 2014' sudah bertengger sejak lama di dinding kamar gue dan seringkali diduakan  dengan berbagai hal lain. Diduakan dengan kertas 'RAF, 1-2 Juni', dengan kertas bertuliskan 'Reds Cup, September-Oktober', dengan 'AF, 1-6 Oktober', dengan FoY, dengan Komik BEM F, dengan TechnoF, dengan Falcon dan dengan-dengan yang lain.

Apalagi ketika musim Hagatri dan disambung AF. Itu adalah masa-masanya fokus panitia bener-bener minim di fieldtrip. Ga sempet kepikiran fieldtrip sama sekali. Naasnya itu adalah musim-musim perusahaan memberikan konfirmasi. Kalau ada panitia yang keluar kelas dengan degdegan untuk angkat telepon dan masuk kelas lagi dengan muka pias, rasanya gue suka ga mau mendengar percakapan apa yang berlangsung di telepon.

Ada lebih dari 5 perusahaan yang gagal karena follow up-nya kurang cepet. Ada saat di mana Yudhis meminta gue menggantikannya jadi 'ketua' sementara dan menjadi pembuat keputusan dengan segala pertimbangannya tanpa teman-teman panitia tau karena Yudhis sedang luar biasa repot oleh jobdesk tim kreatif Hagatri dan kabir publikasi AF.

Di masa-masa itu datanglah seorang malaikat. Mas Soni (owner Lainuba) mengutus salah satu staffnya untuk bener-bener ngebantuin fieldtrip Tinformers mulai dari nyari industri alternatif, bikin rute perjalanan yang efisien, nyari CP industri, ngehubungin dan nge-follow up industri, pokoknya semuamuanya, sampai-sampai tugas panitia cuma bikin surat-minta tanda tangan Bu Nastiti-scan surat-kirim hasil scan via email atau fax dari departemen. Malaikat tanpa sayap itu bernama Mbak Puri.

Betapa nama 'Mbak Puri' ini luar biasa sering muncul di rapat-rapat panitia. Betapa tanpa Mbak Puri ini entah fieldtrip akan jadi kayak apa. Betapa dari jauh hari sebelum gue bertatap muka dengannya, Mbak Puri sudah memiliki tempat sendiri di hati gue.
She's awesome :D

Ada saat di mana pergerakan Mbak Puri jauh lebih cepat daripada gue sehingga gue malu sendiri, gue yang panitia kok malah orang lain yang geraknya lebih cepat. Di saat itu gue membuat keputusan untuk memilih ga mengerjakan semuanya sendiri, gue lepas tangan dari Hagatri. Legenda gue cuma pernah ikut rakor Hagatri sekali doang itu udah jadi bahan bully di P1 dan di Mantri Hagatri. Kadiv Hagatri gue memelas banget waktu gue bilang harus ngurusin fieldtrip dan susah fokus untuk Hagatri,
Ojan : Lu ga sayang sama Tinformers? Nanti gimana nasib gue di rakor kalo lu ga ngurusin Mantri?
Gue : Maaf Jan, gue sayang sama Tinformers, ini sama-sama untuk Tinformers juga kok..
Ojan : Dil, gue ga akan rela melepas lu..
Gue : Lu masih punya sekretaris resmi, Jan. Tapi Salas dan Yudhis ya sekretaris resminya gue. Gue hanya rakyat biasa di Mantri, Jan.
Ojan : Enggak, Dil, lu bukan rakyat biasa. Jauh di lubuk hati gue yang terdalam, selama ini lu di Mantri udah bersikap sebagai Wakasekbenjerdiv..
Gue : Itu apaan, Jan?
Ojan : Itu singkatan dari wakil-sekretaris-bendahara-manajer-divisi, Dil..
Okesip.
Yak, percakapan antara gue dan Ojan memang semenjijikkan itu. Geli banget gue tiap inget. Itu dilakukan ketika sedang makan siang di Korfat, sepulang SG, pakai baju batik karena sedang musim Hagatri.

Mungkin juga salah satu alasan kenapa mbak Puri ada di bis 2 ketika fieldtrip adalah karena di bis 2 ada beberapa panitia yang pernah cukup berempong ria dengan Mbak Puri.

Ada hal kocak selama masa persiapan, yakni logo fieldtrip. Setelah beberapa kali berkorespondensi gue baru sadar bahwa ga ada stempel apapun di surat fieldtrip karena departemen ga punya stempel. Biasanya kalo bikin surat himpro setelah dari departemen akan ke dekanat sehingga akan ada stempel dekanat, tapi fieldtrip ini bukan proker himpro dan ga lewat dekanat jadinya surat ke industri itu polos banget ga ada stempel apapun, lembar pengesahan proposal juga sama polosnya.

Akhirnya diutuslah Harba untuk bikin desain dan mencetak stempel. Setelah stempelnya jadi, Harba menyerahkannya ke gue di akhir praktikum TBP, kebetulan jadwalnya bareng dan lab-nya sebelahan.
Harba : Nih, Dil, capnya.
Gue : Okesip makasih, Ba :D
Harba : Sama-sama, Dil :D
Shinta : Wah, itu cap fieldtrip? Lucuuuu :3
Delmar : Itu gambar apaan, Dil?
Gue : Itu tampak belakang bis, Mar.
Delmar : Lah, gue kira tivi --"
Shinta : Lah, gue kira juga tivi, Dil..
*Pukpuk Harba atas mis-interpretasi karyanya
Tampak belakang bis yang katanya kayak tivi

Ini penampakan desain stempelnya. Tapi ketika dijadikan stempel, warnanya cuma warna merah doang, jadi mungkin terlihat agak sedikit mirip dengan tivi.

Ada hal seru yang berhubungan dengan travel Lainuba, yaitu tentang teknis pembayaran. Mulai bulan Oktober hingga Desember panitia harus menyetorkan uang sebagai upaya pelunasan biaya. Hal serunya adalah karena jumlah yang disetorkan itu lumayan banyak, sampai-sampai tiap kali menyetor panitia yang cowok pada ikutan untuk mengawal Ria, heboh banget. Ditambah adanya Bagas dan Hanif yang kerjanya berlagak kayak snipper dan berjalan berputar-putar mengelilingi gue dan Ria di depan mesin ATM.

Hal lain yang ga kalah seru adalah Yudhis yang pernah debat sama Bu Nastiti pake bahasa Inggris. Suatu hari Rabu, Yudhis berniat meminta tanda tangan Bu Nastiti untuk proposal yang revisi kesekian kalinya.
Yudhis : Tadi gue ke ruangan Bu Nastiti, Dil. Trus gue basa-basi dan minta tanda tangan. Trus Bu Nastiti nanya pake bahasa Inggris, gue jawab pake bahasa Indonesia. Trus Bu Nastiti ngingetin gue bahwa hari ini hari Rabu, no english no service day. Mati sudaaaaah. Akhirnya gue debat tentang industri sama Bu Nastiti pake bahasa Inggris.
Okesip, pukpuk Yudhis.

Ada keribetan lainnya selama masa persiapan, yaitu tentang bis. Ampun lah gue udah males banget ngurusinnya sampai-sampai outsourcing panitia yaitu Muhai dan Ari untuk ngurusin bis beserta segala kerempongannya.

Kembali ke kerempongan yang berhubungan dengan fieldtrip. Setelah menghubungi perusahaan dan perusahaannya setuju, ga segampang itu langsung deal. Rata-rata perusahaan pada kaget begitu tau peserta fieldtrip sampai 110 orang. Kembali bermunculan perusahaan yang menolak karena ga sanggup menampung. Kembali mencari alternatif perusahaan. Kembali bikin surat. Kembali minta tanda tangan Bu Nastiti. Kembali debat kenapa harus ke perusahaan itu.

Sampai pada titik di mana perusahaan yang dikunjungi dinilai terlalu sedikit, tapi ga bisa nambah hari lagi karena travel udah menganggarkannya segitu, bisa nambah lagi biayanya sampai 150 ribu per orang kalau mau nambah hari. Susah payah akhirnya harus debat lagi dengan Bu Nastiti, dengan memilih bukan hari Rabu biar ga perlu pake bahasa Inggris, dengan menurunkan orang-orang yang dianggap mampu untuk debat yang urusan kayak gini *love you dah Irsan, Hanif, dan Nechan*, dengan manuver ngeles yang luar biasa, akhirnya disetujui bahwa akan ada 7 perusahaan yang akan dikunjungi dan 1 UKM terpilih karena semangat wirausaha dari pendirinya (udah maksa banget itu nyari alasannya kenapa kita harus ke UKM itu, kalau sampai ga disetujui, kata Bu Nastiti ga usah ke Bali sekalian karena cuma 1 industri doang).

Di minggu kedua UAS, Lainuba mengadakan test drive untuk memberitahu bis seperti apa yang akan dinaiki nantinya. Hal absurd yang terjadi adalah di bis test drive itu ada kecap di dalam cooling box-nya. Gue juga ga paham kenapa bisa ada kecap.

Ada teman-teman yang mudah mabuk perjalanan ikut test drive, tujuannya untuk mengetes sejauh mana dia mabok dan sebagainya. Alhasil, baru sampai Budi Agung udah ada yang mabok.
Haduuuh --"
Antara kasian dan pengen ketawa, atuh itu masih deket banget.

Di test drive itu gue pertama kalinya bertemu Mbak Puri :)

Hingga mendekati hari keberangkatan, akhirnya turunlah nama dari Departemen mengenai siapa dosen pendamping yang akan ikut, yaitu Pak Yoga dan Pak Arif. Beliau berdua meminta panitia untuk presentasi di Khayangan (sebutan utuk ruang dosen TIN karena terletak di lantai atas) ketika sedang minggu ujian. Satu hal, gue baru tau Khayangan punya ruang presentasi yang kece, haha.

Akhirnya, setelah keribetan seru yang menyertainya, fieldtrip Tinformers rencananya akan berlangsung dari 21-28 Januari 2014. Tanggal 21 ke industri plastik Titra Marta di Tangerang, tanggal 22 ke Sidomuncul di Semarang dan Dua Kelinci di Pati, tanggal 23 ke Kelola Mina Laut di Gresik dan Nestle di Pasuruan. Tanggal 24-26 weekend di Bali, tanggal 24 ke Sosro, tanggal 25 ke UKM Dewata, tanggal 26 siap-siap pulang karena tanggal 27 ada industri gula Madubaru (dulu namanya Madukismo) di Yogya, dan tanggal 28 sampai Bogor.

Hingga sesaat sebelum berangkat, ada beberapa hal yang selalu menjadi harapan dan doa panitia, semoga fieldtrip ini menambah wawasan, menjadi sarana refreshing, menjadi sarana bareng-bareng seangkatan (karena ga ada lagi momennya), dan berjalan sesuai rencana.

Aamiin :)

Rabu, 15 Januari 2014

Kalian :"

Sejak sekitar sebulan lalu, gue punya nama-nama lain untuk disebut dalam doa-doa gue.
Biro Kesekretariatan BEM Fateta Keluarga Filantropi 2014
Biro ini..
Meski mungkin kerjaan biro ga sekece kerjaan departemen,
Meski mungkin biro ini rada sedikit lebih tidak jelas jika dibandingkan dengan biro lain,
Terima kasih sudah mau ikut membangun mimpi kecil untuk menjadikan sekret sebagai tempat pulang yang menyenangkan
:'


Dan seusai berkumpul dengan kalian, gue nyaris selalu teringat dengan biro sejenis, di LK sejenis, di kepengurusan berbeda,
Biro Secret BEM TPB Angkatan 48 Kabinet Madani
Kalian apa kabar?
Rasanya setahun ini gue akan sangat sering kangen kalian :)

Tentang agenda rutin merayakan ulang tahun (sampai pada naik angkot ujan-ujanan ke rumah gue), sejauh ini sepertinya hanya akan berlangsung dengan efektif di Biro Secret karena Biro Kestari yang sekarang ini pada ulang tahun di tanggal-tanggal yang tak terjangkau.
:p


Meskipun beda jenis, masih ada satu keluarga kecil lagi :)
Departemen Komunikasi, Informasi, dan Jurnalistik BEM Fateta Kabinet Benang Merah 2013
Tentang membuat visualisasi nilai-nilai dan visi-misi di awal kepengurusan hingga memakan waktu berhari-hari dan selalu penuh tawa.

Tentang danus es krim jelly, dan bikin jelly-nya di Kopajo (saat itu namanya belum Kopajo). Stik es krim warna-warni. Jelly yang kurang manis, tapi lebih seringnya terlalu manis. Jelly pelangi yang terlalu bersemangat menuang lapisan baru padahal lapisan bawahnya belum mengeras. Panci Kak Maya yang sampai saat ini masih di Kopajo.
"Eh masa ya di kontrakan gue ada panci coba. Ga tau deh siapa yang bawa. Padahal gue inget banget dulu itu di kontrakan gue ga ada panci sama sekali sampe-sampe kompor itu ga jelas gunanya apa. Sumpah itu panci penyelamat kontrakan gue banget. Segalanya bisa dilakukan pake panci itu."
"Bagaaaaas, itu panci gueeeeeeeeeee. Kan ditaro di Kopajo untuk kita bikin jelly."
*langsung diem*

Tentang mencoba merayakan ulang tahun tapi fail melulu
--"

Serta tentang jargon dengan tidak tahu malu di tiap akhir kumpul dan RG BEM, mungkin hanya keluarga kecil tapi ble'e banget ini yang mampu melakukannya.

Sayang kalian semua,
Karena Allah
:)

Sabtu, 11 Januari 2014

So Do I

Reuni BEM TPB Kabinet Madani
Sabtu, 4 Januari 2014

"Bayangin, Dil, lu harus tau, gue menjadikan BEM TPB Madani dan MPKMB 49 sebagai pembanding untuk seluruh organisasi dan kepanitiaan yang gue ikutin di kampus.."
.I14110049.
:"

Jumat, 10 Januari 2014

Another Day With Tinformers

Penjual : Mau rasa apa, Mas?
Temen gue : Rasa.. Rasa yang dulu pernah ada, Mas..
--"
Gue hanya sanggup tepok jidat..

Kamis, 09 Januari 2014

Setapak Sriwedari

Seusai FOY 2013 lalu, gue jadi suka banget sama lagu Setapak Sriwedari punya Maliq & D'Essentials
:)

Itu lagu unyu bangeeet
:3

Dan kita berpijak, lalu
Kau merasakan yang sama sepertiku
..
Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada
Irama hati kita bernada, merayu tanpa bicara
Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara
Seperti puisi tanpa rima, seperti itu aku padamu
Karena ga seluruh hal orang lain harus tau
:)