Rabu, 29 Mei 2013

Pulang

Bagaimana rasanya setelah berjalan-jalan sekian lama lalu akhirnya pulang? Lega..
Ya, lega..

Setelah sudah di rumah, rasa-rasanya jika dunia dan seisinya menyerang, gue masih bisa merasa nyaman, merasa aman, merasa baik-baik saja..

Dari sisi psikologis sih gue merasa seperti itu. Tepat pada hari ketika gue menerima sms yang berbunyi,
"Huaaaaaaa.. Boleeeeh :*"
*kalo ketemu orangnya langsung dan ga via sms, gue yakin orang yang bersangkutan bakalan udah jingkrak-jingkrak, loncat-loncat, dan kita berpelukan di tempat sambil tetep loncat-loncat*
gue merasa bahwa lelah gue seketika hilang, rasa was-was gue seketika lenyap. Teror surat RAF rasanya jadi menyenangkan. Ajakan salah seorang teman sekelas untuk menjadi sekretaris divisinya pada suatu kepanitiaan gue iyakan dengan senyum. Tugas autoCAD karburator dan pergola rasanya jadi simpel. UAS dipercepat juga rasanya tetap tenang..

Heummmm, mungkin..
"Karena dakwah itu fitrah, iya ga sih?"
.I14110018.

"Tawazun (keseimbangan) itu ibarat menaruh sebilah papan di atas sebuah kerucut tanpa boleh terjatuh. Semakin besar papan, sebetulnya semakin baik keseimbangannya. Maka biasakanlah diri dengan kesibukan supaya terbiasa menyeimbangkan. Karena kerja-kerja besar hanya sanggup dipikul oleh orang-orang yang (terbiasa) sibuk"
.H54100002.

Setelah hampir 2 tahun jalan-jalan, akhirnya gue pulang. Rasa-rasanya Kotak Sabun tetap jadi tempat pulang yang teramat menyenangkan..
:)

Gue ga ngerti kenapa rasanya bisa semenenangkan ini, tapi..
"Ga setiap hal lu harus tau alasannya, Dil.."
.F34110093.

Bismillaahirrahmaanirrahiim
:)

Senin, 20 Mei 2013

20 Mei

20 Mei 2011 - 20 Mei 2013

Alhamdulillah sudah 2 tahun, sudah 731 hari :)
*tahun kemaren kabisat, cuy*

Semoga disejukkan kala panas
Semoga dihangatkan kala dingin
Semoga selalu istiqomah
Semoga jadi pengingat untuk selalu lebih dekat denganNya
Aamiin
:)

Minggu, 19 Mei 2013

Waras

"Pendidikan dan kesehatan di negara-negara yang waras adalah gratis"
.Salah seorang dosen TIN IPB.

Satu hal, gue percaya kok bahwa Indonesia --someday, somehow-- akan bisa waras. Kita buktikan dan usahakan aja dari sekarang :)

Kamis, 16 Mei 2013

Pemahaman

Dulu ketika di Pandawa, gue pernah beberapa kali mendengar kata-kata ini,
Lakukan apa yang kalian anggap benar..

Beberapa hari terakhir, secara bertahap gue mendapat pemahaman dibalik kata-kata tersebut. Lakukanlah apa yang menurut diri kita benar, karena sekalipun hasil dari apa yang kita lakukan itu nantinya ancur, amburadul, bleweran, belepotan, atau apapunlah itu istilahnya, setidaknya kita tidak dipenuhi oleh rasa bersalah kepada diri sendiri..

Lakukanlah, agar tidak dipenuhi oleh rasa bersalah terhadap diri sendiri..

Selasa, 14 Mei 2013

Cinta Itu..

Cinta itu sederhana..
Cinta itu butuh kamar, butuh ruang tersendiri..
.F34110093.

Diucapkan dengan ekspresi sendu ketika Rapat General suatu acara angkatan sehingga mengakibatkan teman-teman seangkatan sibuk bersuit-suit.

Sabtu, 11 Mei 2013

PJ

PJ ini merupakan kata (atau huruf?) yang biasa digunakan untuk menyingkat kata 'penanggung jawab'. Sampai sini gue yakin bahwa di antara orang-orang yang membaca tulisan ini *berasa yakin banget ada yang baca* telah terkatagori secara otomatis menjadi dua katagori besar.

Katagori pertama adalah mereka yang melafalkannya menjadi 'peje' dan katagori satunya lagi adalah orang-orang yang melafalkannya menjadi 'pije'. Secara semena-mena pula gue mengasumsikan mungkin hanya anak Smamsa yang melafalkannya penjadi 'pije'.
*Bagi non-Smansa, jangan tanya kenapa, Smansa memang seunik itu. Akan sangat panjang ceritanya jika gue harus menjelaskan mengapa di Smansa adanya kata pije, bukan peje

Sepengalaman gue hampir 2 tahun di IPB, nyaris semua orang disini melafalkan PJ menjadi 'peje'. Begitu pula di TIN 48. Dengan adanya ketua angkatan yang anak Smansa, pernah pada suatu rapat (rapim inagurasi deh kayaknya) Ari berkata,
Ari : Nanti dibagi aja pije-pijenya
Seseorang lupa siapa : Pije apaan, Ri?
Ari : Penanggung jawab. Kan kita udah ABET, english dong, pi-je..
Tapi tetep aja tidak semua orang di IPB familiar dengan kata 'pije.'

Sebaliknya, gue, Ari, dan mungkin anak-anak Smansa lain juga susah membiasakan dengan kata 'peje'. Hingga pada rapim Hagatri beberapa hari lalu,
Hanif : Iya, jadi dari Divisi Acara udah dibagi pije-pije untuk tiap harinya..
Gue dan Ari dapat dikatagorikan sebagai pengamat yang baik. Pada saat itu kita melihat ada beberapa alis berkerut mendengar kata 'pije'. Hal paling mungkin yang kita lakukan adalah saling melihat, melempar senyum penuh kode, dan tertawa bersama.

Ari malah lebih ekstrem, dia mengacungkan tangannya yang terkepal setinggi mulut (anak Smansa pasti ngerti ini maksudnya bagaimana) sambil berkomat-kamit tanpa suara yang intinya melafalkan,
Ari : Pije cukup pije..
Kocaknya, gue dan Ari yakin bahwa Hanif masih ga nyambung kenapa orang-orang bertampang bingung ketika dia berkata 'pije'. Mungkin suatu hari nanti gue dan Ari bakal bilang ke Hanif.

Haha, makasih ya kalian berdua :)
Gue selalu ngerasa ada di Smansa setiap menemukan momen-momen gaje sama kalian :)

Kamis, 09 Mei 2013

Haven't Met You Yet

You come out of nowhere and into my life..
..
Ngapain lu senyum-senyum, Diiiil..
 .Dua orang TIN48 yang hobi membully gue yang delta NRP mereka senilai dengan NRP gue.

Hmmmm, yaaah, mungkin sudah pernah bertemu tapi masih belum tahu
:p

Rabu, 01 Mei 2013

PerkuTIN, Botol Beling, dan Rencana Liburan

Raka : Perkutin bukannya nama burung?
Yudhis : Itu perkutuuuuut --"
Tio : Nama burung? Bukannya beo?
Raka : *diem dulu sekitar 2 detik* Itu emang nama burung, peleeeh --"

PerkuTIN, dari namanya saja sepertinya sudah ketahuan ini sejenis makhluk apaan. Jadi PerkuTIN ini adalah sekelompok orang yang mengorbankan waktu mengerjakan laporan mereka kala weekend untuk main perkusi di Fateta Art Contest 2013 pada 28 April lalu.
*seriusan lho ada yang bawa laporan biopros ketika menunggu latihan yang tak kunjung mulai

Teori awal saat pertama kali form FAC diedarkan hanya gue, Yudhis, dan Ari yang berminat main perkusi membawa nama TIN di FAC 2013. Akan tetapi, hingga H-4 tampil masih belum ada eksekusi jelas tentang latihan, penyamaan ketukan, dan sejenisnya. Akhirnya pergerakan PerkuTIN mulai diprakarsai oleh Kopajo (as always) pada H-4. Ujung-ujungnya personil PerkuTIN terdiri dari gue, Yudhis, Ari, Iis, Imam, Onte, Bagas, Tio, Harba, Raka, dan Andi dengan Osyi sebagai manajer. Teori awal adalah Salas, Idham, Osyi, dan Aji juga akan ikut tampil, tetapi nihil pada hari-H.

Latihan PerkuTIN ini terbilang cukup anarkis. Kita latihan di node dekat KorTIN. Ajaibnya, ketika sedang latihan ada salah satu nilai UTS yang keluar dan ditempel di mading TIN, alhasil kita ngibrit ke mading sambil bawa-bawa stik dan ada pula yang sambil bawa galon. Anarkisme yang lain adalah PerkuTIN telah membuat bocor sekitar 3 ember inventaris Kopajo, nyaris 10 stik patah, dan 2 kaleng biskuit yang penyok.

Pada awalnya tugas gue adalah memukul-mukul kaleng Oreo. Akan tetapi, dikarenakan oleh ember Tio yang bocor pada hari Jumat, kaleng Oreo gue diembat Tio sehingga gue sekaleng berdua(?) sama Harba. Dikarenakan pula PerkuTIN ini selama latihan hanya menghasilkan bunyi "buk.. buk.. ces.. tek.. prang.. *itu ceritanya bunyi kaleng*" tanpa ada melodi yang jelas, akhirnya diutuslah para orang Bogor untuk membawa segenap sumberdaya botol beling bekas di rumah masing-masing untuk diisi air dan dijadikan sebagai melodi.

Pada hari Sabtu pagi, dengan teramat rajinnya gue bawa 8 botol beling dari rumah biar bisa dibikin melodi satu oktaf. Awalnya gue sempet mikir, gimana kalo ada orang lain yang bawa botol juga? Jawaban dari pertanyaan gue itu adalah, yaudah sih, nanti dibikin nada-nada kromatis aja. Tapi akhirnya kekhawatiran gue tidak terjadi karena kagak ada orang lain yang bawa botol --"

Sabtu sore, setelah kehujanan basah kuyup karena beli kue kiloan di Bara bareng Osyi, akhirnya gue kembali ke kampus untuk latihan PerkuTIN. Di kampus, Harba dengan rajinnya sedang mengisi botol dengan air. Ketika gue menawarkan diri untuk membantu,
Harba : Ga usah, Dil. Kasian lu basah kuyup gitu
Meskipun kedua hal itu ga ada hubungannya sama sekali. Akhirnya gue dan Ari cuma duduk ngemper sambil menyaksikan Harba yang tak kunjung usai mengkalibrasi nada pada botol.

Sempat tiga kali Harba berkata "Dil, ini udah pas blom?". Tapi karena memang tidak ada pas-pasnya, gue dan Ari hanya sanggup menggeleng lemah dengan muka prihatin.

Setelah lebih dari setengah jam menyaksikan Harba yang tak kunjung usai dengan botol dan air, gue mulai geregetan. Dengan kesadaran diri bahwa gue selalu bersemangat setiap sesi hearing (bukan listening) pada saat gue pernah les nyanyi dulu, gue kembali menawarkan diri untuk mengkalibrasi botol. Dikarenakan mungkin sudah frustasi, Harba akhirnya menyerah dan membiarkan gue mengurusi air dan botol.

Kurang dari setengah jam, ketujuh botol sudah pas berbunyi do-re-mi-fa-sol-la-si. Adapun botol kedelapan tidak bisa dikalibrasi menjadi do tinggi karena jika ingin mengejar do tinggi, maka do rendahnya ga bakal ada.

Harba : Dil, kok lu bisa sih pas gitu nadanya?
Ari : Yaelah, kok gue bisa lupa siah lu anak Vocsa dulunya, Dil.
Meskipun sebenernya adalah karena basic gue adalah pernah 5 tahun les nyanyi, bukan semata-mata karena Vocsa.

Entah gimana awalnya, akhirnya latihan pada hari itu gue malah memainkan botol karena gue terlalu pecicilan untuk harus dekat-dekat Harba demi memukul kaleng yang sama. Pagi hari sebelum tampil, ditemukanlah sebuah botol cocacola kecil yang ternyata bisa menghasilkan nada do tinggi. Yeeeey, botolnya lengkap seoktaf :3

Hingga pada Hari-H, terdapat juri yang berkomentar seusai penampilan perkusi dari TMB..
Juri : Itu nada mi dan do-nya rada fals dikit ya kayaknya?
Degg..
Saat itu juga gue langsung membawa kedelapan botol ke tempat yang rada jauh, memukul mereka satu per satu, untuk memastikan bahwa botol-botol gue ga fals. Gue sih yakin itu udah ga fals..

Alhamdulillah, setelah TIN tampil, jurinya berkomentar sambil tersenyum,
Juri : Nada botolnya sudah pas, dan yang main botolnya udah bagus pake chord segala.
Seketika seluruh PerkuTIN melihat ke arah gue sambil tersenyum dan itu rasanya menyenangkan bangeeeeeeet :3

Alhasil, sepanjang hari itu gue memikirkan sesuatu secara benar-benar serius. Gue harus kursus alat musik selama liburan nanti. Wacana kali ini ga boleh cuma jadi teori doang, pokoknya harus jadi, insya Allah..

Bismillaahirrahmaanirrahiim :)