Raka : Perkutin bukannya nama burung?
Yudhis : Itu perkutuuuuut --"
Tio : Nama burung? Bukannya beo?
Raka : *diem dulu sekitar 2 detik* Itu emang nama burung, peleeeh --"
PerkuTIN, dari namanya saja sepertinya sudah ketahuan ini sejenis makhluk apaan. Jadi PerkuTIN ini adalah sekelompok orang yang mengorbankan waktu mengerjakan laporan mereka kala
weekend untuk main perkusi di Fateta Art Contest 2013 pada 28 April lalu.
*seriusan lho ada yang bawa laporan biopros ketika menunggu latihan yang tak kunjung mulaiTeori awal saat pertama kali form FAC diedarkan hanya gue, Yudhis, dan Ari yang berminat main perkusi membawa nama TIN di FAC 2013. Akan tetapi, hingga H-4 tampil masih belum ada eksekusi jelas tentang latihan, penyamaan ketukan, dan sejenisnya. Akhirnya pergerakan PerkuTIN mulai diprakarsai oleh Kopajo (as always) pada H-4. Ujung-ujungnya personil PerkuTIN terdiri dari gue, Yudhis, Ari, Iis, Imam, Onte, Bagas, Tio, Harba, Raka, dan Andi dengan Osyi sebagai manajer. Teori awal adalah Salas, Idham, Osyi, dan Aji juga akan ikut tampil, tetapi nihil pada hari-H.
Latihan PerkuTIN ini terbilang cukup anarkis. Kita latihan di node dekat KorTIN. Ajaibnya, ketika sedang latihan ada salah satu nilai UTS yang keluar dan ditempel di mading TIN, alhasil kita ngibrit ke mading sambil bawa-bawa stik dan ada pula yang sambil bawa galon. Anarkisme yang lain adalah PerkuTIN telah membuat bocor sekitar 3 ember inventaris Kopajo, nyaris 10 stik patah, dan 2 kaleng biskuit yang penyok.
Pada awalnya tugas gue adalah memukul-mukul kaleng Oreo. Akan tetapi, dikarenakan oleh ember Tio yang bocor pada hari Jumat, kaleng Oreo gue diembat Tio sehingga gue sekaleng berdua(?) sama Harba. Dikarenakan pula PerkuTIN ini selama latihan hanya menghasilkan bunyi
"buk.. buk.. ces.. tek.. prang.. *itu ceritanya bunyi kaleng*" tanpa ada melodi yang jelas, akhirnya diutuslah para orang Bogor untuk membawa segenap sumberdaya botol beling bekas di rumah masing-masing untuk diisi air dan dijadikan sebagai melodi.
Pada hari Sabtu pagi, dengan teramat rajinnya gue bawa 8 botol beling dari rumah biar bisa dibikin melodi satu oktaf. Awalnya gue sempet mikir, gimana kalo ada orang lain yang bawa botol juga? Jawaban dari pertanyaan gue itu adalah, yaudah sih, nanti dibikin nada-nada kromatis aja. Tapi akhirnya kekhawatiran gue tidak terjadi karena kagak ada orang lain yang bawa botol --"
Sabtu sore, setelah kehujanan basah kuyup karena beli kue kiloan di Bara bareng Osyi, akhirnya gue kembali ke kampus untuk latihan PerkuTIN. Di kampus, Harba dengan rajinnya sedang mengisi botol dengan air. Ketika gue menawarkan diri untuk membantu,
Harba : Ga usah, Dil. Kasian lu basah kuyup gitu
Meskipun kedua hal itu ga ada hubungannya sama sekali. Akhirnya gue dan Ari cuma duduk ngemper sambil menyaksikan Harba yang tak kunjung usai mengkalibrasi nada pada botol.
Sempat tiga kali Harba berkata
"Dil, ini udah pas blom?". Tapi karena memang tidak ada pas-pasnya, gue dan Ari hanya sanggup menggeleng lemah dengan muka prihatin.
Setelah lebih dari setengah jam menyaksikan Harba yang tak kunjung usai dengan botol dan air, gue mulai geregetan. Dengan kesadaran diri bahwa gue selalu bersemangat setiap sesi
hearing (bukan
listening) pada saat gue pernah les nyanyi dulu, gue kembali menawarkan diri untuk mengkalibrasi botol. Dikarenakan mungkin sudah frustasi, Harba akhirnya menyerah dan membiarkan gue mengurusi air dan botol.
Kurang dari setengah jam, ketujuh botol sudah pas berbunyi do-re-mi-fa-sol-la-si. Adapun botol kedelapan tidak bisa dikalibrasi menjadi do tinggi karena jika ingin mengejar do tinggi, maka do rendahnya ga bakal ada.
Harba : Dil, kok lu bisa sih pas gitu nadanya?
Ari : Yaelah, kok gue bisa lupa siah lu anak Vocsa dulunya, Dil.
Meskipun sebenernya adalah karena basic gue adalah pernah 5 tahun les nyanyi, bukan semata-mata karena Vocsa.
Entah gimana awalnya, akhirnya latihan pada hari itu gue malah memainkan botol karena gue terlalu pecicilan untuk harus dekat-dekat Harba demi memukul kaleng yang sama. Pagi hari sebelum tampil, ditemukanlah sebuah botol cocacola kecil yang ternyata bisa menghasilkan nada do tinggi. Yeeeey, botolnya lengkap seoktaf :3
Hingga pada Hari-H, terdapat juri yang berkomentar seusai penampilan perkusi dari TMB..
Juri : Itu nada mi dan do-nya rada fals dikit ya kayaknya?
Degg..
Saat itu juga gue langsung membawa kedelapan botol ke tempat yang rada jauh, memukul mereka satu per satu, untuk memastikan bahwa botol-botol gue ga fals. Gue sih yakin itu udah ga fals..
Alhamdulillah, setelah TIN tampil, jurinya berkomentar sambil tersenyum,
Juri : Nada botolnya sudah pas, dan yang main botolnya udah bagus pake chord segala.
Seketika seluruh PerkuTIN melihat ke arah gue sambil tersenyum dan itu rasanya menyenangkan bangeeeeeeet :3
Alhasil, sepanjang hari itu gue memikirkan sesuatu secara benar-benar serius. Gue harus kursus alat musik selama liburan nanti. Wacana kali ini ga boleh cuma jadi teori doang, pokoknya harus jadi, insya Allah..
Bismillaahirrahmaanirrahiim :)