Rabu, 27 November 2024

Andal

Sebenarnya saya hanya mengerjakan hal standar : standar minimal kompetensi, standar minimal ketelitian, dan standar minimal kerapihan.

Tapi sepertinya itu sudah dirasa sebagai extra miles. Sehinggan tidak sekali-dua-kali, saya jadi yang diandalkan.

Seringkali, saya merasa tidak sejago itu..

Tapi orang-orang tetap mengandalkan.

Atau mungkin, orang lain yang standar hasil pekerjaannya sesampah itu?

Jumat, 21 Juni 2024

Juni

Ulang tahun saya akhir Juni.

Meanwhile untuk saya, sejak tanggal 1 aja bawaannya udah "yes aku dikit lagi ulang tahun Insya Allah".

Sejak awal saya kenal kata 'resolusi tahun baru' dari majalah remaja, resolusi saya bukan untuk tahun baru. Saya jadikan resolusi itu untuk usia baru. Momen evaluasi dan bersyukurnya jadi banyak, mulai dari akademis (karena pas-pasan dengan momen kenaikan kelas) hingga apa aja sih yg saya achieve di usia tsb.

Sejujurnya umur 30 menuju 31 ini krik-krik banget. Ga ada hal signifikan yang oke yang berhasil dilakukan. (Setahun tanpa laundry, serta Ramadhan tanpa gofood dan tanpa kelewat bangun sahur itu prestasi ga sih? 🤣)

(Kalo kata Pak RW sih, salah satu reg binaan audit yg 'itu' bisa masuk Fatwa adl prestasi 🤣)

Bisa dibilang ini adalah tahun paling tenang dan ga ngoyo. Ga ada tikungan2 tajam dalam hidup yang bikin harus banyak-banyak istighfar dan atur ulang strategi.

Saya meyakini, ada masanya bahwa hal paling produktif yang perlu kita lakukan adalah istirahat. Bisa jadi istirahat saya ini produktif untuk mengumpulkan energi plus recovery karena besok-besok akan ada reli yang panjang.

(Meski sebenernya tahun depan gamau banyak2 menghadeh Yaa Allah)

Tahun ini saya tidur cukup, makan cukup, piknik cukup. Mungkin cuma bersyukurnya yang belum cukup.

Tahun ini saya sudah berencana cuti kerja di hari ulang tahun. Ini artinya sudah 10x ulang tahun saya ga kerja. (Mulai dari ada weekend, libur musim panas, idul fitri, pilkada serentak, launching Cerol ver.3 sampai sekantor ga kerja, idul adha.. komplit pokoknya 10 tahun saya off duty saat ulang tahun)

Tahun-tahun sebelumnya apalagi 🤣

Ulang tahun saya biasanya udah class meeting/bagi rapor/liburan semester.

Mari kita tetapkan momen ulang tahun untuk tidak bekerja 😂


Salah satu hal paling menghadeh di usia saya setahun ke belakang ini sebenarnya adalah manuver Black Panther yang semakin ke sini semakin ke sana.

Doa-doa saya untuk keluarga saya jadi nambah,

"Ya Allah, tolong berikan kami rasa cukup atas rezeki yang halal, sehingga kami tidak mencari-cari dari yang tidak halal."

Aamiin dulu rame-rameeeeeee.


Diketik di Bogor, 1 Juni 2024

#dilslife


Keyword :

Black Panther = presiden Wakanda

Jumat, 23 Juni 2023

Kisah Kami Menabung Haji

Bulan Dzulhijjah identik dengan banyak kisah mengenai qurban dan haji. Bersama ini, kami (saya dan Ari) bermaksud menceritakan kisah menabung kami untuk mendapatkan porsi haji.

Sekilas info : Porsi antre haji bisa didapatkan setelah menyetor uang sejumlah 25 juta. Jika kami ingin berhaji berdua, maka kami perlu 50 juta untuk mengamankan porsi antre haji (meski antre-nya sendiri masih puluhan tahun).

Awal mulanya, di Ramadhan 2019, ada pengajian kemuslimahan di kantor saya dengan narsum Ibu Euis Sufi Jatiningsih.

Beliau menyampaikan bahwa Ramadhan adalah bulan penuh ampunan. Dan menyampaikan bahwa muslim yang mau masuk surga itu kayak orang Indonesia yang mau naik haji.

Apa persamaannya? Yaitu belum memulai usaha apa-apa.

Beramal secukupnya, bertaubat juga jarang, menabung juga banyak alesan. Memang sih Allah itu mendengar doa, tapi Allah juga melihat upaya kita untuk mengamalkan sesuatu.

Apakah saya merasa tertampar? YAIYA DOOOOONG

Saat itu saya belom nikah. Dan saya tau banget Ari itu bukan yang anak-nabung gitu.

Akhirnya ketika Idul Adha di tahun yang sama, saya ngide nabung bareng untuk haji/qurban. Tentu ada penolakan dan argumen panjang. Wkwkkwkw (hidup kami penuh debat kisruh sejak jauh sebelum menikah).

Setelah banyak-banyak brainstorming dan penawaran sana-sini, lalu kami bertekad setidak-tidaknya setelah berkeluarga itu kami harus berqurban setiap tahun sebanyak :

=roundup(0.5 * N)

N = jumlah anggota keluarga

Saat itu disepakatilah seorang menabung 150 ribu per bulan untuk qurban. Tabungan qurban tersebut disimpan di saya. Khawatir berubah jadi akeseoris hape kalo disimpan di Ari. #iniserius

Beberapa bulan kemudian, kami menikah di akhir November 2019. Ketika honeymoon, kami membuat rencana upgrade tabungan haji karena masa karyawan kontrak saya selama setahun hampir selesai dan saya sudah mulai bisa dinas-dinas luar kota. Dengan banyak-banyak optimis, kami yakin saya akan jadi karyawan tetap dan gajinya akan naik.

Tentu juga dengan berdoa untuk dilimpahi rezeki yang berlebih, sehingga ringan untuk beribadah dan berbagi

Akhirnya kami upgrade alokasi tabungan per bulan. Yang awalnya 150 ribu per orang per bulan, menjadi digabung (karena sudah menikah) sejumlah sejuta per bulan.

Tak lama saya hamil Aqila. Tabungan harus mulai dialokasikan juga untuk kontrol hamil, melahirkan, dan aqiqah.

Dan benar saja. Alhamdulillah saya mulai dapat dinas luar kota, jadi karyawan tetap, dan gaji pokok meningkat. Lalu juga ada restrukturisasi pada lembaga tempat saya bekerja sehingga gaji baru itu rasanya naiknya kok banyak banget 😭. Masya Allah.

Lalu Ari juga tiba-tiba jadi banyak banget kerjaannya. Sebelumnya lembur hanya 1x per bulan, di awal 2020 bisa jadi 2-3x per bulan. Hal ini berimplikasi pada honor lembur yang meningkat.

Tak lama, muncul pandemi. Kantor saya full WFH (boleh ngantor tapi harus dengan izin atasan) dan kantor Ari menerapkan kerja secara hybrid. Ongkos PP Ari Jaksel-Bogor otomatis dapat dihemat.

Setiap ada lebihan-lebihan itu kami sisihkan. Kami yakin ini adalah salah satu jalan Allah agar target tabungan haji kami cepat terpenuhi.

Biaya kontrol kehamilan hingga lahiran, blass semua tercover oleh asuransi kantor Ari. Yang padahal asuransi karyawan itu merupakan benefit baru di kantornya.

Meanwhile biaya vaksin-vaksin Aqila setelah lahir tercover seluruhnya dengan fasilitas kesehatan kantor saya. Yang juga benefit ini super-duper baru banget adanya.

Akhirnya setelah dikeluarkan untuk aqiqah dan qurban di 2020, pada pembukuan tabungan haji 2020 terkumpul sebanyak 14 juta. Jujur ini jauuuuuh di atas prediksi saya. Saya awalnya merasa bisa nabung 10 juta per tahun itu udah akan jadi prestasi besar (10 juta per tahun dengan rincian : menabung sejuta per bulan, lalu lebihan2/lembur/bonus ditambahkan utk menggenapkan biaya qurban).

Awal menabung haji ini saya sudah berkata ke diri sendiri bahwa, "Nabung 5 tahun ga apa-apa ya. Setahun minimal 10 juta. Allah melihat upaya kok, bukan semata-mata hasil."

Tapi ternyata Allah mampukan menjadi 14 juta dalam tahun pertama.

Tahun 2021 target menabung kami meningkat. Dari awalnya sejuta per bulan, kami tingkatkan menjadi 1.5 juta per bulan. Hal ini karena kami bertekad harus qurban minimal 2 domba. Target minimal di akhir tahun adalah terkumpul sebanyak di tahun 2020.

But baby blues did exist. Mommy brain. Brainfog tak berkesudahan. Banyak nge-lag. Beberapa target pekerjaan dari atasan tidak sesuai antara persentase penilaian achievement vs jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan tersebut (contoh : Ada pekerjaan yang waktu pengerjaannya adalah full sepanjang hari, seminggu sekali. Tapi bobotnya kecil sekali dalam persentase penilaian total pekerjaan saya. Waktu aktual terpakai saya adalah 20% dalam tiap pekan, tapi bobot penilaian pekerjaan tersebut tidak sampai 15%. Dan sialnya tiap 1 on 1 dengan atasan, saya lupa terus untuk mengomunikasikan hal tersebut).

Saya tau diri untuk mengurangi jumlah availabilitas hari dinas agar fokus dengan pekerjaan harian.

Target utama setiap hari bagi ibu dengan anak kecil sebenernya sederhana : semua masih hidup, anak sudah makan-mandi tepat waktu, dan tidak ada yang terluka

Tapi siapa yang memperhatikan kebutuhan ibu : Apakah ibu sudah makan dengan proper? Sudah istirahat dengan proper?

Kadang dalam hidup ada aja so-called support system yang padahal mah ga ada support-support-nya pisan.

Note besar-besar : Ari sangat men-support gue.

Ajaibnya, rezeki itu selalu tau di mana pemiliknya. Mengajukan sedikit tanggal available untuk penugasan di kantor, eh malah dapat banyak penugasan dari sepupu-kantor. Dan tugas dari sepupu-kantor ini ga banyak PR-nya, selesai di hari yang sama, sehingga ga mengambil banyak waktu (tapi tetep dapat honor).

Perhitungan menabung dengan target minimalis kami menjadi terpenuhi dengan lancar.

Ditambah berbagai uang kaget yang beneran bikin kaget pas lihat mutasi rekening, pada akhirnya di 2021 terkumpul juga sebanyak 14 juta. Sehingga total terkumpul 28 juta. Sudah lebih dari setengah target.

Lalu 2022 kami berencana tetap dengan style menabung yang sama. Yang ternyata tidak mudah karena kami mulai tinggal terpisah dengan orang tua. Kami punya 'soft loan' saat membangun rumah yang harus bertahap dilunasi ke orang tua. Di samping itu juga ada kebutuhan-kebutuhan bulanan yang sebelumnya kami sharing dengan orang tua dan kini jadi sendiri.

Ditambah pula kantor saya mulai menerapkan harus WFO setidak-tidaknya sekali dalam sepekan (sebelumnya bisa full WFH sejak pandemi 2020). Banyak boncos di beli makan, wkwkwkwkwk, karena saya tu ga passionate untuk memasak apalagi diburu-buru sebelum berangkat kerja harus masak banyak untuk sampai makan siang. Dahlah, mending beli di luar aja (tapi saya passionate kok kalau nyuci, jadi jarang nge-laundry 😁).

Banyak sekaliiii godaan jajan di 2022 ini. Apalagi kami mulai tinggal terpisah oleh orang tua. Makanan-makanan yang jarang sekali dibelikan orang tua ketika kecil (karena berbagai alasan, mulai dari gizi hingga value for moneyof course bisa kami borong karena ga akan dimarahi orang tua (due to udah ga serumah dan ga ketahuan). Ditambah ternyata preferensi makanan saya dan Ari agak berbeda, jadi kadang kalau saya capek masak ya sebagian makanan mending beli jadi.

Selain godaan jajan, ada juga kenekatan kami yaitu Ari jobless selama beberapa waktu karena ingin mencari pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote. Sudah lelah Bund, PP Jaksel-Bogor 5 tahun. Meski resign ini dilakukan dengan perhitungan, ya tetap ada banget dong ketar-ketirnya.

Tapi lagi-lagi, rezeki selalu tau di mana pemiliknya.

Meski saya menyampaikan availabilitas dinas dengan jumlah yang minimalis karena punya tambahan tanggung jawab untuk mengurus rumah, tapi ujung-ujungnya ada juga kejutan-kejutan kerjaan di beberapa bulan terakhir di 2022 meski ada misuh-misuhnya (ofkors!!) dan pulang jam 9 malam. Yang pada akhirnya bisa banget untuk nambah-nambahin tabungan haji kami.

Lalu di akhir 2022, ibu dan adik saya umrah. Karena selisih usia saya dan adik hanya 2 tahun, dari kecil kami hampir selalu mendapatkan fasilitas yang sama. Di saat persiapan umrah itu, Ibu merasa bersalah karena ga bisa mengajak saya ikut serta (ya kalau saya berangkat, gimana Ari dan Aqila kan?).

Untuk mengompensasi hal tersebut, lalu saya dapat uang kaget sejumlah sekian dari Ibu. Lengkap dengan pesan, "Buat nambahin tabungan haji. Ayo masih kurang berapa lagi? Mau minjem uang Ibu dulu? Biar bisa setoran dulu untuk dapet nomor antre. Antre-nya masih panjang. Kalau bisa haji saat muda pasti lebih enak daripada haji pas sudah tua."

Masya Allah 😭.

Momen paling kaget dalam rangkaian menabung haji itu pas dapat kejutan beberapa kali di paruh kedua 2022 termasuk the real uang kaget dari Ibu.

Di tahun-tahun sebelumnya, kami 'tutup buku' tabungan haji ga tepat di akhir tahun, seringnya di awal tahun depannya. Kadang menunggu bonus tahunan saya atau lihat saldo tabungan total kami apakah ada yang bisa dialokasikan untuk menggenapkan tabungan haji.

Dengan uang kaget dari Ibu maka lengkap sudah tabungan kami 50 juta. Ini terkumpul sebelum akhir tahun 2022.

Tapi sayangnya kami baru berhasil mendaftar haji di 2 Januari 2023. Ceritanya panjang lah pokoknya. Wah ini kalau mau diceritain ke-amsyong-an Depag Bogor bisa jadi satu cerita sendiri lagi soalnya.

Dan pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh teman-teman kami adalah :

Nabungnya di bank mana?

Jawabannya adalah : Kami nabung di kaleng kukis hampers lebaran. Tiap akhir tahun kami pindahkan ke goodie bag souvenir nikahan salah satu teman kami.

Besar harapan kami, teman kami tersebut ikut mendapat sebagian pahala menabung dan berhaji kami kelak.

Kegalauan kami memilih bank ga menyurutkan kami untuk tetap menabung. Ketika terkumpul, barulah kami buka akun bank Muamalat, lalu setor 25 juta++ (karena akan ada saldo mengendap) per orang, dan saat itu pula langsung disetorkan kembali oleh bank ke rekening haji.

Mungkin kisah menabung kami tidak terlalu heroik. Ga ada cerita jalan kaki berkilo-kilometer untuk menghemat ongkos. Ga ada kisah makan nasi-kecap-garam atau puasa berhari-hari untuk menghemat uang makan. Juga ga ada cerita jual aset untuk menambah jumlah tabungan. Malah ada kisah dapat uang kaget sebagai kompensasi tidak ikut umrah.

Kami paham sekali bahwa mungkin ujian teman-teman kami lebih beragam dan lebih berat. Ini pun sebenernya ada berat-beratnya, banyak momen misuh, kerja sampai lewat jam kerja, istirahat belum cukup tapi kok udah pagi lagi, pergi tugas ke sana-sini, dll. Tapi saya tuh kalau nulis memang hawanya pasti jadi setengah lawak 😒.

Semoga ada hikmah yang bisa diambil oleh teman-teman yang membaca ini. Bahwa memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin.


=======================================


Btw cerita ini ada epilognya gais :

Dari duluuuuu, sering banget dengar kata-kata yang intinya menyampaikan bahwa :

"Berniaga dengan Allah itu ga bakal rugi"

Atau

"Allah adalah tuan rumah paling murah hati"

Atau

"Kalau berkunjung ke rumah-Nya maka akan dijamu dan digantikan berkali lipat"

And so on.


Masih di Januari 2023, belum genap sebulan dari kami menyetor tabungan untuk mendapatkan porsi haji. Tiba-tiba ada kisah 'uang kaget' lainnya. Kali ini super kaget. Sejauh ini, ini yang paling jauh.

#yangtautauaja #ifyouknowyouknow

Menurut beberapa penutur yang tidak mungkin saya publikasikan namanya, ada yang sampai cuma bisa mijet-mijet kepala dan nge-lag agak lama. Saking kagetnya.

Bagi saya dan Ari, ini rasanya kayak Allah kembalikan sebagian dari apa-apa yang sudah kami upayakan. Serasa di-pukpuk sambil dibilangin bahwa, "Aku hanya ingin lihat kesungguhan hamba-Ku berusaha kok. Bukan hal yang sulit mengembalikan sejumlah itu dalam sekejap."

Siapa yang ga cireumbay digituin. Cireumbay sabari nge-lag tea karena masih kaget padahal mah.


Sekian.

Semangat nabung (apapun demi kebaikan) ya teman-teman!!

:)

Kamis, 05 Januari 2023

Parenting

Semakin belajar parenting, semakin sadar bahwa kengawuran-kengawuran yang gue 'pelihara' saat ini adalah bentuk dari luka-luka dan ketidakkonsistenan pengasuhan orang tua gue dulu.

Sehingga jadi bisa dipahami kenapa training-training self awareness dimulai dengan memaafkan orang tua.

Manusia-manusia yang jadi beban di masyarakat seringkali berawal dari anak-anak yang tidak terpenuhi hak-haknya ketika kecil. Ada tahapan pengasuhan yang tidak tepat atau terlewat dan berakibat ada hal yg 'ga beres' di dirinya.

Bisa jadi disimpulkan bahwa sebenarnya 'anak durhaka' ga berdiri sendiri. Ada aktivitas pendahulunya sebelum muncul anak durhaka, yaitu 'orang tua durhaka' yang ga memenuhi hak-hak anak dengan baik.

Jangan lupa minta maaf kepada anak kita hari ini.

Sabtu, 03 Desember 2022

Cara pikir orang yang belum punya anak, tentu akan berbeda dengan cara pikir orang yang sudah punya anak, apalagi kalau anaknya banyak. Apalagi kalau malah ternyata orang tersebut belum menikah. Pasti ga nyambung.

Cara pikir orang yang ga pernah hidup kesulitan dari segi harta, tentu akan beda dengan cara pikir orang-orang yang kesulitan harta sejauh mereka bisa mengingat asal-usul nenek moyangnya. Pasti ga nyambung.

Jika kita berperan sebagai pengambil keputusan yang memengaruhi hajat hidup orang banyak -mulai dari HRD sampai DPRD- hendaknya kita ingat-ingat untuk mencoba menempatkan kaki kita di 'sepatu' orang-orang yang kita wakilkan pembuatan keputusannya.

Cerita dari salah seorang teman baik, terdapat manajer HRD di kantornya sudah terkenal sering 'menyepelekan' udzur/perizinan seseorang yang berkaitan dengan izin dari suami atau sulitnya pengasuhan anak.

Manajer tersebut jangankan punya anak, menikahpun belum.

Hingga suatu hari,

Terdengar cerita bahwa seseorang yang tengah meminta keringanan -tapi ditolak- mendoakan manajer tersebut,

"Semoga dirimu ga perlu merasakan sulitnya izin suami dan susah-payahnya pengasuhan anak"

Sungguh, dalam hatinya seseorang yang dimaksud bukan mendoakan agar manajer tersebut punya suami yang mudah izinnya serta anak yang sesuai tumbuh-kembangnya.

Seandainya sang manajer ingat, bahwa orang yang terdzolimi itu tidak ada sekat antara dirinya dan penciptanya.

Rabu, 26 Januari 2022

Akhlak Terbaik

Di usia mendekati kepala 3, banyak teman-teman gue yang membagikan momen mengenai ayah atau ibunya yang last day di kantor masing-masing, alias akan pensiun. Umumnya akan ada sesi di mana teman-teman kantor menyampaikan bagaimana kesan selama ini berinteraksi dengan yang bersangkutan.

Ayah/ibu terkenal baik hati dan murah senyum. Padahal di rumah, anak-anaknya langganan kena bentakan.

Ayah/ibu disukai oleh atasan. Padahal di rumah, anak-anak tidak suka dengan orang tuanya sendiri.

Ayah/ibu terkenal pekerja keras. Padahal begitu sampai rumah sudah capek. Mengungkit-ungkit sudah kerja seharian. Boro-boro bisa bermain dengan anak atau menemani anak belajar.

Ayah/ibu adalah teman yang baik dan atasan yang pengertian. Padahal di rumah, tidak ada hari tanpa teriakan dan omelan. Pasti adaaaaa saja yang dianggap salah.

Ayah/ibu mampu membuat keputusan-keputusan strategis untuk kantornya. Padahal di rumah, pasangan dan anak malas berpendapat karena ayah/ibu mau menang sendiri serta menganggap keputusannya yang paling benar. "Alah, anak kecil tau apa" ujarnya.

Teman-teman ayah/ibu senang tiap ada tugas berdinas bersama. Wah, ini sih cocok. Keluarga di rumah juga senang tiap ayah/ibu berdinas karena jadi ga ada yang suka ngomel-ngomel di rumah.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Rasulullah bersabda,

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan Akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku."


Akhlak terbaik kita, bukankah seharusnya untuk keluarga?

Sebuah tulisan untuk mengingat tanggal Januari 2022.

Minggu, 07 November 2021

Testimoni

 Dear all..

Jarang-jarang ya gue bikin post kayak gini. Tapi gue rasa untuk case ini sudah kelewat batas sehingga gue merasa perlu menuliskan ini daripada spaneng yekan. Ini adalah testimoni gue dan Ari setelah bekerja sama dengan salah satu developer untuk membangun rumah.

Disclaimer : Kami sudah bayar sesuai ketentuan. Sehingga ini adalah testimoni kami untuk hasil kerjanya (ya kayak orang-orang yg review produk aja lah.. cuma kali ini produknya adalah jasa).

(Insya Allah abis ini akan ada testimoni untuk arsiteknya karena bageur pisan mau bantuin kami ngejar-ngejar si developernya)

Singkat cerita, gue dan suami membangun rumah dengan jasa arsitek dan developer (2 entitas berbeda, tapi developernya adalah kenalan dari arsiteknya). Kontrak di atas materai bersama developer tertulis pengerjaan selama 4 bulan, tapi at the end pembangunannya ngaret for almost 4 other months.

This is not about money. Prinsip gue dan Ari, uang bisa dicari tapi trust ga bisa dibalikin dan waktu ga bisa berputar mundur.

Lalu kalau nanti kalian ada yang berhadaptan dengan bunyi perjanjian yang bilang untuk penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Better said "No!!". Business is business. Yah namanya juga kami newlywed couple, belom paham bahwa bisa-bisanya ada orang yang heseyemeleh kebangetan macem begitu. In several ocasions gue sempet ngomong ke developernya ketika dia mau menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, something like "duh di keluarga saya ga ada yg suka ingkar janji dan tukang tipu sih jadi ga kebayang penyelesaian kekeluargaannya kayak apa".

Tanda tangan kontrak per akhir Februari 2021, tapi si direktur developernya verbally said bahwa ini perhitungannya per material pertama kali tiba di lokasi. Upaya bersih-bersih lahan ga termasuk dari definisi pengerjaan. Material tiba di lokasi per akhir Maret 2021. Tapi hingga saat ini (awal November 2021) rumah gue belum kunjung jadi. Alesan dari developernya? Banyaaaaaaaakk..

Banyak penyebabnya, tapi kami (gue, Ari dan bapak arsitek baik hati) rasa sih karena si direkturnya ampas. Se-ampas apa?

  • Kerjanya ga dipikir
  • Ga bisa me-manage tim dan waktu dengan baik
  • Tidak mendengar keluhan/rekues customer dan tidak merespon kedua hal tersebut dengan baik
  • Punya kesibukan lain di luar sana (jadi rumah gue itu terlihat bukan sebagai aktivitas yang diprioritaskan, padahal gue kalau urusan duit mah nyetor mulu da sesuai kesepakatan, malu keles ngutang-ngutang)
  • Serta kalau ngomong itu asbun, yang dijawab hampir selalu ga nyambung sama yang ditanya (jadi baru mau nanya konfirmasi aja udah keburu kesel, wkwkwkwk).

To be fair : material yang dipilih itu oke punya dan ga tipikal ngoplos-ngoplos gitu.

Tapi ya kebayang kan.. Meski materialnya oke tapi kalau eksekusinya ampas ya ampas aja.

Arsiteknya sampai merasa bersalah ke gue karena ternyata developer kenalannya kok ya seampas itu..

-------------------------------------------

Sependek yang gue tau, developer ini sedang ada project bikin perumahan di Ciherang (Kab. Bogor), Tangerang Selatan, dan Bandung.

In case you find out that rumah yang lu incer adalah dari developer yang gue maksud, better find another place. (Or maybe your future business partner, siapa tau mau bangun apa gitu kan.. Better find another partner). Or maybe orang-orangnya udah tobat bekerja secara ngasal? wkwkwk, (who knows..) titip sampaikan aja dia masih punya hutang berupa kerugian non-material dengan gue.


Spill nama developernya?

Of course.

PT Bumi Sangkuriang Siliwangi


Hint :

Direkturnya bentukannya kayak orang soleh rajin solat karena di jidatnya ada tanda bekas sujud (INGAT!! Rajin solat ga menjamin seseorang itu soleh dan berakhlak baik yes) jadi bukan ga mungkin lu akan merasa everything will be okay (ya kayak gue pas awalnya aja). Padahal aslinya mah hesyemeleh.

Kalau versi pengalaman gue dan Ari selama otw 8 bulan ini, direkturnya bahkan sudah mengantongi 3 ciri munafik yang ada di hadist rasul (berkata bohong, berjanji tapi ingkar, jika dipercaya dia berkhianat) hanya dalam waktu 3-4 bulan.

Spill nama direkturnya? In case dia punya bisnis lain.

Oh tentu saja..

Tapi gue perlu disclaimer (lagi)..

Terakhir kali gue googling sih ada artikel tentang si direktur ini, gelarnya adalah pengamat budaya Banten. Ya mungkin memang aktivitasnya sebagai pengamat budaya lebih capable dan layak 'dipajang', who knows (and who cares?!), yang jelas kemampuannya sebagai developer sih ga sebagus isi di artikel tersebut.

Nama direkturnya adalah :

TB Saptani Suria

or in longer and more complete academic degree way, Tubagus Saptani Suria, SE., ME.


Saat post ini diturunkan, masih rame berita VA yang meninggal bersama suaminya karena kecelakaan di jalan tol Jombang. Nama supirnya yang dijadikan tersangka juga ada Tubagus-nya. Ada apa ini dengan nama Tubagus?

-_________-"

Dahmudahan Tubagus-Tubagus lain sisanya di dunia pada bener deh ya..


Mau tau detail ke-zonk-an rumah yang gue bikin pakai developer tersebut? Atau keampasan direkturnya? Please put your email in the comment below or ask me through dm ig @dilahoy

Semoga kalau ada pembaca yang mau bangun rumah, prosesnya dilancarkan serta dijauhkan dari kekampretan-kekampretan duniawi seperti developer yang ga ikutan antre otak pas masih di alam ruh atau tukang-tukang yang nilep/ga bisaeun ngitung kebutuhan material (ini pengalaman temen gue soalnya). Aamiin.

Thank you :)