Selasa, 18 Oktober 2011

Rindu Bogor

Adakah yang merasa rindu?
Rindu pada Kota Bogor di masa lalu, Kota Bogor di masa kanak-kanak dahulu. Meskipun baru beberapa belas tahun berselang, tetapi rasanya banyak banget perbedaan yang ada.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu pada hujan yang selalu menyapa hari. Saat payung menjadi must bring item dan penunggu tas sejati. Sendal jepit pun sering dibawa ke sekolah untuk antisipasi sebelum sepatu basah.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu pada kabut yang kini sudah susah ditemui. Paling-paling bisa dilihat setelah hujan yang sangaaaaaat deras di sekitar Kebun Raya atau Kampus IPB dramaga.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu bermain di Kebun Raya. Berlari lepas di taman yang dekat pintu keluar Pangrango Plaza. Berjalan perlahan di jembatan warna merah yang bergoyang-goyang horor itu. Melewati Gedung Sembilan yang bisa dilihat dari Jalan Bangka. Ke tempat yang banyak kaktusnya, yang dari situ bisa terlihat secuil atap Pasar Bogor. Rumah Anggrek. Taman Sudjana Kasan yang terlihat dari jalan raya di atas Lapangan Sempur.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu mengelus-elus dan memberi makan rusa yang ada di halaman Istana Bogor dengan wortel yang dijual di pinggir jalan. Naik delman di Pasar Bogor. Sok-sokan ngasih makan kelinci yang dijual di seberang Pasar Bogor padahal mah ujung-ujungnya ga beli. Lari pagi mengitari Kebun Raya setiap Minggu pagi. Bermain di Taman Kencana. Kapuk randu yang berguguran di halaman IPB dekat Tugu Kujang.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu Museum Zoologi di Jalan Juanda, dengan rangka paus gede banget yang memesona. Museum Etnobotani di samping Jalan Kantor Batu. Museum Perjuangan di Jalan Kartini. Museum Peta di Air Mancur dengan segala diorama-dioramanya yang ada. Taman Makam pahlawan di Dreded.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu berjalan sepanjang Surya Kencana yang entah kenapa barang-barangnya murah banget. Bogor tempo dulu di sekitar Jalan Pangrango.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu berlarian di Lapangan Sempur pada Minggu pagi. Lalu berjalan ke arah belakang, naik tangga yang dulu terasa banyaaaaaak banget menuju Taman Peranginan. Selanjutnya menyeberang jalan dan membeli kue di Bogor Permai.

Adakah yang merasa rindu?
Roti Unyil Venus. Es Sekoteng di Sawojajar. Mie bakso Apollo di Pasar Anyar. Es doger di samping IPB D3. Mie ayam di Taman Kencana. Bubur ayam yang pake tahu di samping Pasar Bogor.
(mohon maaf jika paragraf di atas jadi seperti program wisata kuliner)

Adakah yang merasa rindu?
Rindu ke Taman safari. Menikmati dinginnya Puncak, yang kini sepertinya sudah tak sedingin dulu.

Adakah yang merasa rindu?
Rindu memanjat pohon serta bermain di pematang sawah dan sungai jernih. Kini saya tak tahu bagaimana nasib sawah di belakang kompleks rumah. Sedangkan sungai di belakang rumah? Bahkan untuk ke halaman belakang dan melihat sungai rasanya tak sempat.


Apakah seluruh hal itu masih ada?

Jika tidak, apa karena para orang tua sekarang lebih memilih membelikan anak-anaknya PS dan komik, hingga anak-anak mereka tidak merasakan kesenangan masa kecil mereka dahulu. Atau lebih memilih membawa anaknya ke mall?

Jika ternyata masih, apakah saya yang salah? Hujan-hujanan takkan sakit, palingan cuma buku SD yang basah, tapi itu sih dulu. Mungkin sekarang pun tetap takkan sakit, tapi saya ga mau hujan-hujanan sekarang. Nanti hape gimana? Laptop gimana? Buku les ini-itu nanti basah..

Hhhhhhhhhh..
Hidup ini yang semakin lama semakin tak ramah membuat saya tanpa sadar membiarkan kenangan manis masa kecil terkikis perlahan.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

itu tempat-tempat apaaaa... -___-''
gw udah sebelas tahun tinggal di kota bogor tapi gak bisa sehafal itu.. -____-''
oke, gw sadar kalau gw gak pernah jalan-jalan sampai ke tempat yang sedetil itu selama di bogor. heuuu..

iya siah, kalau dipikir-pikir bocah zaman sekarang tuh sedih ya, hidupnya cuma buat OL, main PS, hape, atau game di Laptop atau PC. kayanya mereka pun udah makin males kalau disuruh main permainan yang rada barbar kaya cing benteng, petak umpet, atau apalah yang menuntut harus lari-lari secara brutal. jalan-jalan pun pilihannya tinggal Mall doang. kalau disuruh milih ke tempat lain pun kayanya mereka juga udah males gitu. kasian ya mereka gak ngerasain main-main di sawah atau sekedar jalan-jalan menikmati keindahan alam. kasian.

untung kita masih bisa ngerasain masa kecil yg kaya barbar yah.. waktu gw kelas satu SD, saat rumah masih di tanah abang, gw masih sering main ke lapangan kosong kaya savana cuma untuk cari tebu untuk dikunyah (karena batang tebu gak bisa dimakan) di tempat. Sekarang tempat itu udah jadi JCC. -___-''

(maaf kalau komen gw jadi kaya postingan)

Dila.Dila mengatakan...

untuk yang paragraf 2, iya banget ceeeeeeeng..

lu SD bukannya sebelum Mesir Kuno bikin piramid ya? :p

Anonim mengatakan...

lu aja sana bikin piramid.

Dila.Dila mengatakan...

piss, chenk :D

Mochamad Mahendra Putra mengatakan...

Wah rekomendasi tempat yg bagus buat ngehabisin aktivitas di bulan Desember nanti hehe,,,

Dila.Dila mengatakan...

boleh.. boleh..
alhamdulillah yaaah, bermanfaat :)